- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[KITA JUGA BISA!]Para sosialpreneur yang sukses karena kepedulian mereka.
TS
HELL.OR.WIN
[KITA JUGA BISA!]Para sosialpreneur yang sukses karena kepedulian mereka.
"The best of people are those that bring most benefit to the rest of mankind."
(Prophet Muhammad)
Quote:
Dari sebaris kalimat tersebut diatas bisa kita jadikan sebagai niat pertama untuk kita membuat usaha yang Intinya adalah kegiatan yang berdampak pada sosial masyarakat, yang tidak secara langsung menekankan dampak pendapatan keuntungan material tapi lebih ke dampak sosial.
Kita tau umur manusia saat ini berkisar dari 50-60 tahun tapi kita juga sering dengar atau melihat bahwa banyak yang berusia muda sudah meninggalkan kita, karena umur itu sebuah rahasiaNya. Jika lebih dari itu bisa kita anggap itu sebagai bonus dari Yang Maha Kuasa untuk kita berbuat baik terhadap sesama.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai yang ada hanyalah rasa menyesal karena menunda untuk memulainya, oleh karena itu ane ingin menggugah ente semua di kaskus sebagai forum terbesar di Indonesia untuk menjadi seorang Sosialpreneur yang dapat bermanfaat untuk lingkungan di sekitar ente, insya allah ente mendapatkan berkah dan keuntungan yang mengikuti sendiri kebaikan yang ente sudah buat.
BERIKUT SOSIALPRENEUR SUKSES YANG MEMILIKI ANDIL BESAR UNTUK LINGKUNGANNYA
Spoiler for pertama:
Spoiler for cerita:
Suatu hari, tahun 2006, Blake sedang berlibur ke Argentina. Di kafe, ia bertemu dengan seseorang dari yayasan yang mengoordinasi donasi sepatu untuk anak-anak. Hanya saja, seringkali barang yang tersedia tidak cocok dengan ukuran kaki karena kebanyakan sepatu bekas. Cerita yang membuat Blake trenyuh, ada sebuah keluarga harus gantian sepatu. Hari Senin-Rabu dipakai kakaknya, Kamis-Sabtu untuk adiknya karena memang sepatunya hanya satu (cerita ini mirip film Children of Heaven). Karena cerita itulah, Blake bertekat anak-anak itu harus punya sepatu baru.
Blake berpikir, bisa saja ia mengirim email ke koleganya di Amerika untuk menyumbang. Tapi itu bukan bentuk donasi yang mandiri.
So, dia harus bikin sepatu agar bisa menghasilkan sepatu lain yang disumbangkan. Blake melirik alpargarta, sepatu khas Argentina yang dibikin perajin tradisional di sana. Ia hanya berpikir, menjual sepatu khas Argentina itu ke Amerika. Setiap satu pasang yang terjual itu artinya ada satu pasang yang didonasikan untuk anak-anak.
Demikianlah, ia memulai usahanya. Dengan bantuan kenalannya di Argentina untuk menjadi penerjemah (tokoh ini bukan ahli sepatu, tapi guru fitnes) Blake memesan ratusan pasang sepatu. Dibawalah ke Amerika dan diletakkan di apartemennya tanpa tahu apa yang harus dilakukan dengan ratusan pasang sepatu itu.
Menjual ‘cerita’
Kemudian ia bercerita ke temannya. Di sanalah ia dapat ide memasarkan. Dari mulai teman-teman terdekat hingga ke toko. Blake tidak menjual sepatu, tapi menjual cerita. Selain kualitas sepatu tetap dijaga, rupanya cerita soal berbagi itu memotivasi warga Amerika untuk membeli sepatu yang kemudian dilabeli TOMS. Tahun 2010, Blake kembali ke Argentina untuk merayakan penjualan 1 juta pasang sepatu terjual yang artinya 1 juta pasang sepatu sudah didonasikan ke anak-anak Argentina dan negara lain.
TOMS Shoes adalah contoh bagaimana usaha yang tidak hanya berorientasi keuntungan semata dapat sukses. Blake Mycoskie membuktikan bahwa dengan menjadi pelaku bisnis yang baik hati tidak akan membuat bisnisnya hancur, justru itu akan menarik banyak orang untuk melirik dan membeli produk-produknya.
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/wiraus...gi-537375.html
Spoiler for kedua:
Spoiler for cerita:
Salman Khan (lengkapnya Salman Amin "Sal" Khan). Lelaki kelahiran 11 Oktober 1976 alumni MIT dan juga Harvard University itu, sebelumnya dikenal sebagai financial analyst. Namanya masuk dalam 50 besar scientist keuangan paling berpengaruh dunia. tiba-tiba memilih mengundurkan diri pada 2009.
Tentu saja keputusannya menyentak banyak orang. Apalagi, Sal Khan justru memilih jalan lain: membuat soal-soal matematika dan fisika ke dalam halaman komputer web yang bisa di-download gratis. Yang kemudian dikenal dengan Khan Academy (www.khanacademy.org). Ini gara-gara pada suatu hari, keponakannya minta diajari matematika. Dia menggunakan perangkat Doodle untuk mengajarinya. Sang keponakan, Nadia namanya, semula sangat takut dengan matematika, nggak suka, dan rumit. Dia mendapatkan nilai buruk, dan bila gagal maka dia dikeluarkan dari sekolah menengah di kawasan Silicon Valey, California, AS.
Dengan sabar, tekun, Khan berhasil mengajar keponakannya dengan baik sehingga lulus. Maka, sejak itu dia memutuskan untuk membuat literatur pengajaran matematika dan fisika. Saat itu, 2004 dia belum meninggalkan pekerjaannya. Pada 2009, dia melihat sudah banyak sekali yang mengunduh pelajarannya, akhirnya dia pun memutuskan keluar dari bisnis dan menekuni pembelajaran online secara total.
Ketika beban server dan operasional pembelajarannya menguras tabungannya, sempat mempengaruhinya untuk menghentikan pembelajaran online. Tapi, dengan dukungan semangat istri dan para donatur, akhirnya Sal Khan membatalkan untuk menutupnya. Alkisah, keluhan Sal Khan ini terdengar dari banyak orangtua yang merasa bahwa materinya bermanfaat untuk banyak orang dan bisa membuat anak-anak Amerika (bahkan dunia) jadi lebih pintar dan mudah menerima pelajaran matematika dan fisika kreasinya.
Kini jutaan orang terhipnotis oleh pembelajaran ala Sal Khan melalui situs KhanAcademy.org. Anda bisa membukanya, menggunakan akun FB atau email. Dahsyatnya, materi pembelajarannya bisa dimanfaatkan dipakai segala umur. Meski dibagi banyak modul di dalamnya, sesuai kelas atau umur. Semuanya gratis. Karena nirlaba, Sal Khan mempersilakan siapapun untuk menyumbang (donasi).
Kanal pembelajarannya yang diunggah di YouTube, sudah kerubuti sekitar 1,5 juta pengunjung aktif (free subscribers). Passion yang kuat, rasa tanggung jawab yang tinggi, telah mengubah pikiran Khan, bahwa memberikan pembelajaran yang dia miliki ternyata jauh lebih bermakna. Ia merasa menjadi orang yang significant bagi orang lain di seluruh dunia. Majalah berpengaruh dunia TIME, memasukkan Khan dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia. Lidahnya begitu didengar orang.
Pendapatan yang besar sebagai eksekutif, ternyata tak mengalahkan jiwa sosialnya. Oleh The Telegraph, dia mendapat julukan sebagai "Orang yang berambisi jadi pengajar seluruh dunia". Oleh Forbes pada tahun 2012 lalu, dia disebut sebagai "Disruptor" (pengganggu dalam arti positif) yang menyentak dunia. Saat itu, laporan utama Forbes menyebut: "The $Trillion Opportunity". Karena dia melihat, dari yang dihasilkan oleh Sal Khan melalui Khan Academy, telah membuat jutaan bahkan miliaran orang semakin faham matematika dan fisika.
Sumber : http://m.merdeka.com/khas/belajar-so...m-inspira.html
Spoiler for ketiga:
Spoiler for cerita:
Adalah Elang Gumilang (25) , wirausaha muda yang berada di balik pembangunan perumahan amat sederhana bertipe 22/60,mungil tapi fungsional tempat untuk pulang dan bernaung bagi mereka yang bisa terbilang miskin.Tangan dinginya menelurkan apa yang selama ini sangat jarang dilakukan pengembang kawakan – bermodal besar atau kecil – untuk membuat perumahan khusus orang miskin.
Selama ini bisnis properti sepertinya hanya untuk ditujukan bagi kaum berpunya , demikian Elang berpikir. Mereka yang papa dan membutuhkan tempar bernaung justru hanya punya mimpi untuk memiliki rumah sendiri. “Ada 75 juta penduduk negeri ini yang membutuhkan rumah. Ini peluang bisnis , tapi kita sekalian ibadah membantu orang juga, ” katanya.
Berayahkan seorang kontraktor , buat elang bukan hal mustahil mencoba segala jenis usaha. Ditambah sejumlah pertimbangan mendalam, awal 2005-tatkala ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) – ia mulai membeli sepetak tanah dan membangun rumah pertamanya. Modal diperoleh dari patungan bersama teman-temannya semasa SMA maupun kuliah. Rumah sederhana berukuran 22 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi ini langsung pindah tangan ketika selesai dibangun. Terbukti, orang haus akan rumah murah seharga 23-37 juta rupiah itu.
Saat itu, jumlah pekerja Elang baru sekitar tujuh orang untuk mengurusi administrasi hingga pemasaran. Namun lambat laun , bisnisnya ini berakar, menggeliat, dan bertumbuh. Dari satu unit , bertambah menjadi tiga unit . Bertambah terus , sampai sudah sekitar lebih dari 200-an rumah dibangunnya. Target yang direncanakannya tak tanggung-tanggung. Perusahaan Semesta Guna Grup miliknya, ingin membangun 2.000 unit rumah sederhana. Dalam waktu setahun , investasi yang ditanamkan naik berlipat. Nilai jual objek pajak (NJOP) tanah yang tadinya hanya Rp 50 ribu misalnya, melejit hingga lima kali lipat dalam
Omzet per tahunnya pasti bikin pengusaha mana pun berdecak kagum – mengingat awal mula sepak terjangnya – karena tak kurang dari Rp 20 miliar per tahun dapat ia bukukan.Belum lagi dari kontrak pre periodik terbarunya menambah Rp 80 miliar hingga Rp 100 miliar ke bisnisnya.
Elang Gumilang, mahasiswa sederhana dari IPB – kampusnya petani- anak H. Enceh dan Hj.Priani, kini mempekerjakan ratusan karyawan pada setiap proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya. Elang-lajang kelahiran Bogor , 6 April 1985 telah mengepakkan sayap bisnis sejauh yang ia bisa, dan terbang setinggi yang dapat ia capai.
Sumber : http://masbrozidni.wordpress.com/201...et-milyaran-d/
Spoiler for keempat:
Spoiler for cerita:
Lahir dan besar di Desa Tegalwaru, Bogor, membuat Tatiek hafal betul dengan pola kehidupan kaum perempuan di wilayah ini. Ada yang putus sekolah lalu menikah, bahkan ada pula yang bekerja dengan upah rendah sebagai buruh pabrik. Melihat kenyataan ini, Tatiek berinsiatif mendirikan Yayasan Kuntum Indonesia tahun 2006, dimana Tatiek memberdayakan ekonomi perempuan desanya dengan memberikan pelatihan keterampilan. Namun karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman, kegiatan yayasan ini menjadi tidak berkesinambungan. Lalu seusai lulus kuliah dari IPB tahun 2008, Tatiek bekerja sebagai jurnalis. Namun cita-cita untuk memperbaiki kualitas kesejahteraan perempuan pedesaan membuatnya ingin mengetahui lebih banyak bidang usaha yang mampu mewujudkan mimpinya.
Waktu berjalan dan semangatnya kembali muncul. Tatiek kembali menghidupkan kegiatan dan status hukum yayasan Kuntum Indonesia. Ia melakukan pemetaan dan menentukan prioritas kegiatan. Awalnya, perhatian Tatiek tertuju pada sebuah pabrik selai kelapa yang kerap membuat air kelapa sebagai limbah. Tatiek lalu teringat dengan pengalaman di bangku kuliah ketika ia sempat memproduksi dan berjualan nata de coco sebagai olahan limbah air kelapa. Tatiek pun mulai memberikan pelatihan kepada warga yang tertarik untuk belajar pembuatan nata de coco. Setelah itu pelatihan yang diberikan mulai berkembang ke usaha kerajinan daur ulang kertas koran, pernak-pernik berbahan terigu, kain flanel, dsb, perikanan, dsb. Namun tidak semua berjalan lancar. Upaya Tatiek mengakomodasi kebutuhan modal melalui pendirian koperasi berakhir dengan satu pelajaran penting bagi Tatiek yakni, “Memberikan kesadaran untuk membangun desa adalah tidak dengan menggunakan pendekatan uang.” Tatiek kembali memikirkan alternatif bentuk wadah yang bisa menyatukan para warga terutama kaum perempuan.
Sampai akhirnya Tatiek menggelar “Ngabuburit Kreatif”, 4 tahun lalu. Kegiatan di bulan Ramadhan ini mengajarkan berbagai pelatihan selama beberapa hari. Usai pelatihan, sejumlah peminat menyatakan keinginannya agar Tatiek kembali menggelar kegiatan serupa di luar bulan Ramadhan. Alhasil digelarlah Wisata Kampung Bisnis Tegalwaru, dimana para peserta diajak mempelajari seluk-beluk wirausaha berbasis rumah tangga dengan memaksimalkan modal seadanya. Tahun 2010 Tatiek mendapat ijin dari pemerintah daerah setingkat kelurahan dan kecamatan yang sekaligus menjadi mitra Tatiek dalam pengembangan potensi ekonomi Tegalwaru. Kini jenis usaha di Tegalwaru sudah demikian beragam, salah satu yang unik adalah ada pelatihan pembuatan wayang dari daun singkong. Ini lucu banget, murah meriah istilahnya, hehe..
Tatiek menyatakan bahwa pengalaman dan pengetahuannya di bidang wirausaha sosial cukup memberikan penghasilan ketika ia menjadi pembicara dan pembimbing di Kampung Wisata Bisnis. Namun ia merasa berkewajiban untuk mengembalikan kembali pada masyarakat apa yang ia peroleh melalui aktivitas sosial lainnya. Diantaranya melalui perintisan sekolah “Aku Bisa Mandiri” sebagai cikal bakal SMP gratis. Sekolah yang menampung anak yatim dan dhuafa ini memiliki 40 anak dengan waktu belajar 2 minggu sekali. Materi yang diberikan selain motivasi juga keterampilan seperti kerajinan tangan, tata boga, memperbaiki handphone, dan bahasa Inggris.
Sumber : http://www.indonesiabangundesa.org/?p=2311
Spoiler for kelima:
Spoiler for cerita:
Penyerangan yang di lakukan oleh pihak militer Israel terhadap penduduk gaza palestina yang dilakukan di awal ramadhan kemarin membuat semua orang di penjuru dunia manapun geram. kebanyakan korban berjatuhan dari penduduk gaza adalah kaum anak-anak. karena itulah membangkitkan semangat Donut4Lunch (DFL) untuk menggalangkan donasi yang di salurkan kepada lembaga terpercaya yang mempunyai andil besar disana untuk menyalurkan bantuan secara langsung.
Dengan menggunakan sosmed pribadi seperti facebook, path dan twitter DFL menyebarkan niat baik ini tanpa sebelum terpikirkan desain dan bentuk penggalangan dana nya akan seperti apa. Seperti sudah ada jalannya, semua berjalan lancar dan cepat. Tak berlangsung lama akhirnya tercipta akan buat apa dan desainnya seperti apa. untuk project kali ini DFL membuat polo shirt dengan tulisan save gaza di bordir di dada kiri.
Sebanyak 12 pcs berhasil kita produksi hanya dalam waktu 1 hari, dan seluruh donasinya langsung di sumbangkan langsung ke ACT. Karena banyaknya minat akan project tersebut, dilanjutkan dengan pemesanan 40 pcs di minggu selanjutnya dan donasinya langsung di kirimkan ke Mer-C Indonesia.
Sebelumnya di ramadhan tahun lalu juga sudah menggalangkan bantuan untuk Mesir dengan membuat totebag bekerjasama dengan ACT dan RISMA sunda kelapa, Alhamdulillah sebanyak 50pcs terpesan dan langsung di donasi kepada ACT.
Untuk menindak lanjuti niat baik ini seterusnya akhirnya semua owner menyamakan niat untuk membuat sebuah start up yang bergerak di bidang clothing dengan donasi yang diberikan min 50% dari profit kami. karena kami tidak ingin menggalang donasi ketika ada musibah/bencana/momentum saja, tapi secara berkelanjutan dapat menggalangkan donasi untuk siapa aja di Indonesia khususnya.
sumber = http://www.donut4lunch.strikingly.com/
Spoiler for keenam:
Spoiler for cerita:
Bahagia itu sederhana terlihat dari para penggiat kampung sarjana UNJ yang diadakan di desa Cibuyutan, sebuah desa di daerah pedalam Bogor.
Saya masih heran kenapa mereka terlihat amat bahagia ketika rapat untuk kegiatan kali ini? lalau kenapa masih terlihat wajah bahagia mereka meskipun mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh dengan medan jalan yang bisa dikatakan sangat parah kondisinya ketika diceritakan mengenai jalan yang akan ditempuh? kenapa mereka pun masih bisa tersenyum walaupun mereka jauh dari orang tua, bahkan harus tidur bersama warga yang mungkin hanya beralas selembar tikar? Saya masih berfikir ketika mengendarai sebuah kendaraan bermotor menempuh desa itu dari bekasi utara pada sabtu sore itu.
Ternyata memang perlu pengorbanan untuk mencapai desa tersebut, bukan hanya jauh, namun jalannya pun sangat sulit dikarenakan hanya ada bebatuan yg dipasang sembarang plus mereka harus berjalan menanjak.
Hem memang bahagia itu sederhana ya, mereka hanya berkata “kangen ka sama senyum ade-ade disana” merinding saya ketika mendengar hal itu hanya sebuah senyum dari ade-ade didesa cibuyutan dipelosok kabupaten Bogor memberikan mereka energi yang tidak terkira, dan itulah yang membangkitkan energi saya agar bisa memberikan energi yang lebih lagi, terutama ketika mereka menyampaikan bahwa memberi itu bukan hanya materi ka, tapi dengan hadirnya kita disini memberikan inspirasi bagi warga disini bahwa pendidikan penting untuk anak mereka plus bagi ade-ade bisa lebih termotivasi untuk meraih mimpi, semakin termotivasi diri ini bahwa hidup itu bukan hanya untuk sendiri tapi hidup pun juga harus berbagi.
"Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada terus-menerus mengutuk kegelapan."
Bagi sebagian orang, menjadi sarjana memang bukanlah suatu tujuan besar dalam hidup. Namun berbeda dengan anak-anak di desa tertinggal. Bagi mereka, menjadi sarjana merupakan langkah awal untuk memupuk keyakinan bahwa desa mereka dapat bangkit dari gelapnya keterpurukan.
Kampung Sarjana hadir untuk mendukung terwujudnya cita-cita ini. Mengandalkan program kakak-adik asuh dan berbagai program donasi lainnya, kami berharap Kampung Sarjana dapat menjadi salah satu pionir untuk membangun desa-desa tersebut ke arah yang lebih baik.
Visi :
Mewujudkan 1 Kampung 10 Sarjana Takwa
Misi :
1. Melakukan pembinaan siswa/i di kampung hingga menjadi sarjana takwa.
2. Membangun kesadaran orang tua siswa untuk mendukung anaknya menjadi sarjana takwa.
3. Mensinergikan jaringan pendukung (stake holder) dengan calon sarjana.
Sumber : http://kampungsarjana.com/
Menjadi socialpreneur, maka uang adalah dampak bukan tujuan untuk membuat masyarakat berubah menjadi lebih baik
note:
yang kelima dan keenam adalah seorang kaskuser juga loh gan.
Diubah oleh HELL.OR.WIN 06-08-2014 09:00
0
3.8K
Kutip
31
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan