tarno.gantenkAvatar border
TS
tarno.gantenk
Inilah Akibatnya Jika "PESTOL" Polisi jika Tidak Digunakan Sebagaimana Mestinya




POSKOTA, AGAKNYA Bripka Fahrudin, 30, tak bisa berlama-lama puasa wanita. Tiga bulan “nganggur” sejak istri persalinan, dia nekad cari WIL. Maka yang terjadi kemudian, Ny. Lasmini, 25, nangis-nangis di kantor polisi, karena baru 2 bulan punya orok suaminya yang oknum polisi ini sudah kelonan dengan perempuan lain.

Dalam Islam telah diatur, wanita yang masih mengeluarkan darah nifas (habis bersalin) haram digauli, meski oleh suami sekalipun. Maka demi keamanan dan kenyamanan, istri boleh “dikunjungi” setelah 40 hari bersalin. Karena di situlah istri sudah siap lahir batin untuk menerima “serbuan” suami. Walhasil, terlalu cepat dilarang keras, terlalu kasep juga sangat tidak dianjurkan, karena salah-salah bisa keduluan setan belang. emoticon-Big Grin

Ny. Lasmini agaknya perempuan yang masih terlalu lugu, jika tak mau disebut berpandangan kuno. Bagaimana tidak? Sejak dia hamil 8 bulan, suaminya tidak diperkenankan lagi memberi nafkah batin pada dirinya. Dia punya alasan, meski perbuatan itu halalan tayiban wa asyikan, tapi bisa mengganggu janin. Maka si calon ibu itu memberi fatwa pada Bripka Fahrudin suaminya, “Untuk sementara puasa dulu ya Mas. Nanti setelah si Upik lahir boleh ngrapel….!”

Sebagai polisi yang selalu kerja disiplin, Bripka Fahrudin mencoba mengerti aturan baru istrinya. Maka sejak itulah, dia mengadakan “gencatan senjata”. Sebulan kemudian si Upik lahir, resmilah dia menjadi ayah. Lalu 40 hari setelahnya, dia mencoba mendekati istri, untuk mulai serangan umum yang pertama. Tapi sayang, Lasmini masih juga menolak dengan alasan kondisi belum fit. Ibarat sepeda motor, karena baru turun mesin tidak boleh dibuat boncengan. emoticon-Big Grin

Wajah Bripka Fahrudin yang tadinya berbinar-binar, mendadak sontak menjadi kuyu, bagaikan lampu petromaks kurang pompa. Sebab itu artinya, dia harus kembali memperpanjang masa gencatan senjata. Lagi-lagi demi istri dan anak tercinta, Fahrudin mencoba memahami. Sayangnya, setelah masa perpanjangan itu berjalan hampir sebulan, ternyata Lasmini belum siap melayani suami. Agaknya dia memang kadung trauma, menjalani persalinan itu sakitnya minta ampun. “Enaknya tak seberapa, tapi akibatnya saya harus menderita luar biasa.” Begitu dia beralasan.

Lama-lama kesabaran Bripka Fahrudin habis. Jika begini caranya, pasti sudah keduluan setan itu barang! emoticon-Big GrinDaripada makan barang restan, mending tidak pernah lagi sama sekali. Karena itulah diam-diam dia mencari solusi sendiri. Kemana? Jajan? Bukan, oknum polisi ini mencoba cari pacar pengganti.

Di daerah tempat tinggalnya, Sukajadi, Pekanbaru, stok perempuan nganggur lumayan banyak. Maka hanya sekali lirik, Bripka Fahrudin sudah nyantol kepada janda Farida, 28. Dimulai dengan senyum, dan kemudian colak-colek barang sedikit, janda muda itu sudah siap untuk “eksekusi” setelah 2 hari berkoalisi. Namanya juga lelaki lama berpuasa, begitu ada kesempatan “berbuka”, langsung bat bet. Ibarat makanan, habis ngembat 2 piring nasi, tambah kolak pisang dua porsi lagi. emoticon-Big Grin
Gara-gara kecantol janda Farida, Fahrudin jadi tak peduli lagi pada istrinya, termasuk urusan uang belanja.

Filing seorang istri lama-lama tahu bahwa suaminya sedang punya WIL. Ketika mobil suami dibuntuti, pamitnya mau berangkat kerja ternyata malah masuk rumah kontrakan. Kontan saja Lasmini sambil menggendong anaknya yang baru usia 2 bulan langsung lapor ke Polres Kampar. Sesuai laporan tersebut, polisi segera bertindak. Ternyata benar. Saat digerebek Bripka Fahrudin sedang kelon dengan gendakannya. Kontan keduanya digelandang ke kantor polisi.



Spoiler for Janda Kempling:



Quote:
0
2.4K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan