kaibon12Avatar border
TS
kaibon12
Biarkan Singapura dengan kegelisahannya.
emoticon-I Love Indonesia Assalammualaikum Wr. wb emoticon-I Love Indonesia




Akhir bulan Maret mendatang, jika tidak aral
melintang Presiden SBY akan meresmikan
batalyon Marinir 10 di Batam Riau. Begitu
penting kah sehingga peresmian sebuah
satuan tempur berkualifikasi serbu harus
diresmikan oleh orang nomor satu di negeri
ini. Lalu adakah kaitannya dengan kegalauan
Singapura mempermasalahkan KRI Usman
Harun dengan kehadiran satuan tempur
“hantu laut” di depan rumahnya.

Penempatan satuan tempur secara permanen
di batas terdepan negara yang langsung
berhadapan dengan halaman tetangga
memiliki arti penting dan strategis.
Pembangunan batalyon Marinir 10 di pulau
Setoko Batam adalah atas instruksi langsung
panglima tertinggi SBY. Sehingga suka atau
tidak suka batalyon ini memiliki aura yang
berbeda dengan satuan lain meski personil
yang akan mengisi satuan ini diambil dari
sejumlah batalyon Marinir di Jawa. Inilah
satu-satunya batalyon tempur Marinir yang
berhadapan langsung dengan rumah sebelah.
Ke depan sangat dimungkinkan
pengembangan satuan tempur ini menjadi
setingkat Brigade.

Bagi Singapura sangat dimungkinkan
kehadiran batalyon serbu pantai ini menjadi
beban mental. Karena sejarah Singapura
tentu mencatat kisah heroik 2 KKO (Korps
Komando Operasi) Indonesia yang
menjalankan tugas one way ticket di negeri
itu pada masa konfrontasi tahun 60an. Boleh
saja kita memahaminya seperti ini: Dengan 2
KKO saja mereka merasa tercabik apalagi
dengan 1 batalyon penuh. KKO yang sekarang
bernama Marinir sangat luar biasa
perkembangannya.
Indonesia saat ini memiliki dua divisi Marinir
dan sedang membangun divisi ketiga di
Sorong Papua berkekuatan 15 ribu pasukan
berikut alutsistanya. Persenjataan yang
dimiliki pasukan elite angkatan laut saat ini
terdiri dari 60 tank amfibi terbaru jenis
BMP-3F, ratusan tank dan panser jenis lain
seperti PT76, BTR50, BTR80, APC-10, MLRS
RM Grad, Howitzer, Rudal QW3, Kapa dan
lain-lain. Belanja alutsista untuk Marinir jalan
terus, terakhir dengan memesan 55 tank
BTR-4 dari Ukraina.

Sebenarnya kalau Indonesia mau “ngeledek
negeri mungil yang menggemaskan itu itu
banyak cara bisa dilakukan, ketika nama
Usman Harun dipermasalahkan. Bisa saja
nama batalyon 10 Marinir itu dinamai Yon 10
Mar/Usman Harun atau pangkalan TNI AL di
pulau Nipah ditulis besar-besar bernama
Lanal Usman Harun. Kalau mau lebih
spektakuler lagi Bandara Hang Nadim Batam
diganti namanya menjadi Bandara Usman
Harun.
Tapi kita yakin persoalan pemberian nama
KRI Usman Harun hanya merupakan rengekan
anak kecil yang tak harus disikapi dengan
panas hati. Biar saja dia merengek dan
ngambek sampai membatalkan undangan
Singapore Air Show untuk petinggi Kemhan
dan Panglima TNI yang sudah dia buat
sendiri. Yang rugi dia sendiri karena ajang
pameran alutsista itu tentu terkait dengan
bisnis senjata dan dunia tahu bahwa
Indonesia adalah gadis manis yang sedang
dikejar-kejar produsen senjata dunia.

Biar saja dia misalnya tak ikut Komodo Naval
Exercise di Natuna bulan depan, biarkan saja
misalnya dia tak berminat lagi dengan serial
latihan Indopura AU dan AL. Biar saja, kita
ikuti saja aliran emosinya tanpa harus
menanggapi. Ini salah satu cara mengajari
dia dengan mengedepankan kecerdasan
diplomatik berwajah bening. Kita juga mau
lihat bagaimana nanti reaksinya ketika
Presiden SBY hadir di Batam untuk
meresmikan batalyon Marinir 10.

Logikanya
karena ini peresmian satuan tempur elite di
garis depan yang diresmikan RI-1 tentu akan
banyak kapal perang dan jet tempur yang
datang di Batam, apalagi ada even latgab
Komodo bersama 17 negara lain.

Makanya hari-hari ke depan ini kita ikuti saja
jalan cerita “sinetron” Usman Harun tanpa
perlu mengepalkan tangan. Kita juga ingin
tahu seberapa dalam nilai kekecewaannya
terhadap nama Usman Harun itu. Bisa saja
dalam bingkai politik dalam negerinya
sebagai pengalihan isu karena negeri itu baru
saja dilanda rusuh ekspatriat yang kebetulan
sama warna etnisnya dengan Menlu
Shanmugam. Bukankah efek dari rusuh itu
membekas di kalangan etnis tertentu disana
dan sebagai lem perekatnya dikeluarkanlah
pernyataan galaunya sekaligus untuk
mengukur kadar kebangsaaan warga
Singapura.

Bisa juga karena negeri itu gelisah dengan
perkembangan kekuatan ekonomi dan militer
Indonesia. Bagaimanapun negeri kepulauan
besar di selatan dan timur negaranya dalam
anggapannya punya peluang besar
mematikan eksistensinya di masa depan.
Punya puluhan jet tempur canggih tapi ruang
udara terbatas, punya 6 kapal selam tetapi
perairannya secuil. Komposisi penduduknya
yang lima setengah juta itu 45 persen adalah
pendatang. Ruang pandangnya sangat sempit
karena ketika hendak terbang begitu take off
sudah harus ke luar negaranya. Bandingkan
dengan dua tetangganya Indonesia dan
Malaysia yang menikmati sajian alam raya
darat air dan udara yang luas melimpah.

Dalam pandangan kita itulah sejatinya
kegelisahan eksistensi psikologis Singapura.
Sebuah negara makmur, sejahtera, semua
ada apapun bisa, tapi miskin sumber daya
alam dan terbatas ruang gerak dan geliat
pernafasan perjalanan berbangsanya. Maka
bersyukurlah kita kepada Allah telah dikarunia
tanah air yang luas, subur dan kaya meski
penduduknya sebagian belum makmur
sejahtera. Maka bersyukurlah kita punya
negara bernama Republik Indonesia yang
kadar kebangsaannya membanggakan.

Maka
bersyukurlah kita karena pengawal republik
sedang digagahperkasakan karena itu bagian
dari jawaban agar tidak ada lagi tetangga
yang mencoba mendikte. Maka bersyukurlah
kita karena Singapura ngambek dengan nama
Usman Harun karena setidaknya kita kembali
membuka sejarah heroik keduanya yang
membanggakan nilai-nilai kebangsaan kita.

Sumber

sekian thread sederhana dari ane gan , kalo berkenan kasih ane emoticon-Blue Guy Cendol (L) atau emoticon-Rate 5 Star
0
18.3K
55
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan