Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) telah menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji tahun anggaran 2012-2013. KPK menduga dia menyalahgunakan kewenangan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

KPK juga menilai penyelenggaraan haji tak lepas dari nepotisme. Harga pemondokan, katering dan transportasi digelembungkan sehingga lebih mahal. Yang lebih menyebalkan, para pejabat malah diongkosi gratis untuk naik haji.

Padahal uang Rp 33 jutaan bukan jumlah sedikit bagi mayoritas penduduk Indonesia. Demi cita-cita mulia ke tanah suci pengorbanan mengumpulkan uang sungguh berat dan mengharukan. Namun semua dijalankan demi menuaikan rukun Islam kelima ini.

Tahun 2013 lalu, ada cerita mengharukan soal seorang pemulung tua yang menabung 20 tahun demi naik haji. Karyati (69), warga Desa Pondok Wuluh Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, rela menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk naik haji.

Karyati pernah memiliki toko kelontong, namun bangkrut tahun 2002. Hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus mengumpulkan uang. Dengan sepeda tua, Karyati berkeliling kampung untuk mencari sampah. Pendapatannya hanya Rp 10.000 per hari. Rp 5.000 untuk biaya makan, Rp 5.000 ditabung.

Karyati tak mau merepotkan anak-anak atau orang lain. Dia rela bersusah-susah untuk mencari ongkos naik haji. Parahnya dia sempat ditipu sehingga uangnya raib Rp 10 juta.

Perjuangannya tak sia-sia. Tahun 2013 lalu, Karyati berangkat ke Tanah Suci setelah bersabar 20 tahun.

Kisah Karyati ini bukan satu-satunya. Masih banyak cerita perjuangan orang yang kekurangan demi naik haji.

Tak malukah seorang menteri agama tega mengkorupsi dana haji dari orang-orang seperti ini. Atau betapa tega para pengusaha kroni kementerian agama menggelembungkan uang pemondokan dan katering sehingga jadi mahal?

Pemulung saja mau menabung buat naik haji. Lalu pantaskan pejabat minta naik haji gratis dibiayai negara?

SUMUR