Original Posted By moenyabie►meskipun bisa dikategorikan sebagai sarkastik atau sarcasm dalam bahasa inggris tapi nggak begini juga.
membuat bencana sebagai bahan candaan.

Original Posted By demiampun►Gue bingung sama kaskuser dimari !!
BUDAYAWAN becanda kaya gini, di komen ane liat ga ada yang flaming, ada juga dikit.
Sedangkan ane liat ada yang masang capture twit dari thread sebelah yang ttg " asbak tuhan tumpah" dan acc twitter nya dian blablabla ttg " bencana itu hadiah buat kalian yang merayakan valentine" dan itu mendapat hujatan dari kaskuser.
Apa orang yang udah punya "nama" bisa mendapat perlakuan yang berbeda dengan orang yang bisa dikatakan nyari sensasi?

Original Posted By ardimaski►ane no komen kalo masalah kontennya

masukan ane buat TS kalo masalah kata kata "cuk" atau "ngencuk". ane orang surabaya, lahir dan gede di surabaya. bilang "cuk" itu ada konteksnya. kalo agan ngasih perumpamaan bilang gitu ke orang tua ya ente salah. orang sby mana aja juga tau kalo bilang gitu ke orang tua ya nggak punya etika.

tapi kata "cuk" dalam budaya orang sby dan sekitarnya itu sifatnya fleksibel. bisa jadi ungkapan jelek, bisa jadi ungkapan akrab. dan cuma orang sby dan sekitarnya yang paham kapan sikon yang tepat buat bilang "cuk" dan kapan harus nggak. ane pikir mbah tejo pun udah paham dan ngerti. dan dari sudut pandang ane sebagai orang yang suka bilang "cuk", ente jadi kedengeran kayak polisi moral. ente asli mana?

tapi emang mulai tadi malem menurut ane twit twitnya mbah tejo nggak sensitif soal kelud. ane sendiri nggak setuju ama sikap dia, meskipun ane suka sama pemikirannya. buat yang nggak pernah ngikutin twit twit dia dan nggak paham cara berpikir dia bisa tersinggung ato salah paham.

Original Posted By wodowosingdowo►kalau yang pada bilang itu sarkastik, ya bersyukurlah punya IQ bintang atau apalah namanya yang bisa kalian bangga-banggain. bukan tolak ukur kalian lebih pintar lo ya. masalahnya ini bagi yang awam, mereka nggak akan bisa nangkap maksudnya, gan. sekali aja emosi, mereka nggak bakal terima. #RESPECT

satu lagi, budayawan sekarang sudah mulai menganut liberalisme. sejak kasusnya Sitok dan lain-lain, saya mulai antipati sama seniman sekarang yang mulai mensepelekan agama.

Original Posted By asyshahid►Bukan hanya dia gan, artis, pemerintah, sampai masyarakat biasa yang mengeluarkan kata2 yang tidak pantas pasti bakalan di Cap buruk gan.

Disini kita bisa ambil hikmahnya, fanatisme itu hanya membuat orang2 semakin buta hati. Bolehlah bangga sama seseorang tapi kita juga bisa dong membedakan mana yang benar dan mana yang salah
Walaupun orang yang kita banggakan berbuat kesalahan, karna saking fanatiknya tetap dibela. Menandakan bahwa hatinya sudah tertutup dan melihat hanya pada satu sisi

Original Posted By idnttvgrprsty►hahaha

kalo nanggepin budayawan model kaya Sudjiwo Tedjo emang serba salah.

Kalau ada ungkapan kontroversial dari beliau,para pengagumnya yg biasanya nih ye, sok ahli tafsir "kahanan" bakal bilang kalo itu multitafsir, makna dibalik makna dan sebagainya.
menurut ane, itu mah pembelaan aja dari para pengagum beliau.
Ane rasa budayawan kaya Sudjiwo Tedjo dan lainnya sebenarnya kadang emang pengen jadi orang yang lucu aja. Ga cuma beliau, yang lain juga.
Nah, pas aja kemarin goyonannya sensitif, bencana kelud dikaitin sama valentine, jadi guyonan pedas kaya gitu.
Ane bukan ga suka sama beliau, ane baca bukunya juga kok. Beliau bagus juga tulisannya. Cuma buat goyonan soal kelud kali ini ane sependapat sama TS. GA LUCU.
Ane malah lebih respect sama Emha Ainun Nadjib. Beliau budayawan yang kalau kita cermati, juga memadukam unsur religiusitas.