soiponAvatar border
TS
soipon
{Akibat Pengeboran Sumur} Fenomena Lumpur Lapindo dan Api Sumur Muncul di Ngawi
Fenomena Lumpur Lapindo Muncul di Ngawi
Jum'at, 20 September 2013 | 12:23 WIB


Metrotvnews.com, Ngawi: Fenomena lumpur Lapindo Sidoarjo tengah terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sebuah sumur di Desa Sidolaju, Kecamatan Kedunggalar, menyemburkan lumpur gas dan mengobarkan api, Kamis (19/9).

”Petani takut semburan lumpur bercampur gas itu seperti kasus Lapindo Sidoarjo. Yang terus menerus akan mengeluarkan gas berlumpur yang membahayakan tempat hunian penduduk,” kata Bupati Ngawi Budi Sulistiyono, Jumat (20/9).

Karena ketakutan tersebut, petani ada yang langsung menebang tebu dan jagungnya meski belum waktunya panen. ”Siapa yang tidak takut? Sekalipun begitu, petani setempat belum ada yang mengungsi,” ujar Bupati.

Ia menambahkan di atas sumur yang menyemburkan lumpur bergas dan kini menyalakan api tersebut terdapat jaringan listrik saluran utama tegangan ekstra tinggi (sutet) jaringan interkoneksi Jawa-Bali berkekuatan 500 Kilovolt. Menurutnya, Pemkab Ngawi meminta bantuan Dinas ESDM dan Pertambangan Pemprov Jatim.

”Terus terang untuk urusan seperti ini Pemkab Ngawi tak mampu menanggulanginya karena tak memiliki sumber daya manusia di bidang ini. Oleh karena itu, Ngawi akan minta bantuan penanggulangannya kepada Pemprov Jatim,” katanya. Untuk mengamankan lokasi sumur itu, Polres Ngawi memasang police line.

Munculnya semburan lumpur itu bermula dari Salimun, petani setempat yang mencoba mengebor sumur berdiameter 1 meter dan dalam 4 meter di sekitar sawahnya. Ia hendak mendapatkan air di musim kemarau yang sudah kering sumbernya. Saat pipa untuk mengebor sumber air tembus ke kedalaman 100 meter, tiba-tiba air menyembur tapi baunya seperti gas. (Narwoto)

Source


Semburan Api Sumur Ancam Sutet
Kamis, 19 September 2013 20:41 WIB


SURYA Online, NGAWI - Keberadaan sumur bor yang mengeluarkan semburan lumpur dan gas serta api di persawahan Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi mengancam keberadaan kabel listrik Super Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) Jawa – Bali.

"Semalam semburan apinya belum tinggi. Sekarang sudah hampir 6 sampai 8 meter hampir mengenai kabel listrik jalur besar di persawahan ini," terang Bagus Prasetyo (37) salah seorang warga kepada Surya, Kamis (19/9/2013).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Eko Heru Cahyono menjelaskan, pihaknya belum bisa berbuat banyak atas kasus semburan api di sumur bor tersebut. Alasannya, masih menunggu hasil analisa dan penelitian dari Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Jika hasil penelitian tidak terdapat gas yang membahayakan dan bisa menimbulkan ledakan, maka akan kami cari alternatif lain memindahkan semburan apinya. Tetapi kalau membayakan kami serahkan ke tenaga ahli," paparnya.

Sedangkan mengenai titik semburan yang berada persis di bawah jaringan Sutet Jawa-Bali, Eko menganggap sangat membahayakan.

"Rencananya kami akan mengerahkan pemadam tetapi tidak untuk mematikan api, hanya untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.

Source


Semburan Api Sumur Bor di Ngawi Terus Membesar
Kamis, 19 September 2013 19:07 WIB


Semburan api dari sumur bor yang ada di sawah milik Salimun (52) warga Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi yang ada di lahan persawahan Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi terus membesar dan dipasang garis police line Polres Ngawi, Kamis (19/9/2013).

SURYA Online, NGAWI-Semburan api dari sumur bor yang berada di sawah milik Salimun (52) warga Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi terus membesar.

Diduga, hal itu disebabkan adanya beberapa kali ledakan kecil (low ekplosive) dari dalam sumur bor itu. Saat ada ledakan, maka dipastikan api akan membesar dan menjulang lebih tinggi dibandingkan saat kondisi normal tanpa ada ledakan.

Oleh karenanya, petugas Polres Ngawi langsung datang ke lokasi dan memasangan police line di sumur bor yang mengeluarkan api itu dengan jarak sekitar 50 meter memutar.

Hal itu dimaksudkan agar warga yang terus berkeinginan menyaksikan semburan api itu, bisa memiliki jarak pandang dan pengelihatan yang aman. Pasalnya, hingga kini belum ada kepastian mengenai isi dalam sumur bor yang bisa memicu api bertahan hingga selama 24 jam terakhir itu.

Kapolres Ngawi, AKBP Valentino Alfa Tatareda mengatakan jika pihaknya harus memasang police line untuk pengamanan lokasi. Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan Bupati dan Komandan Kodim Ngawi serta sejumlah instansi lainnya untuk segera memanggil tim ahli yang menangani masalah semburan api dari sumur bor itu.

"Untuk pengamanan lokasi sementara langka kami memasang police line agar masyarakat aman. Kami sudah himbau warga keinginan menontonnya agar memperhatikan keselamatannya.

Karena aspek keamanan lebih penting. Apalagi kami belum mengetahui unsur yang di kandung air yang memicu api itu," terangnya kepada Surya, Kamis (19/9/2013).

Selain itu, Kapolres Ngawi yang baru bertugas pekan lalu ini mengungkapkan jika keamanan gas dan daya jangkau ledakan yang ditimbulkan karena mengeluarkan api itu belum ada yang mengetahuinya. Oleh karenanya pihaknya meminta warga menjaga jarak dan harus mematuhi garis police line itu. Apalagi, tanaman padi, jagung, dan tebu yang ada di samping semburan api itu sebagian sudah mati meski berjarak lebih dari 100 meter.

"Karena gas itu membahayakan kami minta warga menjaga jarak. Apalagi ada ledakan-ledakan dan letupan-letupan kecil berulang kali. Panas dari api yang terus membesar juga membahayakan penonton (warga)," imbuhnya.

Rencanya pihaknya bekerjasama dengan Bupati dan Komanda Kodim Ngawi untuk mendatang tim ahli yang membidangi dan bisa meneliti isi kandungan dalam sumur bor itu. Selain itu, untuk memastikan sumur bor yang mengeluarkan air dan api itu mengandung unsur apa saja.

"Kami sudah koordinasi dan memanggil tenaga ahli mengenai masalah semburan air dan gas yang mengeluarkan api itu. Karena kami belum bisa memastikan kandungnnya. Sayangnya sampai saat ini belum ada yang datang tim ahlinya. Kami sendiri menunggu perkembangannya," ungkapnya di lokasi.

Sementara, salah seorang staf Bidang Geologi, Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Propinsi Jawa Timur, Reny Suharto menegaskan jika kedatangan ke sumur yang mengeluarkan api itu atas undangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Ngawi.

Alasannya, kedatangan awalnya dirinya dan sejumlah staf itu untuk mendeteksi lokasi longsor di Ngawi. Namun pihaknya memastikan untuk semburan sumur bor yang mengeluarkan api biasanya ditangani 4 bidang satuan kerja. Diantaranya, Bidang Air Tanah, Geogologi, Pertambangan Umum dan Gas, serta Energi Kelistrikan.

"Karena kami sudah mengecek lokasi maka semua informasi akan kami sampaikan ke atasan saya di Propinsi Jatim agar segera ditindaklanjuti semburan api ini," katanya.

Selain itu, pihaknya mengaku belum bisa memastikan unsur yang terkandung didalam air sumur yang bisa mempertahan api hingga selama berhari-hari itu. Oleh karenanya pihaknya mengambil sampel tanah dan air yang ada dari semburan api sumur bor itu.

"Untuk sementara bagi kami yang penting adalah pengamanan lokasi dan warga yang menonton. Untuk analisa air kompisisnya berisi apa saja akan kami kirim sampelnya untuk dianalai di laboratorium di Jatim. Makanya kami minta warga tidak mendekat ke titik api," pintahnya.

Sedangkan mengenai adanya jaringan listrik yang ada di sekitar lokasi semburan api, pihaknya berencana akan berkoordinasi dengan PLN.

"Untuk jaringan listrik akan kami koordinasikan dengan PLN melalui surat resmi dari ESDM Pemerintah Propinsi Jawa Timur," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga perbatasan Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren dan Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi dikejutkan munculnya semburan air bercampur pasir dan gas yang sejak, Rabu (18/9/2013) malam mulai mengeluarkan api di area persawahan Desa Sidojalu, Kecamatan Widodaren.

Warga takut jika peristiwa semburan lumpur bercampur gas itu, bakal terus membesar seperti yang terjadi di daerah Porong, Sidoarjo yang hingga kini belum tuntas penyelesaiannya.

Semburan air bercampur pasir dan gas itu bermula saat Salimun (52) warga Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar sedang mengebor sumur di sawah miliknya yang terletak di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren.

Sumur bor itu, rencananya akan digunakan untuk mengairi lahan pertaniannya di musim kemarau. Saat melaksanakan pengeboran manual dengan kedalaman sekitar 108 meter itu, Salimun memasang mesin pompa diesel untuk menyedor air dari sumur bor itu.

Saat percobaan penyedotan pertama, pompa diesel hanya mengeluarkan air kecil. Tak berselang lama kemudian, Salimun mematikan mesin pompa air diesel. Pada saat bersamaan, terdengar suara letupan terdengar dari dalam pipa bor itu.

Selang beberapa jam, tepatnya, Rabu (18/9/2013) malam, api keluar dari semburan air sumur bor yang diduga mengandung gas metan itu lantaran ada salah seorang warga yang menguji coba sumur itu dengan melemparkan puntung rokok ke sumur bor yang mengeluarkan air dan gas itu.

Source

Pengeboran tanpa perhitungan bisa menuai bencana. emoticon-Matabelo
0
3.4K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan