splender777Avatar border
TS
splender777
Orang Gila di Negeri "GILA"
Prihatin banyak kasus korupsi, dari proyek Hambalang sampai kasus Sapi berjengot, hukum yang tidak adil, koruptor Cuma dihukum 2,5 tahun ditambah potong masa tahan, pencuri ayam dihukum 5 tahun penjara, anak menteri yang tersangkut kasus hukum diistimewakan, seolah-olah hukum hanya berlaku pada rakyat jelata, tetapi tidak untuk untuk pejabat dan penguasa, pembangunan yang tidak merata antar wilayah Indonesia bagian Barat dan indonesia Bagian timur. Dan sejumlah ketidak adilan lainnya yang kita hadapi.

Analogi
Suatu hari yang cerah seorang gila tiba-tiba berkelakuan seperti orang waras, yakni menjadi masinis. Ia naik ke Lokomotif kereta api yang sedang berhenti, tapi mesinnya hidup, lalu menyetirnya mundur selama 1,5 jam. Kereta yang mengangkut lebih seribu ton solar dan premium itu melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam, dan baru berhenti bukan karena direm, melainkan akibat 12 dari 23 gerbongnya terguling.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, yang ada hanya seorang gila yang tertawa-tawa, karena gembira. Dia mengaku memiliki anak 15 orang, dan merasa puas telah bebas menjalankan kereta.
Kecelakaan kereta api memang sering terjadi, namun kecelakaan kali ini sebaiknya bukan menjadi urusan Menteri Perhubungan. Juga tidak usah dicari kesalahannya pada jajaran manajemen PT. Kereta Api Indonesia, termasuk masinis asli yang memang waras. Kesalahannya mungkin meninggalkan lokomotif dengan mesin menyala. Selebihnya, tidak usah diusut faktor teknis penyebab kecelakaan atau faktor human error, karena memang yang menyetirnya manusia error.
Orang gila jelas bukan domain Menteri Perhubungan. Tetapi menjadi urusan Menteri Kesehatan, karena menyangkut wilayah psikiatri. Bisa juga menjadi urusan Menteri Sosial, karena orang bisa menjadi gila karena mata rantai tekanan sosial-ekonomi. Yaitu, mulanya di-PHK, lalu menganggur, menjadi miskin, kemudian stres. Karena miskin, tidak bisa berobat ke psikiater, dan karena tak diobati, menjadi gila. Bukankah fakir miskin ditpelihara oleh negara ?
Setepatnya, kita tidak tahu berapa banyak anak bangsa ini yang sudah gila dari segi ilmu psikologi maupun ilmu kedokteran jiwa. Semenjak krisis ekonomi menghajar negeri ini, secara spekulatif dapat dikatakan bahwa jumlahnya meningkat.
Presiden sudah ganti enam kali, tetapi kehidupan rakyat di lapisan bawah semakin merana. Semakin sulit mencari kerja, daya beli kian merosot, yang miskin bertambah banyak, dan hipotetisnya yang gila pun bertambah banyak.
Kasus orang gila yang menyetir kereta api itu harus dilihat hanyalah puncak gunung es. Pemerintah harus prihatin, jangan-jangan yang gila memang telah bertambah banyak. Tetapi karena hidup dalam 'kesunyian' dan 'kesendirian', orang gila tidak mengganggu sehingga tidak menggugah negara untuk mengurus mereka. Tapi kasus orang gila menjadi masinis itu, sebagai fenomena sosial, mestinya menghentak negara.
Di negeri entah berantah ini ada dua macam orang gila. Yang pertama, orang gila yang mesti menjadi urusan ahli psikiatri, seperti yang menyetir lokomotif itu. Yang kedua, orang gila harta, gila jabatan, gila kekuasaan, yang juga banyak jumlahnya. Bahkan, mungkin lebih banyak lagi.
Gila yang terakhir itu bukannya berhenti setelah reformasi. Tapi, justru semakin menjadi-jadi. Gila harta menyebabkan korupsi tetap merajalela, gila jabatan membuat orang mementingkan kursi ketimbang pengabdian, dan gila kekuasaan memicu orang menghalalkan cara.
Semua yang gila-gila itu tak bisa lagi diatasi dengan cara biasa-biasa saja. Harus ada gerakan yang luar biasa gila untuk menyelamatkan negara ini dari gila yang gila-gilaan itu.
Salam Splender777
0
2.4K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan