muniif96Avatar border
TS
muniif96
Asteroid Tautatis, akan mendekati Bumi 12-12-12 (Untuk Diperhatikan)
Pada Rabu 12 Desember 2012 pukul 13:40 WIB mendatang, sebuah bongkahan batu raksasa sebesar dua kali Gunung Merapi dengan wujud mirip kentang bakal melayang di antariksa dekat Bumi dengan jarak hanya 6,95 juta kilometer atau setara dengan 18 kali jarak Bumi-Bulan, suatu jarak yang sangat dekat dalam skala astronomis. Inilah asteroid Toutatis. Pada saat perlintasan dekatnya, asteroid itu akan nampak sebagai bintik cahaya redup dengan magnitudo semu +8 hingga +10 sehingga butuh alat bantu optik (teleskop/binokuler) untuk mengamatinya. Dan pada saat perlintasan-dekat tersebut hanya permukaan Bumi yang sedang diliputi malam saja, yakni seluruh benua Amerika, Samudera Pasifik dan (sebagian) Samudera Atlantik.

Di Indonesia, meski Toutatis sudah terbit di kaki langit timur sejak pukul 13:00 WIB, Toutatis baru akan nampak di langit setelah Matahari terbenam hingga Toutatis terbenam di kaki langit barat jelang pukul 02:00 WIB. Selama itu Toutatis akan nampak sebagai bintik cahaya yang dengan latar belakang bintang-bintang di perbatasan rasi Cetus dan Pisces. Guna mengidentifikasinya, jika kita melihat langit barat pada pukul 22:00 WIB, carilah posisi rasi Taurus yang ditandai dengan terangnya planet Jupiter di sana (untuk saat ini). Terhitung dari posisi rasi Taurus, rasi Aquarius bertempat di sisi kiri bawahnya dengan jarak sudut sekitar 40 derajat, atau setara bentangan dua kepalan tangan (dengan jempol dan kelingking terentang sementara jemari lainnya tertutup).

Spoiler for Asteroid Toutatis:


Asteroid yang Hilang

Asteroid Toutatis merupakan asteroid yang tak sengaja ditemukan oleh trio Maury, Mulholland dan Pollas lewat bidikan teleskop Schmidt 90 cm di Observatorium de la Cote d' Azur (Perancis) pada awal Januari 1989 kala mengamati satelit-satelit redup dari planet Jupiter. Analisis data memperlihatkan asteroid ini, yang dikodekan sebagai 1989 AC, ternyata identik dengan asteroid 1934 CT yang pernah diamati pada 10 Februari 1934 namun setelah itu tak pernah dijumpai lagi sehingga sempat dikategorikan sebagai asteroid yang hilang. Rupanya butuh waktu lebih dari setengah abad untuk menemukan kembali si asteroid hilang ini. Belakangan asteroid ini dinamakan asteroid Toutatis, merujuk pada mitologi bangsa Celtic.

Spoiler for Simulasi Asteroid Toutatis 12-12-12:


Asteroid Toutatis mengedari Matahari dalam sebentuk orbit lonjong dengan perihelion 140,2 juta km (lebih dekat ke Matahari dibanding Bumi), aphelion 616,5 juta km (lebih jauh ke Matahari dibandingkan Mars), kemiringan bidang orbit 0,5 derajat dengan periode orbital 4,02 tahun. Dengan demikian Toutatis termasuk ke dalam kelompok asteroid Apollo atau Alinda, karena beredar di antara orbit Venus dan Jupiter. Istimewanya, Toutatis mengalami resonansi orbital dengan Bumi dan Jupiter sekaligus. Dengan Jupiter, Toutatis mengalami resonansi 1:3 sehingga setiap kali Jupiter tepat mengelilingi Matahari sekali putaran, maka Toutatis tepat pula mengelilingi Matahari tiga putaran. Sementara dengan Bumi, Toutatis mengalami resonansi 4 : 1. Salah satu konsekuensi resonansi orbital ini adalah Toutatis bakal melintas-dekat Bumi setiap 4 tahun sekali dan kita di Bumi akan menyaksikan peristiwa tersebut setiap kali posisi Toutatis berdekatan dengan planet Jupiter.

Asteroid Toutatis kembali menggemparkan jagat ilmu pengetahuan kala observasi berbasis teleskop radio dan optik berhasil mengungkap bentuknya yang aneh. Berlawanan dengan imajinasi kita sebelumnya akan asteroid, Toutatis ternyata berbentuk mirip kentang raksasa dengan dimensi 4,3 x 2,6 x 1,7 km. Lebih jelasnya lagi, bentuk Toutatis lebih mirip dengan dua buah gumpalan batu raksasa yang saling melekat namun tidak sempurna. Namun ternyata pengungkapan ini juga membuka pintu baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Beragam observasi memperlihatkan bahwa asteroid seperti Toutatis tidaklah sendirian di langit, melainkan banyak kawannya baik dari kalangan asteroid maupun inti komet. Misalnya Kleopatra dan Itokawa (keduanya asteroid) serta inti komet Borrely dan Hartley 2 (keduanya inti komet).

Mengapa Toutatis dan kawan-kawannya bisa berbentuk seperti itu? Salah satu argumen yang diusung adalah peristiwa tumbukan-kontak, yakni tumbukan yang tak lenting sama sekali di antara dua obyek. Toutatis (dan juga kawan-kawannya) dulunya adalah dua benda langit yang berbeda dan menyusuri orbit yang berbeda pula, namun saling berpotongan. Tatkala kedua benda langit itu berada di titik potong orbit masing-masing, maka terjadilah tumbukan. Namun dengan kecepatan relatif antar keduanya cukup kecil (dalam orde beberapa meter/detik saja), maka tubrukan keduanya tidak menyebabkan masing-masing benda langit menjadi remuk, melainkan justru seakan menjadi lengket meski tak sempurna.

Sebagai hasil penggabungan dua asteroid berbeda, maka rotasi Toutatis pun menjadi ganjil dengan dua sumbu rotasi yang berbeda. Pada sumbu panjangnya, Toutatis berotasi dengan periode rotasi 5,38 hari. Sementara pada sumbu pendeknya, Toutatis butuh waktu 7,38 hari untuk berotasi. Ganjilnya rotasi Toutatis membuat asteroid ini seperti menggelinding.

Sumber:
Catatan Ma'rufin Sudibyo (Astronom Amatir Indonesia)

Catatan:
Jangan remehkan peran Astronom Indonesia dalam hal astronomi di Indonesia ya gan emoticon-Big Grin, orang yang nulis artikel ini (Ma'rufin Sudibyo) merupakan salah satu Astronom Amatir yang ahli di bidangnya emoticon-2 Jempol
Kenapa Astronom Amatir? Karena pendidikannya bukanlah berasal dari Prodi Astronomi ITB (Itu syarat untuk bisa jadi Astronom Pro)
Diubah oleh muniif96 10-12-2012 20:28
0
4.6K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan