atimarwatiAvatar border
TS
atimarwati
ex Menlu AUSTRALIA : PRABOWO HARUS TIDAK BOLEH MENANG PEMILU. BAHAYA bagi AUSTRALI !
Judul Asli :
Alexander Downer: Time to start caring about Indonesia next election
Sumber : 'Harian' Adelaide Now Terbit : March 03, 2013

Sumber Link : http://www.adelaidenow.com.au/news/s...-1226589467991

WARNA BIRU : SAYA BANTU TERJEMAHKAN SEMAMPU SAYA

The newspapers are filled with melodramatic stories about how hopeless the Prime Minister is, what Caucus members are saying about her behind her back, what Kevin Rudd is up to and how the latest Government announcement on health or industry policy has turned out to be an own goal.

Koran ini sedang memuat cerita2 drama melow tentang bagaimana harapan Perdana Menteri. Apa yang para anggota kaukus katakan tentang dibalik 'harapan'nya. adalah sampai dan bagaimana pengumuman pemerintah terbaru tentang kesehatan atau kebijakan industri telah berubah menjadi sebuah gol kita.

Indonesia is our neighbour and it's huge. It has 10 times the population of Australia but with a smaller GDP. It is 6000km from one end of the Indonesian archipelago to the other and it straddles some of the world's most important and sensitive trade routes.

Indonesia adalah tetangga kita dan Dia besar. Dia memiliki 10 kali penduduk Australia tetapi dengan GDP lebih kecil. ada 6000km dari satu ujung kepulauan Indonesia yang satu ke yang lain dan itu mengangkangi beberapa rute yang paling penting dan sensitif dalam dunia perdagangan.

Over the years, our relations with Indonesia have been troubled. During the Sukarno era, Australia's relationship with Indonesia was tense and at times bellicose, particularly at the time of confrontation between Indonesia and Malaysia.

Selama bertahun-tahun, hubungan kita dengan Indonesia telah terganggu. Semasa era Soekarno, hubungan Australia Indonesia tegang dan kadang berperang, terutama pada saat konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia

For many Australians, the arrival via a coup d'etat of president Suharto was seen as a godsend. Sure he was a dictator but he was antiS E N S O Rmunist during the Cold War and he seemed interested enough in a stable relationship with Australia.

Bagi banyak orang Australia, Terjadinya kudeta oleh presiden Soeharto dipandang sebagai berkah dari Tuhan. Tentu dia seorang diktator tapi dia anti-komunis selama Perang Dingin dan dia tampak cukup tertarik dalam hubungan yang stabil dengan Australia

But of all the presidents Indonesia has had since independence, the most overtly pro-Australian has been the current president, Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun dari semua presiden Indonesia yang ada sejak kemerdekaan, yang paling terang-terangan pro-Australia telah jadi presiden saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono.

Now you can have A big point is this. In just over a year's time, President Yudhoyono's term will come to an end. That's all the time we have left to deal with this most pro-Australian of presidents of our huge and vital next-door neighbour.

Sekarang Kalian punya sebuah titik besar. Dalam waktu hanya selama satu tahun, masa jabatan Presiden Yudhoyono akan berakhir. Dalam waktu tersisa yang kita punya untuk bersepakat dengan Presiden yang paling pro-Australia dari kepentingan besar kita dan Vital dari tetangga kita sebelah.

Once he goes, it will be, for Australia, the end of a golden era.
Setelah SBY tidak menjabat, itu akan terjadi, untuk Australia, akhir era keemasan.

Australia has to make the most of this period, because no one knows yet who the next president will be.

Australia harus berperan besar dalam periode ini, karena tidak ada yang tahu, siapa yang akan jadi presiden berikutnya.

Of the current likely candidates, any one of them could present Australia with some difficulties. For a start, the current favourite is the son-in-law of president Suharto - a former general called Prabowo Subianto. He was the head of the Indonesian special forces known as Kopassus in the 1990s.
Not to put too fine a point on it, Prabowo was wildly unpopular with many Australian NGOs because of alleged human rights abuses in East Timor. He is unlikely to be a fan of our great country.

Dari kandidat saat ini, ada satu dari mereka bisa memberi Australia beberapa kesulitan. Untuk memulai, Elektabilitas saat ini adalah bekas mantunya presiden Suharto - mantan letnan jenderal Prabowo Subianto. Dia bekas kepala pasukan khusus Indonesia dikenal sebagai Kopassus pada 1990-an.

Tidak bisa menaruh point yang baik di pundaknya, Prabowo itu liar tidak populer dengan LSM Australia karena banyak tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Dia tidak mungkin menjadi suka dengan negara kita yang besar.


Now, General Prabowo may not win the election but the point is this: Whoever does, the golden era of the Yudhoyono administration is drawing to a close.
Australian leaders should be thinking about this. It matters.

Waktunya sekarang, Jenderal Prabowo tidak boleh menang pemilu
tetapi intinya adalah : Barangsiapa tidak berperan, era keemasan pemerintahan Yudhoyono hampir berakhir.
Para pemimpin Australia harus berpikir tentang hal ini. itu penting.


It matters because we need a stable, friendly and economically prosperous Indonesia as a next-door neighbour.

Itu hal penting karena kita membutuhkan Indonesia yang stabil, ramah dan ekonomis makmur sebagai tetangga sebelah.

Yet you seldom hear a word about Indonesia unless it relates to one of our foolish drug traffickers locked up in a Balinese jail.
Or unless it's the latest saga in the boat people scandal.

Namun, Kalian jarang mendengar berita tentang Indonesia kecuali hal yang berkaitan dengan salah satu dari pengedar narkoba bodoh kita yang ditahan di penjara Bali.
Atau kecuali jika itu adalah kabar terbaru dalam skandal pengungsi perahu.


Well, I'll tell you this; without the co-operation of the Indonesian government, we have no hope of stopping the boats. That's just one more reason why we should care about who wins next year's Indonesian presidential election.

Baiklah, saya akan katakan kepada kalian, tanpa kerjasama dari pemerintah Indonesia, kita tidak memiliki harapan untuk menghentikan pengungsi perahu. Itu hanya salah satu alasan mengapa kita harus peduli siapa yang menang pemilu Indonesia presiden tahun depan.

writer : Alexander Downer
was foreign affairs minister in the Howard government from 1996 to 2007


---------------------------------

Komentar : no Comment !
Diubah oleh atimarwati 04-03-2013 11:45
0
34.7K
459
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan