Ini kronologi penangkapan tukang tusuk sate yang hina Jokowi
Gara-gara memposting foto yang menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi), seorang pemuda yang bekerja sebagai penusuk sate, Muhamad Arsyad alias Imen, ditangkap lalu ditahan di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Sebelum ditangkap, empat orang anggota polisi telah memantau lingkungan tempat Arsyad tinggal.
Mursida ibu Arsad mengatakan, sehari sebelum ditangkap ada dua orang berbadan besar yang memantau rumahnya yang berada jalan Haji Jum RT 9 RW 1, Kampung, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Bahkan dua anggota polisi tersebut sempat bertanya pada dirinya dimana Warung Intenet (Warnet) di daerah rumahnya.
"Ada dua orang nanya sama, saya warnet di sini dimana yah, saya unjukin warnetnya. Udah setelah itu mereka pergi," kata Mursida kepada merdeka.com, Selasa (29/10).
Mursida melanjutkan, sehari setelah itu empat orang anggota polisi yang mengaku dari Mabes Polri merangsek masuk ke rumah kontrakanya yang berada di pinggir kali Cipinang. Empat orang tersebut pun mengaku telah membuntuti Arsyad alias Imen.
"Empat orang dateng ke saya, bilang Imen mana Imen! Tadi saya lihat dia masuk ke rumah sini," kata Mursida menirukan ucapan anggota polisi tersebut.
"Saya bilang bapak darimana, anak saya nggak ada dirumah dia lagi jemput adiknya sekolah," jelas Mursida.
Tak percaya dengan perkataan tersebut, satu orang polisi langsung masuk ke dalam rumah dan menangkap Imen yang sedang tidur di ruang belakang. Imen pun dibawa ke dalam mobil.
"Pas ditangkap, satu orang polisi bilang anak ibu saya tangkap, dia ngejelasin katanya punya masalah. Terus dia ngeluarin surat penangkapan untuk saya tandatangani," paparnya.
Mursida yang mengaku tak bisa baca tulis, menolak untuk menandatangani surat penangkapan tersebut. Namun demikian anggota Mabes Polri tersebut pun meminta agar Mursida memberikan coretan di surat penangkapan.
"Saya bilang saya nggak bisa nulis, saya bisa cuma nulis nama saya doang. Karena dipaksa saya akhirnya tulis surat penangkapannya," jelasnya.
Usai menulis nama di surat penangkapan, polisi pun langsung membawa Imen ke Mobil dan dibawa ke Mabes Polri. Mursida yang tak terima dengan penangkapan tersebut pun mencoba melawan dan menghalangi polisi.
"Ibu tenang aja, ini anak ibu saya lindungi dari banyak orang. Ibu nggak usah khawatir kalau ada apa-apa telepon saya, saya pak Selamet," cerita Mursida.
Mursida mengaku, setelah penangkapan, dia tidak bisa tidur selama dua hari karena memikirkan nasib anak sulungnya. Dia hanya menyerahkan masalah ini sepenuhnya kepada Tuhan.
"Saya cuma bisa berdoa berharap anak saya bisa dibebaskan. Soalnya dia bilang nggak tau apa-apa, cuma ikut-ikutan aja," tandasnya.
SUMBER.......