Halo, gan... ini adalah thread ane yang pertama. Kali ini ane pengen bahas lika-liku atau perjuangan-perjuangan ane demi bisa diterima di perguruan tinggi idaman ane. Tentunya di balik kesuksesan seseorang yang sudah menjadi mahasiswa di kampus idamannya selalu ada cerita yang bisa membuat orang lain terharu, histeris bahkan sampai geleng-geleng kepala saking tidak percaya akan cerita bersejarah itu.
Spoiler for Kampus Idaman:
Dan masih banyak kampus-kampus unggulan lainnya yang tidak sempat disebutkan
Silahkan baca kisah ane di bawah ini gan...
Quote:
Menjelang kelulusan sekolah tahun 2011, aku dan temen-temen sibuk kesana-kemari mengurus administrasi guna keperluan pendaftaran ke perguruan tinggi. Berkas-berkas harus ada legalisiran dari sekolah. Aneh memang meski sebenarnya keluargaku tidak bisa membantu soal biaya kuliah tapi aku tetep ngotot mempersiapkan diri buat masuk ke perguruan tinggi idaman. Sehari-hari aku harus bantu jualan ayah dan ibu untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Kalau mendapat uang dari orang tua pun ya ditabung buat persiapan kuliah. Walau pada endingnya sampai mau lulus sekolah cuma terkumpul 1 jt. Uang itu bisa aku dapatkan dengan hidup hemat. Tiap hari berangkat sekolah dengan sepeda kayuh (jarak cuma 15 km dari rumah). Lalu membiasakan bawa nasi dari rumah dan jualan pulsa di sekolah, lumayanlah buat nabung dan jajan. Aku sempat ikut SNMPTN udangan tapi belum rejeki gan. Di situ aku nggak menyerah, aku putuskan buat ikut USMSTAN. Tiap hari sambil bantu-bantu jualan martabak manis aku sempatkan buat ngerjain soal-soal latihan USMSTAN, sampai bosan dan hafal sama tuh soal-soal. Sekali lagi itu bukan rejeki ku gan, karena keduluan diterima di PTN di Surabaya, alhamdulillah . Semasa masih kelas 3 aku sering banget ditanya sama ibuku apakah mw kerja apa kuliah. Dan jawabanku selalu sama yaitu pengen kuliah tapi kalo nggak keterima di PTN manapun ya kerja dulu. Lantas ibuku tanya apakah ada uang buat kuliah, ya aku bilang kalo selama ini udah nabung biar bisa kuliah. Setelah itu raut wajah ibuku selalu muram, aku paham kalo ibu sedih karena nggak bisa ngebantu biaya kuliah. Itu yang semakin memacuku buat bisa kuliah bagaimanapun caranya dan pengen berprestasi biar orang tuaku bangga. Saat pengumuman bahwa aku keterima di PTN unggulan ibu gembira banget dan tidak percaya namun juga tersirat rasa khawatir di wajah ibuku, mungkin bingung bagaimana biaya kuliahku bisa dibayar karena tidak ada uang untuk itu. Lantas aku jelaskan kalo aku dapat beasiswa Bidik Misi, setelah itu ibu jadi lebih tenang. Saat pamit untuk pergi ke Surabaya pernah ibuku nangis dan beliau bilang menyesal banget nggak bisa ngasih uang saku buatku dan meminta kepadaku buat bersabar dan sering-sering berdo'a mohon kemudahan di perantauan. Aku pun pamit dan diantar oleh bapak ke stasiun deket rumah. Yang bikin aku tambah terharu saat bapak ngasih uang 20.000 tepat sebelum aku naik kereta dan beliau bilang kalo beliau cuma bisa ngasih itu, dengan raut wajah penuh kekecewaan tapi bagiku itu adalah tamparan untuk bisa membahagiakan beliau-beliau. Ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Terima kasih ibu, bapak serta semua guru-guruku. Kalianlah sumber inspirasiku.
Semoga sedikit kisah di atas bisa bermanfaat dan menambah semangat agan untuk belajar
Quote:
Silahkan bagi agan-aganwati yang ingin ikut berbagi kisah. Siapa tahu nanti bisa ane taruh di pekiwan