- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[INFO+PICT] Amazing Indonesia
TS
fossajr
[INFO+PICT] Amazing Indonesia
Spoiler for No Repsol:
kalau repost 100% repost
silahkan request close / delete thread ke momod ya gan
Yusof bin Ishak
Spoiler for Yusof bin Ishak:
Quote:
Encik Yusof bin Ishak lahir di Perak, Negeri-Negeri Melayu Bersekutu, 12 Agustus 1910 – meninggal di Singapura, 23 November 1970 pada umur 60 tahun adalah Presiden Singapura yang pertama dan sampai sekarang satu-satunya yang keturunan Minangkabau dan Melayu (indonesia).
Lahir di Perak, Negeri-Negeri Melayu Bersekutu dengan ayah keturunan Minangkabau dan ibu berdarah Melayu, Yusof merupakan anak sulung dalam sebuah keluarga beranggotakan sembilan orang.
Pada 3 Desember 1959, Yusof dilantik sebagai kepala negara Singapura.
Ia merupakan warga negara Singapura yang pertama kali memegang jabatan tersebut. Pada 9 Agustus 1965, tatkala Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, status beliau berubah menjadi presiden negara kepulauan tersebut hingga tahun 1970, ketika Yusof meninggal.
Wajah Yusof diabadikan pada pecahan-pecahan uang kertas Singapura.
Spoiler for Pict:
Rudy Hartono Kurniawan
Spoiler for Rudy Hartono Kurniawan:
Quote:
Rudy Hartono Kurniawan lahir di Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949 (umur 64 tahun) adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia pada tahun 1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali pada tahun 1960'an dan 1970'an.
Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.
Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.
Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahny. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan. Akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974.
Spoiler for Pict:
Radio Magno
Spoiler for Radio Magno:
Quote:
radio kayu buatan pengrajin di kampung Kandangan, Temanggung berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam desain produk di London.
Radio kayu Magno yang didesain dan diproduksi Singgih Susilo Kartono berhasil meraih penghargaan sangat prestisius Brit Insurance Design of the Year 2009.
Penghargaan itu diserahkan dalam acara makan malam yang dispronsori stasiun televisi swasta Channel 4, Selasa malam.
Selain penghargaan untuk desain produk, The Design Museum juga memberikan penghargaan untuk katagori Architecture, Fashion, Furniture, Graphics, Interactive, dan Transport
The Design Museum merupakan museum terkemuka di dunia yang memberikan penghargaan kepada desain kontemporer di berbagai negara dan katagori .
Singgih mengatakan di London, Rabu, ia sendiri merasa mendapat suatu kejutan. “Saya tidak mengira apresiasi terhadap Magno Wooden radio ini cukup tinggi,” katanya lalu mengatakan radio kayu desainnya menggunakan pendekatan filosofi desain Asia.
Hal ini menurut Singgih sangat sejalan dengan prinsip-prinsip “sustainable design.”
Radio kayu yang diberi merek Magno itu, sebelumnya juga diumumkan menjadi pemenang Good Design Award 2008 di Jepang untuk kategori Innovation/Pioneering & Experimental Design.
Magno juga masuk nominasi untuk Grand Awards untuk Desain for Asia Award yang digelar di Hongkong.
Radio kayu buatan Singgih bermerek Magno lebih banyak diekspor ke Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat dengan jumlah 300-400 unit per tahun.
Penghargaan Brit Insurance Design diumumkan 18 Maret, yang pemenangnya dipilih oleh panel terdiri dari sembilan orang.
Selama 12 bulan dewan juri yang terdiri para desainer terkemuka memberikan penghargaan The Brit Insurance Design Awards 2009, di bidang arsitektur dimenangkan oleh New Oslo Opera House.
Dewan juri memuji konsep dan desain Singgih S Kartono yang mengunakan produk lokal dengan pengrajin dari daerah sekitar. “Enterprenur asal Indonesia memiliki ide kreatif di balik idenya membuat radio kayu yang membantu ekonomi daerah dengan mempekerjakan masyarakat di desa Kandangan,” kata dewan juri.
Spoiler for Pict:
Seragam Militer NATO
Spoiler for Seragam Militer NATO:
Quote:
Siapa sangka bahwa seragam militer anggota NATO dibuat oleh anak bangsa, ternyata, puluhan hingga ratusan ribu anggota militer di sejumlah negara, baik Eropa, Amerika, dan Asia termasuk anggota militer dalam negeri, mengenakan seragam buatan pabrik tekstil yang berlokasi di salah satu sudut kota di Kabupaten Sukoharjo - Jawa Tengah - Indonesia.
Produk tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini diakui telah memenuhi standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO. Tidak hanya seragam, tetapi juga seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain.
Hingga awal 2010 ini, PT Sritex melayani pembuatan seragam militer untuk 25 negara, yakni, Indonesia, Australia, Brunei, Kamboja, Siprus, Inggris, Jerman, Kuwait, Lebanon, Nepal, Oman, Papua, Filipina, Qatar, Singapura, Somalia, Sudan, Swiss, Arab, Zimbabwe, Austria dan terakhir Timor Leste. Karena masuk pasar ekspor, harga jual produk di luar negeri pun menyesuaikan.
Corporate Secretary PT Sritex, M. Taufik Adam, saat menunjuk salah satu jaket militer anti infra red yang siap dikirim ke Jerman, mengatakan satu jaket itu di jual dengan harga rata-rata US$150 atau senilai Rp 1.395.000 (1US$=Rp 9.300). ”Tapi, kalau di pasang di outlet di Solo, mungkin hanya Rp 150.000 per jaket,” ujar Taufik membandingkan. Begitu pula dengan seragam militer yang siap dikirim ke Abu Dhabi. ”Kalau seragam ini, di jual ke Abudhabi dengan harga rata-rata US$300.”
Untuk proses pengerjaan, dilakukan secara parsial atau per komponen. Misalnya, satu tenaga kerja hanya bertugas membuat pola saja, memasang kancing baju saja, membuat mata itik saja dan seterusnya. Taufik menambahkan, memproduksi seragam militer ini lebih memiliki tingkat kesulitan di banding produk garmen lainnya. Sehingga, satu kali proses perlu ada quality control. ”Pengerjaan harus lebih detail dan disesuaikan dengan desain yang diminta masing-masing negara.
Produk tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini diakui telah memenuhi standar North Atlantic Treaty Organization (NATO) sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO. Tidak hanya seragam, tetapi juga seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain.
Hingga awal 2010 ini, PT Sritex melayani pembuatan seragam militer untuk 25 negara, yakni, Indonesia, Australia, Brunei, Kamboja, Siprus, Inggris, Jerman, Kuwait, Lebanon, Nepal, Oman, Papua, Filipina, Qatar, Singapura, Somalia, Sudan, Swiss, Arab, Zimbabwe, Austria dan terakhir Timor Leste. Karena masuk pasar ekspor, harga jual produk di luar negeri pun menyesuaikan.
Corporate Secretary PT Sritex, M. Taufik Adam, saat menunjuk salah satu jaket militer anti infra red yang siap dikirim ke Jerman, mengatakan satu jaket itu di jual dengan harga rata-rata US$150 atau senilai Rp 1.395.000 (1US$=Rp 9.300). ”Tapi, kalau di pasang di outlet di Solo, mungkin hanya Rp 150.000 per jaket,” ujar Taufik membandingkan. Begitu pula dengan seragam militer yang siap dikirim ke Abu Dhabi. ”Kalau seragam ini, di jual ke Abudhabi dengan harga rata-rata US$300.”
Untuk proses pengerjaan, dilakukan secara parsial atau per komponen. Misalnya, satu tenaga kerja hanya bertugas membuat pola saja, memasang kancing baju saja, membuat mata itik saja dan seterusnya. Taufik menambahkan, memproduksi seragam militer ini lebih memiliki tingkat kesulitan di banding produk garmen lainnya. Sehingga, satu kali proses perlu ada quality control. ”Pengerjaan harus lebih detail dan disesuaikan dengan desain yang diminta masing-masing negara.
Spoiler for Pict:
Quote:
Sekian dulu info dari ane ya gan
kalau boleh minta bata ya gan
kalau boleh minta bata ya gan
Quote:
0
6.7K
Kutip
90
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan