Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

loetgardAvatar border
TS
loetgard
HATI-HATI!!! PENIPUAN DENGAN MODUS HADIAH ELEKTRONIK!!!
Selamat malam,
saya ingin membagikan pengalaman yang baru saja saya alami tadi (Kamis, 25 September 2014) malam selagi masih segar-segarnya di benak saya hingga membuat saya tidak bisa tidur malam ini karena saya hampir saja kehilangan uang sebesar 6,4 juta rupiah.

Sebelumnya saya mohon maaf karena saya tidak menyertakan bukti apapun yang bisa mendukung cerita ini karena saya bukan orang yang cukup biasa menghadapi kejadian seperti ini dan sampai saat saya menuliskan cerita ini pun, saya masih merasa agak shock dan "parno". Makanya, voucher yang menjadi bukti kejadian ini pun tadi saya buang karena saya tidak ingin mengingatnya lagi.


Kejadiannya terjadi pada saat saya berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di Jakarta berinisial SC.

Saya janjian dengan teman saya untuk pergi ke SC untuk nonton bioskop bareng pada pukul 21.10 malam dan saya tiba di SC sekitar pukul 19.50 karena saya ingin makan dulu sebelum pergi nonton.
Setelah saya memarkirkan motor saya di parkiran motor mall tersebut, saya memasuki area shopping mall melalui pintu sebelah S*v*l dan saya langsung mengirim bbm ke teman saya untuk menanyakan keberadaannya.
Sembari menunggu balasannya, saya pun naik eskalator untuk menuju ke tempat makan yang ingin saya kunjungi.

Begitu saya naik 1 lantai dan menuju ke tempat makan, tidak jauh dari eskalator yang baru saja saya naiki, ada seorang pria setengah baya (mas-mas) yang berdiri menyodorkan sebuah kartu putih seperti kartu nama. Karena saya setengah sibuk memeriksa bbm saya, maka saya ambil saja kartu itu. EH ternyata si mas ini mengikuti saya lalu mulai bertanya, "Ko.. koko punya toko di sini? atau pengunjung?"
Lantas saya jawab bahwa saya hanya pengunjung...
Lalu dia bilang, "Wah kebetulan, kita lagi ada promo bagi-bagi arloji kayak gini *sambil menunjukkan arloji yang dia pake* GRATIS..."
Wahhh... saya pikir lumayan dapet arloji gratis, nanti saya kasih ke siapa gitu yang emang lagi butuh arloji..

Saya ikutilah si mas tersebut ke sebuah toko kecil yang isinya cuma ada 2 sofa kecil (ukuran max. 2 orang) berwarna terang (antara orange atau merah saya lupa) berhadapan, 1 meja kecil di tengah, satu set "home theatre" (TV tempel tembok, DVD player, speaker hitam kurus tinggi 4 buah, dan kompo), dan banyak barang2 elektronik "display" lainnya.

Begitu sampai di toko itu, si mas ini bilang, "Kalau untuk pembelian kita belum bisa ya ko... karena toko ini belum resmi buka, ini cuma promo aja kita bagi2 arloji gratis..."

Lalu kami duduklah di sofa itu, dan si mas nya mulai mengeluarkan kertas "formulir" begitu ke atas meja dan dia meminta KTP saya untuk "pendataan". Dia sempat mengajak saya bersalaman dan menyebutkan namanya, tapi saya lupa namanya siapa. (Sebut saja Anu)
Di belakang saya pun ada satu orang mas-mas juga yang sedang sibuk ngobrol sama "pelanggan lain" yang "ceritanya" sih dapet hadiah juga sama kayak saya.
Sampai tahap ini saya belum ada rasa curiga sama sekali bahwa ini adalah modus penipuan.

Kebetulan teman saya sudah membalas bbm saya mengabari soal keberadaannya, lantas saya kasih tau dia kalo saya lagi mau dapet arloji di lantai *FC.
Tidak lama berselang, datang lagi seorang perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan nama "Pegawai sini...". (Sebut saja Bunga)
Dari sini saya sudah merasa agak janggal dan was-was supaya saya tidak kena tipu atau sampai kena hipnotis.

Kemudian mereka berdua mulai aktif menanyakan soal tempat tinggal saya, pekerjaan saya, bahkan sampai ke ras saya dan agama.
Lalu si mas Anu menanyakan nomor telpon saya, dan saya sebutkan saja nomor "karangan" saya.
Nah... yang aneh, pada saat menuliskan nomor telepon, formulir itu seperti tidak memiliki kolom yang cukup untuk menuliskannya. Jadi, si mas Anu ini menuliskan nomor telpon saya tepat di sebelah nama saya seperti itu adalah nama belakang saya dan cara menuliskannya pun agak aneh, kira-kira seperti ini :
.......(nama saya)... 08 | 8 <---kolom tanda tangan
.................571234567 | (padahal no hp saya 085712345678)

(Saya mikir, kalo emang ada promo begini dan SOP nya bagus, seharusnya formulirnya lebih rapi dong dan setidaknya harusnya ada satu kolom khusus untuk nomor telpon...)


Saya sudah merasa semakin janggal dan mulai agak panik, saya langsung bbm teman saya supaya dia cepat datang ke situ, tapi saya pun tidak bisa melihat ke toko-toko sekitar karena dihalangi oleh x-banner mereka dan barang-barang display mereka.
Dan setelah mencoba agak susah payah, akhirnya saya berhasil melihat satu nama toko yang letaknya persis berseberangan dengan tempat itu, tapi saya tetap tidak bisa mengetahui di blok apa saya berada karena ketutupan sama sekali. Langsung saja saya kasih tau teman saya nama toko itu.

Kemudian datang satu orang lagi mas-mas yang juga memperkenalkan dirinya sebagai "Pegawai sini" (sebut saja Cabe)
Lalu setelah mas Anu selesai menuliskan formulir, dia menjelaskan bahwa cara promonya adalah "penarikan voucher undian" sambil menyodorkan satu gepok voucher berwarna putih gradasi abu-abu dengan garis2 hitam melengkung.

Lantas, saya ambil satu voucher itu dan saya kasih ke mas Anu lagi.
Lalu, si mas Anu meminta saya menandatangani formulir tadi sambil si mbak Bunga menjelaskan soal home theatre yang ada di sebelah kami dengan segala fitur kerennya.
Pada titik ini saya sudah merasa agak pusing, tapi saya masih bisa fokus dengan formulir itu.

Lalu, setelah saya tanda tangan formulirnya, si mas Anu menyodorkan sebuah "katalog" yang berisi barang elektronik yang mereka jual. Mas Anu bilang, mereka akan mengadakan pameran di Hotel Mulia, Senayan. (Dari sini saya udah semakin merasa janggal dan mikir, masa iya pameran di Hotel Mulia bisa, tapi sewa toko di sini cuma dapet yang sekecil ini dan berantakan begini?)

Setelah itu, si mas Anu menyerahkan voucher yang baru dia buka ke saya supaya saya buka sendiri dan lihat hadiahnya.
Ternyata saya mendapatkan voucher senilai Rp. 500.000,- untuk minimal pembelanjaan 3 juta rupiah.
Si mbak Bunga pun reaksinya agak berlebihan, dia bilang, "Ga ada ah 500 ribu, adanya 50 ribu, masa sih??? koko dapet 500 ribu? ihhhh selamet yaaaaaaa..."
Dari sini saya sudah melihat sekali sandiwara mereka, tinggal saya mencari cara supaya saya bisa keluar dari situ.

Akhirnya saya putuskan saya ikuti dulu sandiwara mereka.
Di samping voucher 500 ribu tersebut, Saya pun mendapatkan 3 produk gratis katanya...
Reaksi mereka pun terlihat semakin berlebihan sampai minta ditraktir segala.
Kemudian, si mbak Bunga mengambil alih tugas si mas Anu yang dari tadi duduk di depan saya.

Si mbak Bunga langsung memeragakan fitur home theatre yang katanya akan jadi milik saya itu. Dia langsung memutar lagu dangdut dengan volume yang agak keras supaya saya bisa menikmati suara speakernya.
Mbak Bunga pun memberikan cap nama toko dan alamatnya di voucher tersebut, tapi yang saya bisa baca hanya nama toko itu, yaitu toko "Pi**zo". (Menurut mbak Bunga, toko ini ada juga di Mal Am**s lantai 3, selantai dengan food court)

Setelah itu, Mbak Bunga pun mengecilkan volume suara speaker dan langsung menelpon "atasannya" dan saya dengar dia bilang begini, "Hallo, Pak... saya tolong konfirmasinya ini ada yang ngambil voucher kok dia dapet 3 produk gratis ya? bukannya cuma satu? iya tadi dia ngambil sendiri vouchernya, bukan dari kami.... oh baik, Pak sebentar..."
Lalu mbak Bunga menyerahkan telponnya ke saya sambil bilang, "Koko boleh tolong ngobrol langsung sama supplier kita? kita ga ada kerja sama soalnya..."
Lantas saya terima telponnya dan begitu saya katakan "Hallo...", si mbak Bunga pun mengeraskan volume speaker lagu dangdutnya, sehingga saya kesulitan mendengar si penelpon ini.

Bersusah payah saya mendengarkan si "supplier" di telepon ini, dia tiba2 menanyakan seperti ini, "Hallo... Bapak tadi mengambil voucher senilai 500 ribu rupiah ya? dan dapet 3 produk gratis? Iya selamat ya, Pak... itu hanya bisa dimenangkan oleh 3 orang saja, Pak, dan Bapak salah satu yang beruntung mendapatkan hadiah itu..."
(Saya langsung mikir, "lahhh si mbaknya kan ga nyebutin nilai voucher 500 ribu.. kok si Bapak ini bisa tau?")

Lalu, si penelpon ini minta telponnya dikembalikan ke PEGAWAINYA dengan kata2, "Telponnya bisa dikembalikan ke pegawai saya ga?"
Lantas saya kembalikan telponnya ke mbak Bunga.
AJAIBNYA... si mbak Bunga ini begitu menerima telponnya, dia mengeraskan volume suara dangdut yang dari tadi memang sudah keras, dia menempelkan telponnya ke kuping sebentar (ga sampe 2 detik) trus dia tiba2 bilang "Ohh hadiah pertamanya aja yang koko boleh milih..."
(Ini mbak hebat banget ya bisa denger kalimat segitu panjang hanya dalam waktu kurang dari 2 detik dengan kondisi ada lagu dangdut disetel keras-keras TEPAT di sebelah kupingnya)

Singkat cerita, saya memenangkan 3 produk dan tiga-tiganya langsung dibawa ke sebelah saya. Dan mereka pun minta saya traktir minuman bubble, dan mereka memaksa saya untuk membayarkan dulu. Lantas saya langsung keluarkan duit 50 ribu dari dompet saya, lalu saya kasih ke mas Anu. Kemudian, mas Anu langsung pergi. Dan pas kembali, dia hanya membawa satu botol teh botol kemasan botol plastik.

Di benak saya hanya ada "Tuhan tolong aku... selamatkan aku dari sini..." sambil saya terus bbm teman saya supaya dia cepat datang ke tempat itu.
Ternyata benar dugaan saya, bahwa ketiga produk tersebut hanya bisa saya bawa pulang jika saya langsung memakai voucher 500 ribu tersebut saat itu juga di tempat itu.
Dan produk yang bisa saya beli dengan menggunakan voucher itu adalah sebuah kompor listrik seharga 6,9 juta.

Lalu si mbak Bunga mulai menuliskan angka-angka perhitungan keuntungan saya dan seterusnya. Dan akhirnya dia meminta saya mengeluarkan kartu kredit untuk digesek sebesar 6,4 juta.
Untungnya, limit kartu kredit saya memang sedang tidak mencukupi dan saya langsung bilang bahwa limit saya sedang tidak mencukupi.

Mendadak ekspresi muka mbak Bunga langsung berubah, dan produk-produk yang sudah saya menangkan di sebelah saya tadi, langsung diambil lagi oleh mas Anu dan mas Cabe.
Si mbak Bunga tetap memaksa dengan menurunkan harganya jadi 3,5 juta dan saya tolak.

Mbak Bunga pun sampai menurunkan harganya sampai ke angka 1 juta, bahkan sampai ke 500 ribu. Tetapi saya tolak terus sampai akhirnya dia "mengusir" saya dengan mengatakan "koko ini vouchernya dibawa aja kalo gitu, biar laen kali koko bisa pake supaya koko bisa dapet bonus gratis 3 produknya... terima kasih ya koko"
Akhirnya, saya pun bebas dan langsung menyusul teman saya di *FC.



Jujur, setelah kejadian itu, saya pun tidak bisa menikmati makanan yang saya makan dan film yang saya tonton sama sekali karena saya terus kepikiran oleh kejadian tersebut.

Demikiran cerita saya ini, semoga agan-agan tidak mengalami hal yang sama, apalagi lebih parah dari saya ya.
Saya tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan nama toko apapun atau menjelek-jelekkan pusat perbelanjaan manapun, saya hanya ingin membagikan pengalaman supaya agan-agan pun berhati-hati dimanapun agan berada.
Tetap berhati-hati dimanapun agan berada dan terus berdoa supaya agan dijaga oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Semoga cerita saya ini berguna buat agan-agan sekalian. emoticon-Smilie


Salam
Diubah oleh loetgard 26-09-2014 03:58
0
12.3K
30
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan