Banyak orang yang salah memahami perbedaan antara hidup sederhana dengan hidup miskin. bahkan banyak orang yang terjerumus hidup miskin untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Padahal Tuhan memerintahkan hidup sederhana bukan hidup miskin.
Orang yang hidup sederhana punya tabungan, karena mereka sesungguhnya orang yang produktif, mereka tidak konsumtif sehingga penghasilan yang mereka peroleh bisa mereka sisihkan untuk ditabung.
Orang yang hidup miskin punya hutang, orang miskin bisa punya hutang karena penghasilan mereka lebih kecil dari kebutuhan mereka.
Orang yang hidup sederhan dan orang yang hidup miskin sesungguhnya punya satu persamaan, mereka sama-sama tidak berlebih dalam mengkonsumsi sesuatu. makanan mereka tidak berlebihan, pakaiana mereka tidak berlebihan, kendaraan mereka tidak berlebihan.
perbedaannya adalah orang sederhana melakukannya dengan kesadaran, sedangakan orang miskin melakukannya karena terpaksa. orang yang hidup sederhana bisa saja makan berlebihan karena mereka memiliki tabungan tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka sadar konsumsi berlebihan itu tidak baik untuk diri mereka dan lingkungan mereka. sebaliknya orang miskin tidak bisa hidup berlebihan karena memang mereka tidak memiliki kemampuan finansial untuk hidup berlebihan.
Tidak ada ajaran agama yang memerintahkan manusia untuk hidup miskin, yang ada hanya perintah untuk hidup sederhana. karena orang miskin sudah pasti memiliki banyak keterbatasan. kadang kala orang miskin bukan saja tidak punya harta, tetapi juga tidak punya waktu dan ide untuk diberikan.
Orang yang hidup sederhana memiliki kemampuan menolong orang lain, karena dengan kesederhanaannya dia bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu orang lain, sedangkan orang miskin adalah orang yang perlu ditolong karena mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
SIAPA BILANG HARGA EMAS NGGAK BISA TURUN
SIAPA BILANG HARGA TANAH NGGAK BISA TURUN
SAAT TERBAIK MEMBELI SAHAM
Logika Sederhana
Disebuah desa yang subur , hidup dengan damai dua orang manusia. mereka sesungguhnya bukan penduduk asli desa tersebut, mereka adalah pendatang dari kota, mereka terusir karena tidak sanggup bertahan menghadapi kerasnya kehidupan kota.
Mereka adalah si pencari ubi dan penangkap ikan. mereka masing-masing memiliki 100 koin . koin itu adalah satu-satunya barang yang mereka bawa dari kota selain pakaian mereka. mereka sadar suatu saat nanti koin itu akan mereka butuhkan sebagai alat tukar diantara mereka.
Pencari Ubi mencari 2 ikat Ubi , satu untuk dimakan sendiri dan satu lagi untuk dijual kepada penangkap ikan. Begitu pula dengan si penangkap ikan, ia menangkap 2 ekor ikan, satu untuk dimakan sendiri dan satu lagi untuk dijual kepada pencari ubi.
Pada awalnya Pencari Ubi membeli 1 ekor ikan seharga 1 koin, begitu pula dengan Penangkap Ikan ia membeli 1 ikat ubi seharga 1 koin. lambat laun si pencari ubi mulai belajar berhemat sehingga dia tidak lagi memakan ikan setiap hari, tetapi setiap dua hari sekali.
Karena dia berhemat, akhirnya dia memiliki 200 koin, sedangkan si penangkap ikan tidak lagi memiliki koin, koinnya sudah habis dan menjadi miliki si pencari ubi.
Si penangkap Ikan bingung bagaimana caranya dia bisa membeli ubi , si penangkap ikan bingung karena dia tidak lagi punya koin untuk ditukarkan, sedangkan dia tidak bisa hidup jika tidak makan ubi. sedangkan si pencari ubi tidak terlalu khawatir, dia bisa hidup tanpa harus makan ikan.
si pencari Ubi dengan kelebihan koin yang dimilikinya, karena dia tidak terlalu membutuhkan ikan sehingga dia menyuruh si Penangkap ikan untuk membuatkannya rumah yang lebih besar.
Akhirnya si pencari ubi memiliki rumah yang lebih besar dari pada rumah si penangkap ikan.
kehidupan berjalan didesa itu berjalan seperti seperti semula,
Si pencari ubi hanya membeli ikan 2 hari sekali dan si penangkap ikan membeli ubi setiap hari, akhirnya si penangkap ikan telah belajar dari pengalamannya , dia tidak ingin koinnya habis sehingga dia harus membujuk agar si pencari ubi mau membeli ikan setiap hari.
Si penangkap ikan terus mencari ide bagaimana caranya agar si pencari ubi mau membeli ikan darinya setiap hari, akhirnya keluarlah ide yang menurutnya brilian, dia akan menawarkan ikan dengan harga lebih murah. Si penangkap ikan menawarkan kepada si pencari ubi bahwa ia akan memberikan 2 ekor ikan untuk 1 koin yang dia terima. si pencari ubi senang dengan penawaran tersebut dan menyetujuinya. Si penangkap ikan pun senang, dia berpikir si pencari ubi mau membeli ikan darinya setiap hari karena harga ikan telah turun.
Waktu pun berlalu, ternyata si pencari ubi tidak membeli ikan setiap hari, dia tetap membeli ikan dua hari sekali meskipun harga ikan telah diturunkan. si penangkap ikan pun bingung dengan hal ini, padahal dia telah mengeluarkan waktu lebih banyak untuk menangkap 3 ekor ikan setiap hari. kalau hal ini terus berlanjut si penangkap ikan akan kehabisan koinnya.
Si penangkap ikan mulai berpikir kreatif, dia tidak lagi memberikan ikan lebih banyak, tetapi dia memberikan ikan yang sudah dibakar.
Si penangkap ikan menawarkan kepada si pencari Ubi bahwa dia akan memberikan ikan yang sudah dibakar untuk setiap koin yang dia terima, si pencari ubi pun tertarik untuk merasakan ikan bakar dan setuju dengan penawaran tersebut. si penangkap ikan juga senang dengan kesepakatan yang baru.
Waktu pun berlalu , si penangkap ikan tetap membeli satu ikat ubi setiap hari , dan si pencari ubi setelah membeli 1 ekor ikan bakar ternyata dia menikmati rasa ikan bakar tersebut, akhirnya dia menyukai ikan bakar dan setiap hari membeli 1 ekor ikan bakar seharga 1 koin. si penangkap ikan pun senang karena dia tidak akan kekurangan koin.
Pelajaran yang bisa didapat dari kisah si penangkap ikan adalah:
Kesederhanaan yang identik dengan hidup hemat akan membuat seseorang mampu menabung dan memiliki aset yang lebih besar.
Si pencari ubi yang sederhana dan hemat mampu menabung koinnya sehingga memiliki aset yang lebih besar dibanding si penangkap ikan. si pencari ubi mengurangi konsumsi ikan, dia menabung koin dari si penangkap ikan yang dikemudian hari dia gunakan untuk membangun rumah.
Kesederhanaan akan membuat orang memiliki posisi tawar lebih baik, Si pencari ubi yang tidak terlalu tergantung kepada ikan membuat dia memiliki posisi tawar lebih baik di banding si penangkap ikan yang tidak bisa hidup tanpa memakan ubi. Posisi tawar tersebut membuat si penangkap ikan memberikan lebih banyak, dan dikemudian hari memberikan ikan yang sudah dibakar. Posisi tawar tersebut membuat si penangkap ikan bekerja lebih lama, mengeluarkan waktu lebih lama dari si pencari ubi.
Bagaimana pun baik si pencari Ubi maupun si penangkap ikan saling membutuhkan , si pencari ubi membutuhkan ikan dan si penangkap ikan membutuhkan ubi, akan tetapi kesederhanaan si pencari ubi membuat dia lebih dibutuhkan, membuat dia memiliki posisi tawar yang lebih baik dari si penangkap ikan, membuat si penangkap ikan mengeluarkan waktu lebih banyak.
sebenarnya sama saja dengan dua orang yang berpacaran, baik si cowok maupun si cewek sebenarnya saling membutuhkan . cuma pertanyaannya siapa yang lebih dibutuhkan ? pihak yang lebih dibutuhkan membuat dia memiliki posisi tawar yang lebih baik, membuat pasangannya mengeluarkan energi lebih banyak.
Jalan terbaik mencapai kesederhanaan yang identik dengan hidup hemat adalah berpuasa, dengan berpuasa orang belajar hidup sederhana sehingga saat berbuka mampu merasakan ternyata air putih itu sama nikmatnya dengan air kelapa, anggur maupun es jeruk.
setelah kita menahana haus selama berjam-jam ternyata kenikmatan setiap minuman tidak jauh berbeda. membuat kita sadar bahwa minuman ternikmat adalah minuman yang diminum saat kehausan.