yantiqueAvatar border
TS
yantique
HAti2 berhadapan dgn Polisi Indo, kata Kompolnas banyak yang 'sakit jiwa', main dorr!
Kompolnas: Banyak Polisi 'Sakit Jiwa'
RABU, 06 NOVEMBER 2013 | 17:00 WIB


Petugas Provost membawa senjata milik tersangka W yang digunakan untuk menembak seorang satpam Bachrudin di kawasan Ruko Seribu, Cengkareng, Jakarta Barat (5/11). Bachrudin tewas ditembak oleh anggota Brimob dengan inisial W menggunakan sejata api. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Logan Siagian, mengatakan tak terkejut dengan kasus penembakan yang dilakukan anggota Brimob terhadap satpam di Cengkareng. Insiden itu, kata Logan, dinilai sebagai puncak akumulasi dari kondisi anggota Polri yang sebagian besar menderita gangguan psikologis. "Sangat banyak anggota Polri yang 'sakit jiwa'," kata Logan, Rabu, 6 November 2013.

Menurut Logan, gangguan psikologis itu muncul karena anggota Polri kerap mendapat tekanan profesional yang berbaur dengan masalah pribadi. Untuk itu, dia menganjurkan agar Polri memeriksa kejiwaan anggotanya secara rutin. "Sekarang, pemeriksaan kesehatan hanya dilakukan enam bulan sekali dan itu tak ada pemeriksaan psikologis," katanya. Logan mengatakan, jika ada anggota Polri yang menunjukkan gejala gangguan jiwa, yang bersangkutan harus menjalani pemeriksaan sampai pulih. Selama proses pemulihan, yang bersangkutan tidak boleh membawa senjata api.

Kemarin, seorang anggota Brimob bernama Brigadir Satu Wawan menembak mati Bachrudin, 45 tahun, satpam Kompleks Ruko Galaxy, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat. Alasan penembakan itu sangat sepele, Wawan marah karena korban tidak bersedia memberi hormat dan menolak untuk push up. Dengan enteng, Wawan mencabut senjatanya dan menembak satpam itu. Logan menegaskan, kendati ulah Wawan itu melanggar etika, namun kesalahan itu dinilai masih manusiawi. "Tapi kasihan yang jadi korban," kata Logan.
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...isi-Sakit-Jiwa




Illustrasi


Satpam Korban Brimob Mabuk, Dimakamkan
RABU, 06 NOVEMBER 2013 | 12:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Satpam yang tewas ditembak seorang anggota Brimob, Rabu, 6 November 2013 siang ini dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet, Jakarta Pusat. Korban, Bachrudin, 35 tahun, meninggalkan seorang istri dan dua anaknya yang masih belia. "Ini sedang dalam perjalanan menuju Karet," kata Bachroji, kakak korban. Bachroji mengatakan, rombongan yang membawa jenazah baru berangkat dari rumah duka di Kunciran, Kampung Bojong, Ciledug, Tangerang Kota, pukul 11.00. Diperkirakan rombongan tiba di TPU Karet sekitar pukul 12.00.

Bachrudin yang bekerja sebagai satpam di kompleks Seribu Ruko, Cengkareng, Jakarta Barat, tewas ditembak oleh Briptu W, anggota Brimob dari Kesatuan Kelapa Dua. Pelaku yang mabuk merasa kesal karena korban tidak menuruti perintahnya, yakni memberi hormat dan melakukan push up. Briptu W melepaskan satu kali tembakan menggunakan pistol revolver kaliber 38 yang mengenai dada kiri Bachrudin. Briptu W langsung menyerahkan diri ke kesatuannya dan pada Rabu dinihari tadi diserahkan ke Kepolisian Resor Jakarta Barat
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...buk-Dimakamkan


Illustrasi


Awas, Profesi Polisi Rentan Stress
KAMIS, 07 NOVEMBER 2013 | 04:14 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Psikolog forensik dari Universitas Indonesia, Reza Indragiri mengatakan tingkat stress yang tinggi pada polisi harus segera ditangani. Jika tidak, mereka bisa mencari pelarian ke alkohol maupun obat terlarang. Oleh sebab itu, kasus penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang tidak bisa hanya berhenti di satu kasus. Instansi kepolisian juga perlu melakukan evaluasi jika ada anggotanya yang kedapatan menyalahgunakan kedua zat itu. "Kalau penegak hukum memakai NAPZA, lembaga semestinya tidak bisa cuci tangan," kata Reza ketika dihubungi pada Rabu, 6 November 2013.

Menurut Reza, hal itu bisa menandakan kelemahan institusi penegak hukum menangani masalah psikologis personilnya. Apalagi para penegak hukum mudah mengalami stress. "Kalau tidak ditangani, personil yang stres bisa terdorong beradaptasi dengan cara-cara yang sebenarnya merusak," ujar dia. Oleh sebab itu, konseling psikologi sebenarnya penting diberikan kepada anggota kepolisian.

Proses penerimaan polisi baru juga harus memperhatikan psikologi mereka. "Sebisa mungkin memilih calon yang potensi kekerasannya rendah, karena polisi lebih banyak bertugas mengayomi masyarakat, berbeda dengan tentara." Diberitakan sebelumnya, oknum Satuan Brimob, Briptu W menembak mati seorang satpam bernama Bachrudin di Kompleks Ruko Galaxy, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat. Insiden terjadi pada Selas, 5 November 2013, malam. Diduga, pelaku menembak korban dalam keadaan mabuk.
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...-Rentan-Stress

------------------------



Sistem penerimaannya diperbaiki, jangan main terima siapa saja, misalnya asal ybs ganteng atau cantik


emoticon-Turut Berduka
Diubah oleh yantique 07-11-2013 00:01
0
4.7K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan