wamlnAvatar border
TS
wamln
Ridwan Kamil Dinilai Manfaatkan KAA untuk Pencitraan

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat menyapa warganya di sela gelaran Konferensi
Tingkat Tinggi Asia-Afrika di Bandung, Jumat (24/4). (CNN Indonesia/ Gilang Fauzi)


Jakarta, CNN Indonesia-- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dinilai memanfaatkan Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai ajang pencitraan politik dirinya. Beberapa pengamat menilai KAA dapat menjadi batu loncatan Ridwan melangkah ke jenjang politik yang lebih tinggi.

Direktur Cyrus Network Hasan Nisbi berpendapat pria yang sukses membangun karier sebagai arsitek tersebut sengaja menjadikan KAA sebagai panggung politik. Menurut pendapatnya, Ridwan memanfaatkan ajang internasional itu untuk menaikkan tingkat popularitasnya di mata publik.

"Foto yang diunggah Ridwan ke media sosialnya misalnya, memperlihatkan beberapa tokoh nasional fokus memperhatikannya, seolah-olah Ridwan sedang memberikan arahan kepada mereka," ujar Hasan di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (6/5).

Foto yang dimaksud Hasan adalah potret yang mengabadikan momen gladi bersih KAA. Pada foto itu Ridwan terlihat tengah memberikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Hasan berkata, jenjang karier Ridwan selanjutnya di kancah perpolitikan tentu saja bukanlah pemilihan presiden. Karena wilayah yang dia pimpin saat ini merupakan kota, maka level berikutnya bagi Ridwan adalah bertarung di pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang.

Dalam jajak pendapat Cyrus Network tentang tokoh-tokoh yang memiliki peluang memenangkan Pilgub DKI Jakarta tahun 2017, nama Ridwan berada di urutan teratas. Ia bersaing ketat dengan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani.

Membandingkan Ridwan dengan Ahok, peneliti Center for Strategic and International Studies Philips Vermonte mengatakan, keduanya sama-sama memilki kelebihan dan kekurangan.

Sebagai arsitek, Ridwan unggul dalam program tata kota. Masifnya pembangunan taman dan ruang terbuka hijau di Kota Kembang tidak dapat disamai Ahok di ibukota.

"Aspek tata kota Ahok terbengkalai karena dia fokus menangani urusan politik birokratis yang menurutnya merupakan akar permasalahan Jakarta. Ini berbeda dengan Ridwan yang berlatarbelakang arsitek," kata Philips.

Meski demikian Philips menuturkan Ridwan tidak begitu lihai dalam urusan perpolitikan dan birokrasi. "Dia menyerahkan urusan politik pada wakilnya," ucap Philips.

Memimpin Kota Bandung merupakan pengalaman pertama Ridwan dalam kancah perpolitikan. Sebelumnya, ia banyak bergiat di bidang arsitektur. Saat terpilih pada tahun 2013, Ridwan berpasangan dengan Oded Muhamad Danial. Saat itu keduanya diusung Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra.

Hasil perhitungan suara yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung, Ridwan dan Oded memperoleh 45,24 persen suara. Mereka unggul jauh atas pasangan-pasangan lain. Lawan terberat mereka adalah Edi Siswandi dan Erwan Setiawan. Calon yang diusung Partai Demokrat, Partai Hanura, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Bulan Bintang ini meraup hanya 17,67 persen suara. (utd)


***


Nih pengamat kayanya trauma sama kejadian yang dulu. IYKWIM emoticon-Malu (S)

Bakal jadi preseden buruk ke depannya kalau tiap pemimpin daerah yang bener-bener kerja dicap sebagai pencitraan.

0
9.8K
146
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan