Surabaya- Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) selalu disertai masalah. Salah satunya mengenai fasilitas buang air kecil. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu, mengatakan, saat puncak haji tersebut fasilitas umum seperti kamar mandi sangat minim.

"Untuk buang air kecil saja harus menunggu sejak pukul 4 pagi, karena panjangnya antrean," tutur Anggito di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (20/9/2013). Akibat panjangnya antrean, membuat jamaah yang berusia lanjut tidak bisa menahan buang air kecil.

"Mereka pun buang air sembarangan, bahkan sarung pun bisa jadi sekat untuk buang air kecil. Atas pengalaman itu, Kementrian Agama menggandeng swasta menciptakan kantong urin," paparnya. Jamaah, kata dia, cukup menampung urine tersebut ke dalam kantong yang sudah disediakan.

"Nanti air urine di dalam kantong tersebut akan terserap dan berubah menjadi jeli. Tidak hanya itu, jeli tersebut juga akan menetralisir bau air urine meski jamaah sudah makan petai sekalipun," tuturnya. Tahun ini, kantong urin tersebut akan dilakukan pengujian terhadap sejumlah jamaah. "Insya Allah, tahun depan bisa diproduksi secara masal," tandasnya.(ful)

Jangan minta TS sediain gambar cara pakainya yak