- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pantesan bajaj oranye masih banyak di jakarta, ini gan alesannya...
TS
ThomasSinaga
Pantesan bajaj oranye masih banyak di jakarta, ini gan alesannya...
Quote:
Sulitnya Melukis Jingga Menjadi Biru
CELETUKAN ini akrab di telinga warga Jakarta saat melihat angkutan bajaj berwarna jingga yang ugal-ugalan: “Hanya Tuhan dan supirnya yang tahu kapan bajaj berbelok.” Maklum, moda transportasi roda tiga itu sebagian besar tanpa lampu rem dan lampu sen, sehingga banyak pemakai jalan yang mengelus dada ketika berhadapan dengannya.
Kendati bersuara bising dengan kepulan asap hitam dari saluran gas buangnya, masih banyak warga yang menggunakan jasa angkutan bermesin dua tak tersebut. Bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan dan wilayah-wilayah padat ibu kota yang sulit dilalui kendaraan roda empat.
Pada 2006 lalu, Gubernur Sutiyoso menggagas peluncuran bajaj berbahan bakar gas (BBG) yang berwarna biru untuk menggantikan bajaj jingga berbahan bakar bensin. Namun, hingga Basuki Tjahaja Purnama memimpin Jakarta, program ini bagai jalan di tempat.
Tak semudah membalikkan telapak tangan, memang, menggusur si jingga. Salah satu pemilik bajaj asal Jakarta Timur, Wartika Saputra mengatakan, ongkos yang harus dikeluarkan untuk meremajakan dari jingga menjadi biru sebesar Rp77 juta. “Nggak punya duit saya,” ujarnya.
Padahal, lanjutnya, harga jual bajaj biru di negara asalnya, India, hanya USD2.024 atau senilai Rp24,2 juta. Pria 61 tahun itu berhitung, jika ditambahkan bea masuk impor dan pajak kendaraan bermotor, sejatinya bajaj biru bisa dilego sekitar Rp55 juta. “Itu juga sudah untung,” imbuhnya.
Wartika lantas membandingkan dengan harga bajaj biru pada 2006. Saat itu, bajaj biru di jual di Indonesia dengan harga hanya Rp 33 juta per unit. Waktu itu di India harganya hanya USD1.800 atau sekitar Rp16,3 juta (kurs Rp9.096 per USD). Inilah yang membuatnya enggan meremajakan bajaj.
bajaj_1563Kondisi demikian membuat Ketua Koperasi Bajaj Sehati Marsima Goeltom melirik bajaj asal Negeri Tirai Bambu. “Bajaj buatan China jauh lebih murah. Satu unitnya cuma Rp18 Juta,” katanya.
Anas, yang mengaku punya usaha bajaj hasil warisan mertua, mengatakan, mahalnya bajaj biru karena kendaraan tersebut masih saja masuk kategori barang mewah. Dus, proses pengiriman barang ke tangan konsumen sangat lambat, hingga dua tahun, biarpun sudah bayar lunas. “Lebih cepat beli mobil Lamborghini yang kayak Syahrini,” keluhnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Muhammad Akbar menyilahkan para pemilik bajaj untuk berhubungan langsung dengan produsen dan distributor untuk menekan harga jual. Saat ini, untuk membeli bajaj biru, pengusaha mesti melalui koperasi atau operator. Tak pelak, harganya mahal.
“Pengusaha bajaj dapat menghubungi langsung produsen dan distributor bajaj. Ini bisa menekan harga jual. Silahkan memilih merek bajaj yang diinginkan, jadi tidak terbatas pada satu merek saja,” ujarnya.
Akbar mengakui bahwa harga jual yang tinggi memperlambat proses peremajaan bajaj. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan selambat-lambatnya pada akhir 2016, bajaj jingga yang berjumlah 8.000 unit sudah lenyap di semua wilayah ibu kota.
CELETUKAN ini akrab di telinga warga Jakarta saat melihat angkutan bajaj berwarna jingga yang ugal-ugalan: “Hanya Tuhan dan supirnya yang tahu kapan bajaj berbelok.” Maklum, moda transportasi roda tiga itu sebagian besar tanpa lampu rem dan lampu sen, sehingga banyak pemakai jalan yang mengelus dada ketika berhadapan dengannya.
Kendati bersuara bising dengan kepulan asap hitam dari saluran gas buangnya, masih banyak warga yang menggunakan jasa angkutan bermesin dua tak tersebut. Bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan dan wilayah-wilayah padat ibu kota yang sulit dilalui kendaraan roda empat.
Pada 2006 lalu, Gubernur Sutiyoso menggagas peluncuran bajaj berbahan bakar gas (BBG) yang berwarna biru untuk menggantikan bajaj jingga berbahan bakar bensin. Namun, hingga Basuki Tjahaja Purnama memimpin Jakarta, program ini bagai jalan di tempat.
Tak semudah membalikkan telapak tangan, memang, menggusur si jingga. Salah satu pemilik bajaj asal Jakarta Timur, Wartika Saputra mengatakan, ongkos yang harus dikeluarkan untuk meremajakan dari jingga menjadi biru sebesar Rp77 juta. “Nggak punya duit saya,” ujarnya.
Padahal, lanjutnya, harga jual bajaj biru di negara asalnya, India, hanya USD2.024 atau senilai Rp24,2 juta. Pria 61 tahun itu berhitung, jika ditambahkan bea masuk impor dan pajak kendaraan bermotor, sejatinya bajaj biru bisa dilego sekitar Rp55 juta. “Itu juga sudah untung,” imbuhnya.
Wartika lantas membandingkan dengan harga bajaj biru pada 2006. Saat itu, bajaj biru di jual di Indonesia dengan harga hanya Rp 33 juta per unit. Waktu itu di India harganya hanya USD1.800 atau sekitar Rp16,3 juta (kurs Rp9.096 per USD). Inilah yang membuatnya enggan meremajakan bajaj.
bajaj_1563Kondisi demikian membuat Ketua Koperasi Bajaj Sehati Marsima Goeltom melirik bajaj asal Negeri Tirai Bambu. “Bajaj buatan China jauh lebih murah. Satu unitnya cuma Rp18 Juta,” katanya.
Anas, yang mengaku punya usaha bajaj hasil warisan mertua, mengatakan, mahalnya bajaj biru karena kendaraan tersebut masih saja masuk kategori barang mewah. Dus, proses pengiriman barang ke tangan konsumen sangat lambat, hingga dua tahun, biarpun sudah bayar lunas. “Lebih cepat beli mobil Lamborghini yang kayak Syahrini,” keluhnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Muhammad Akbar menyilahkan para pemilik bajaj untuk berhubungan langsung dengan produsen dan distributor untuk menekan harga jual. Saat ini, untuk membeli bajaj biru, pengusaha mesti melalui koperasi atau operator. Tak pelak, harganya mahal.
“Pengusaha bajaj dapat menghubungi langsung produsen dan distributor bajaj. Ini bisa menekan harga jual. Silahkan memilih merek bajaj yang diinginkan, jadi tidak terbatas pada satu merek saja,” ujarnya.
Akbar mengakui bahwa harga jual yang tinggi memperlambat proses peremajaan bajaj. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan selambat-lambatnya pada akhir 2016, bajaj jingga yang berjumlah 8.000 unit sudah lenyap di semua wilayah ibu kota.
Sumber:
http://www.jakartareview.co/2014/11/...-menjadi-biru/
0
7.1K
Kutip
37
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan