coconut.fieldAvatar border
TS
coconut.field
[Gak Beretika] CEO XL: Kita yang Bangun, Mereka yang Dapat Uang
JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemain Over The Top (OTT) atau penyedia layanan online populer seperti jejaring sosial, mesin pencari, hingga instant messenger dianggap mengeruk untung lewat internet Indonesia tanpa mengeluarkan sejumlah besar investasi untuk membangun jaringan.

Keadaan yang kurang berimbang ini menjadi uneg-uneg yang diutarakan oleh operator seluler Indonesia kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Kerja, Rudiantara.

“Masak, kita yang bangun (jaringan) tapi mereka yang dapat uang. Kalau kita tidak invest kan OTT juga tidak dapat akses,” keluh Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi ketika berbicara dalam Forum Indotelko di Balai Kartini, Jakarta (11/12/2014).

Menurut Hasnul, OTT mengambil keuntungan dari aneka konten yang disalurkan melalui jaringan yang dibangun oleh operator seluler. Caranya bisa bermacam-macam. Hasnul mencontohkan mesin pencari Google yang menawarkan hasil pencarian berbayar.

“Kalau Anda searching ‘baju muslim’ di Google, misalnya, yang muncul di urutan-urutan teratas itu adalah mereka yang membayar sejumlah uang ke Google,” kata Hasnul.

Untuk menyiasati OTT, Hasnul mengatakan pihaknya menyisipkan interstitial ads alias iklan serobot. Tetapi cara ini diprotes banyak pihak lantaran mengalihkan alamat IP OTT yang dituju oleh pengguna internet ke laman iklan.

“Padahal kami yang bikin jalan segala macam, eh pasang iklan malah dimarahi. Itu Google tidak dimarahi,” lanjut Hasnul.

Menanggapi keluhan operator seluler, Rudiantara menawarkan untuk melakukan mediasi ke praktisi OTT, seperti Google, Facebook, Path, dan lainnya. Tetapi dia menambahkan bahwa keluhan operator seluler harus didampingi dengan data-data riil soal penggunaan jaringan oleh OTT, misalnya soal mana saja yang memiliki trafik atau konsumsi bandwidth besar.

“Go by the numbers, cek secepatnya. Tolong kumpulkan semua data, nanti saya eksekusi,” ujar Rudiantara. “Mudah-mudahan nanti sebelum Maret 2015 sudah tidak ada lagi cerita soal OTT ini lah.”

Adapun soal iklan serobot, Rudiantara menyerahkan ke Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk melakukan mediasi antara operator seluler dengan pihak-pihak yang merasa dirugikan.

sumur

Dari pola pikirnya aja ane tau ini CEO gak punya etika bisnis. Kan dia udah dapet profit dari pembangunan jaringannya. Pelanggan bayar pulsa untuk bisa mengakses jasa OTT. Kalo emang tertarik sama kuenya OTT, ya bikin OTT kompetitor dong, jangan main bajak mentang2 yang punya jaringan.

Analoginya, Jasa Marga bangun jalan tol. Maka arus kargo jadi lancar dan perusahaan kargo macem DHL, JNE, dll dapet cuan. Jasa Marga tertarik untuk ambil porsi dalam bisnis kargo tersebut. Tapi, alih-alih bikin perusahaan kargo sendiri, Jasa Marga nyetopin mobil2 kontainer yang lewat, trus ngangkutin barang2nya ke mobil boxnya sendiri... kan gak sopan itu namanya...
Diubah oleh coconut.field 12-12-2014 22:00
0
4.6K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan