TS
winatamuda
Kehilangan
Agan-agan - sista-sista yang budiman
Ane mau menulis sedikit curhatan ane, ane mengalami hal yang namanya diselingkuhin sama pacar ane dulu, hingga akhirnya kita putus juga. ternyata selama ane sama dia mencoba meperbaiki hubungan disaat itu juga dia masih setia dalam selingkuh. sampai beberapa waktu terahir ane dikecewain kembali, setelah si doi bilang serius mau balikan lagi sama ane, ane mengiyakan dan membuka diri, namun karna cekcok kecil si Doi malah bilang ga mau balikan dan memilih pacaran lagi sama orang lain. ane ga paham harus gimana, malah sekarang si Doi ga perduli dengan kesahatan ane, malah terus mencaci ane, menghina ane, bahkan terus nyakitin perasaan ane.
ini SC hasil chating sama doi semalem :
ane ga tampilin sebagaian karna sangat private
ane udah empat bulan menahan diri menunggu dia mau kembali sama ane, ane harus manis menonton mereka pacaran, sekarang saat ane sudah senang akan kembali, dia malah nyalahin ane dan ga mau kembali
padahal ane udah kasih penjelasan mendetail kenapa ane sempet marah-marah ke doi.
"
cuman dasar cewek, sekecil ap pun kesalahan yang menimpanya ga mampu mengingatkan kesalahan dirinya sendiri yang besar kepada orang lain.
"
ane merasa doi adalah belahan jiwa ane, cinta ane begitu tulus buat si doi. sampe-sampe ane melukis dirinya dalam buku gambar diary ane.
dan ane membuatkan sajak buat si Doi :
sampai sekarang si doi masih belum bisa melihat keseriusan ane, ane mesti gimana gan?
ane mencoba bangkit, ane pun ingin seperti itu, tapi ane cinta banget sama doi.
[BERSAMBUNG]
Ane mau menulis sedikit curhatan ane, ane mengalami hal yang namanya diselingkuhin sama pacar ane dulu, hingga akhirnya kita putus juga. ternyata selama ane sama dia mencoba meperbaiki hubungan disaat itu juga dia masih setia dalam selingkuh. sampai beberapa waktu terahir ane dikecewain kembali, setelah si doi bilang serius mau balikan lagi sama ane, ane mengiyakan dan membuka diri, namun karna cekcok kecil si Doi malah bilang ga mau balikan dan memilih pacaran lagi sama orang lain. ane ga paham harus gimana, malah sekarang si Doi ga perduli dengan kesahatan ane, malah terus mencaci ane, menghina ane, bahkan terus nyakitin perasaan ane.
ini SC hasil chating sama doi semalem :
ane ga tampilin sebagaian karna sangat private
Spoiler for Chat Pertama:
Spoiler for Chat Kedua:
Spoiler for Chat Ketiga:
ane udah empat bulan menahan diri menunggu dia mau kembali sama ane, ane harus manis menonton mereka pacaran, sekarang saat ane sudah senang akan kembali, dia malah nyalahin ane dan ga mau kembali
padahal ane udah kasih penjelasan mendetail kenapa ane sempet marah-marah ke doi.
"
cuman dasar cewek, sekecil ap pun kesalahan yang menimpanya ga mampu mengingatkan kesalahan dirinya sendiri yang besar kepada orang lain.
"
ane merasa doi adalah belahan jiwa ane, cinta ane begitu tulus buat si doi. sampe-sampe ane melukis dirinya dalam buku gambar diary ane.
dan ane membuatkan sajak buat si Doi :
Spoiler for Sajak:
Jika suatu hari kau baca puisi ini, kau akan sadar betapa hancurnya menjadi diriku,
karna sekuat2 aku mempertahankan ini semua, maka sekuat2 kamu melepas ini semua.
Aku bukan menyerah, tapi kau selalu menyepelekan usahaku.
- P A L S U -
hatiku memang pisau, kekasih.
maka memohonlah pada musim agar hatimu
jangan sampai jatuh di ujung hatiku lagi
aku memulai semua ini dari pernyataanmu malam itu. Entah mengapa ucapanmu yang tidak lebih dari tujuh belas kata itu terus saja memerihkan hatiku. Padahal pernyataanmu itu kau lontarkan sudah puluhan purnama berganti. Aku begini, bukan tidak berusaha mengeringkan lukaku.
Bukan berarti menepis takdir yang telah digariskan. Aku begini karena aku benar-benar tidak tahu mengapa aku seperti ini.
Aku masih ingat benar bagaimana kau membuatku tersanjung.
Kau bilang “Aku adalah Pria, satu-satunya”.
Kini, “Tentu saja satu-satunya, tapi satu-satunya di hadapanmu. Bukan di hatimu”.
Lalu, air mataku melaut hingga mengesankan aku pria cengeng.
"adalah aku seorang perempuan
yang sempat membuahi cintamu
pada senja palsu nun bisu
maka adalah kau seorang pria
yang sekarang aku tinggalkan"
masih bersama malam ranum, aku kembali melautkan air mataku ketika mataku menangkap dua bait sajakmu. Aku begini bukan karena rindu.
Bukan pula karena kau sempat menjadi perempuanku.
Aku begini karena lagi-lagi aku belum mengerti mengapa aku seperti ini.
“Aku sadar hanya namamu
hanya nama mu yang bisa ku ingat,
aku akan melepas semuanya untuk kembali!”
membaca sajakmu itu tentu saja membuatku tersanjung. Timbul kebahagiaan karena ternyata kau mencintaiku sedemikian dalam. Tidak cukup sampai disitu, sajak-sajakmu yang lain makin menggerus hatiku hingga akhirnya kau berhasil meluluhkannya.
Awalnya, aku memuja sajakmu seumpama kitabku. Sebab dari sajak-sajakmu aku belajar mencintaimu kembali.
Di pertengahan musim basah:
"jangan menangis
sebab telah berulang kali aku katakan
pada bait-bait puisi yang kupersembahkan :
kau hanya pelipur lara, sayang"
Dengan tegas kau nyatakan hal itu padaku untuk mengakhiri kisahmu sendiri!
*
Dari Diriku yang begitu sakit dan hancur
mencoba bangkit dengan tertatih tatih
karna sekuat2 aku mempertahankan ini semua, maka sekuat2 kamu melepas ini semua.
Aku bukan menyerah, tapi kau selalu menyepelekan usahaku.
- P A L S U -
hatiku memang pisau, kekasih.
maka memohonlah pada musim agar hatimu
jangan sampai jatuh di ujung hatiku lagi
aku memulai semua ini dari pernyataanmu malam itu. Entah mengapa ucapanmu yang tidak lebih dari tujuh belas kata itu terus saja memerihkan hatiku. Padahal pernyataanmu itu kau lontarkan sudah puluhan purnama berganti. Aku begini, bukan tidak berusaha mengeringkan lukaku.
Bukan berarti menepis takdir yang telah digariskan. Aku begini karena aku benar-benar tidak tahu mengapa aku seperti ini.
Aku masih ingat benar bagaimana kau membuatku tersanjung.
Kau bilang “Aku adalah Pria, satu-satunya”.
Kini, “Tentu saja satu-satunya, tapi satu-satunya di hadapanmu. Bukan di hatimu”.
Lalu, air mataku melaut hingga mengesankan aku pria cengeng.
"adalah aku seorang perempuan
yang sempat membuahi cintamu
pada senja palsu nun bisu
maka adalah kau seorang pria
yang sekarang aku tinggalkan"
masih bersama malam ranum, aku kembali melautkan air mataku ketika mataku menangkap dua bait sajakmu. Aku begini bukan karena rindu.
Bukan pula karena kau sempat menjadi perempuanku.
Aku begini karena lagi-lagi aku belum mengerti mengapa aku seperti ini.
“Aku sadar hanya namamu
hanya nama mu yang bisa ku ingat,
aku akan melepas semuanya untuk kembali!”
membaca sajakmu itu tentu saja membuatku tersanjung. Timbul kebahagiaan karena ternyata kau mencintaiku sedemikian dalam. Tidak cukup sampai disitu, sajak-sajakmu yang lain makin menggerus hatiku hingga akhirnya kau berhasil meluluhkannya.
Awalnya, aku memuja sajakmu seumpama kitabku. Sebab dari sajak-sajakmu aku belajar mencintaimu kembali.
Di pertengahan musim basah:
"jangan menangis
sebab telah berulang kali aku katakan
pada bait-bait puisi yang kupersembahkan :
kau hanya pelipur lara, sayang"
Dengan tegas kau nyatakan hal itu padaku untuk mengakhiri kisahmu sendiri!
*
Dari Diriku yang begitu sakit dan hancur
mencoba bangkit dengan tertatih tatih
sampai sekarang si doi masih belum bisa melihat keseriusan ane, ane mesti gimana gan?
ane mencoba bangkit, ane pun ingin seperti itu, tapi ane cinta banget sama doi.
[BERSAMBUNG]
anasabila memberi reputasi
1
2.2K
11
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan