exorioAvatar border
TS
exorio
"Scapegoating"
Dari arti katanya, scapegoat itu artinya kambing hitam. Jadi kita mencari sasaran untuk disalahkan. Bisa jadi situasi, bisa jadi individu yang lain, bisa jadi objek atau keadaan.

Dalam masyarakat kita, perilaku mencari kambing hitam itu sangat diterima, bahkan terkadang intstitusi hukum pun melakukannya. Seringkali apabila seseorang dipojokkan atau terpojokkan maka sifat aslinya akan keluar.

Di dunia kerja, hal ini sangat sering terjadi. Saling tuding, saling menyalahkan. Tidak ada yang berani menerima tanggung jawab. Ini berlaku di semua lingkungan kerja, khususnya dari pengalaman karir saya sendiri.

Dale Carnegie mengatakan kalau Anda sedang disalahkan karena sesuatu hal, janganlah bertindak defensif. Apabila Anda memang tidak bersalah, silakan membela diri. Namun apabila Anda memang melakukan kesalahan, akui, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.

Masyarakat umum seolah-olah sangat mengharamkan kesalahan juga kegagalan, itulah sebabnya mental mencari kambing hitam sangat subur berkembang di tiap individu manusia yang masih hidup sekarang ini.

Ya, memang, kesalahan yang fatal perlu ditindak tegas, seperti misalnya membunuh orang lain, atau korupsi.

Tetapi lihatlah kenyataannya : semenjak sekolah kita diajarkan untuk menghindari kesalahan dan kegagalan. Salah jawab ujian maka Anda akan tidak lulus! Salah jawab guru maka Anda akan disetrap! Salah tingkah di sekolah maka Anda bisa diskors! Sehingga orang tua pun (setidaknya generasi saya) sangat mengharamkan “kesalahan”.

Padahal, faktanya salah itu lumrah dan sangat manusiawi. Tanpa berbuat salah atau gagal kita tidak akan belajar. Lihatlah seorang bayi yang sedang belajar berjalan. Salah kan caranya dia berjalan? Mana sering jatuh lagi, gagal melulu. Tapi apakah itu berarti kita akan menghukumnya? Cuma orang tua yang sinting yang bakal menghukum anaknya yang masih bayi karena salah dan gagal dalam berjalan.

Lalu, kenapa kita melakukannya sekarang?

Semua proses kegagalan dan kesalahan itu diperlukan oleh sang bayi yang akhirnya berhasil berdiri dengan tegap walaupun langkahnya masih culun. Ketika itu terjadi kita kemudian berjalan setiap hari, setiap menit, setiap detik, sampai berjalan itu menjadi proses yang natural bagi kita. Seperti bernafas.

Ingat ketika Anda pertama kali belajar mengendarai sepeda? Cara Anda salah, terus masa Anda dihukum? Anda jatuh, Anda gagal, masa Anda disetrap? Udah lutut benjut, berdarah karena nyium aspal, eeeh terus diomelin sama orang tua. Saya yakin anak yang dibesarkan dengan cara gitu bakal sakit jiwa kalo udah gedenya.

Tapi kalo kasusnya seperti yang saya beberkan di “Embrace Conflicts”, orang tersebut udah kerjanya ga bener, merembet kemana-mana, ngelempar-lempar kerjaan. Eeeh masih nuding orang lain pula. Nah mental cengeng tukang scapegoating kek gini emang perlu dikerasin. Padahal udah gede, udah bisa pipis sendiri kok. Masa soal responsibility kerjaan masih perlu diingetin?

Tingkah scapegoating ini saya temui juga pada sebagian besar kenalan saya yang berminat dengan seduction. Mereka datang ke saya, minta diajarin. Waktu saya ajak keluar “tuh deketin itu cewek”.

Tapi bukannya maju, mereka malah jadi “kreatif”… 1001 alasan keluar dari menyalahkan si target, menyalahkan situasi sampai menyalahkan saya.

Herannya, ini terjadi di hampir semua orang yang datang ke saya. Yang paling bikin berkesan sih, alasannya MIRIP banget walaupun orang yang dateng beda-beda, dan dari lingkungan yang beda pula :

  1. Gak mood
  2. Belum “panas”
  3. Ceweknya kurang hot
  4. Situasinya ga mendukung

Gimana ga jengkel? Mereka yang minta bantuan, mereka yang emoh maju terus saya yang disalahin? Wadefak? Mending kalo dibayar, saya udah iklas gratis mo ngajarin, eh masih disalahin?

BERSAMBUNG DISINI

Spoiler for "JANGAN DIBUKA!":
Diubah oleh exorio 19-10-2014 11:45
0
11.6K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan