- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Orang Istana Disebut di Balik Obor Rakyat
TS
User telah dihapus
Orang Istana Disebut di Balik Obor Rakyat
JUM'AT, 13 JUNI 2014

TEMPO.CO, Jakarta: Darmawan Sepriyossa, jurnalis yang dituding berada di balik peredaran tabloid Obor Rakyat, memberikan klarifikasi kepada Tempo. Ia mengaku terlibat setelah sebelumnya diajak oleh Setiyardi, Deputi Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial.
Dalam surat elektroniknya, Darmawan mengaku dihubungi oleh Setiyardi untuk mencari pengamat politik yang mampu membuat artikel di tabloid politik dengan tema "Kekuatan PDI Perjuangan" seusai pemilihan legislatif 2014 lalu. Darmawan lalu menghubungi Gun Gun Heryanto yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. (Baca: Bawaslu Bentuk Tim Usut Tabloid Obor Rakyat)
Saat itu Setiyardi meminta pertimbangan Darmawan mengenai honor untuk tulisan sebanyak 3.500 karakter tersebut. “Saya jawab, mungkin Rp 2 juta. Saya juga berpesan agar honor dibayarkan paling telat dua hari setelah tulisan diterbitkan,” kata Darmawan seperti dikutip dalam surat elektroniknya kepada Tempo, Jumat, 13 Juni 2014.
Darmawan mengaku saat itu sudah menanyakan kepada Setiyardi siapa saja pengelola tabloid tersebut. “Setiyardi mengaku belum ada,” katanya. (Baca: Bagir Manan Sebut Obor Rakyat Produk Haram Pers)
Ia mengaku menerima tawaran Setiyardi untuk mengelola tabloid tersebut karena prihatin dengan adanya media massa mainstream saat ini yang justru tengah mabuk euforia. Bersama Setiyardi, Darmawan melihat media massa saat ini hanya bisa bertepuk tangan dan tak lagi mampu menyemprit, terutama pada Jokowi.
“Lupa pada tugasnya sebagai anjing penjaga (watch dog), media sebenarnya tengah meninggalkan Pak Jokowi sendirian, tanpa pihak yang setia memberikan peringatan,” tutur Darmawan. (Baca: Polri Tolak Laporan Bawaslu Soal Obor Rakyat)
Terkait dengan nama samaran yang digunakannya dalam tabloid Obor Rakyat itu, Darmawan berkilah hal tersebut sebagai bentuk kode etik sebagai jurnalis di media tempatnya bekerja sekarang, yakni inilah..com. “Tak mungkin saya bekerja pada dua media tanpa dikenai sanksi pemecatan dari tempat saya bekerja,” ucapnya. Namun ia tidak menjelaskan alasan pencantuman alamat fiktif dalam tabloid Obor Rakyat.
Seperti diketahui, selama beberapa pekan telah beredar tabloid Obor Rakyat yang menuding Jokowi dengan isu SARA dan tudingan korupsi yang dilakukan oleh Jokowi. Dua hari lalu, tabloid Obor Rakyat edisi kedua kembali beredar di Jember.
Berita utama yang diangkat dalam tabloid Obor edisi kedua adalah "1.001 Topeng Pencitraan". Pemberitaan tabloid tidak satu pun yang memberitakan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
BS | DINI PRAMITA
Source:
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...ik-Obor-Rakyat


TEMPO.CO, Jakarta: Darmawan Sepriyossa, jurnalis yang dituding berada di balik peredaran tabloid Obor Rakyat, memberikan klarifikasi kepada Tempo. Ia mengaku terlibat setelah sebelumnya diajak oleh Setiyardi, Deputi Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial.
Dalam surat elektroniknya, Darmawan mengaku dihubungi oleh Setiyardi untuk mencari pengamat politik yang mampu membuat artikel di tabloid politik dengan tema "Kekuatan PDI Perjuangan" seusai pemilihan legislatif 2014 lalu. Darmawan lalu menghubungi Gun Gun Heryanto yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. (Baca: Bawaslu Bentuk Tim Usut Tabloid Obor Rakyat)
Saat itu Setiyardi meminta pertimbangan Darmawan mengenai honor untuk tulisan sebanyak 3.500 karakter tersebut. “Saya jawab, mungkin Rp 2 juta. Saya juga berpesan agar honor dibayarkan paling telat dua hari setelah tulisan diterbitkan,” kata Darmawan seperti dikutip dalam surat elektroniknya kepada Tempo, Jumat, 13 Juni 2014.
Darmawan mengaku saat itu sudah menanyakan kepada Setiyardi siapa saja pengelola tabloid tersebut. “Setiyardi mengaku belum ada,” katanya. (Baca: Bagir Manan Sebut Obor Rakyat Produk Haram Pers)
Ia mengaku menerima tawaran Setiyardi untuk mengelola tabloid tersebut karena prihatin dengan adanya media massa mainstream saat ini yang justru tengah mabuk euforia. Bersama Setiyardi, Darmawan melihat media massa saat ini hanya bisa bertepuk tangan dan tak lagi mampu menyemprit, terutama pada Jokowi.
“Lupa pada tugasnya sebagai anjing penjaga (watch dog), media sebenarnya tengah meninggalkan Pak Jokowi sendirian, tanpa pihak yang setia memberikan peringatan,” tutur Darmawan. (Baca: Polri Tolak Laporan Bawaslu Soal Obor Rakyat)
Terkait dengan nama samaran yang digunakannya dalam tabloid Obor Rakyat itu, Darmawan berkilah hal tersebut sebagai bentuk kode etik sebagai jurnalis di media tempatnya bekerja sekarang, yakni inilah..com. “Tak mungkin saya bekerja pada dua media tanpa dikenai sanksi pemecatan dari tempat saya bekerja,” ucapnya. Namun ia tidak menjelaskan alasan pencantuman alamat fiktif dalam tabloid Obor Rakyat.
Seperti diketahui, selama beberapa pekan telah beredar tabloid Obor Rakyat yang menuding Jokowi dengan isu SARA dan tudingan korupsi yang dilakukan oleh Jokowi. Dua hari lalu, tabloid Obor Rakyat edisi kedua kembali beredar di Jember.
Berita utama yang diangkat dalam tabloid Obor edisi kedua adalah "1.001 Topeng Pencitraan". Pemberitaan tabloid tidak satu pun yang memberitakan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
BS | DINI PRAMITA
Source:
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...ik-Obor-Rakyat

0
4.3K
47
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan