kh4msinAvatar border
TS
kh4msin
BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia no.2 Dunia. Tapi OECD Ragukan Pertumbuhan Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia nomor dua dunia
Jumat, 12 Oktober 2012 17:40 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negeri tahun ini sebesar 6,3 persen, akan menjadi pertumbuhan tertinggi kedua di dunia setelah China mencapai 7,8 persen. "Dibanding negara-negara lain di dunia, pertumbuhan kita nomor dua setelah China," kata Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, Bank Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini masih cukup baik dan mencapai 6,3 persen, meski lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya 6,4 persen. Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh antara 6,1 - 6,5 persen dengan kemungkinan utama di level 6,3 persen. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi diperkirakan antara 6,3 - 6,7 persen dengan kemungkinan di 6,5 persen.

Sementara pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat pada tahun ini dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen, sedangkan di 2013 turun dari 3,5 persen menjadi 3,4 persen. Pelambatan ekonomi Indonesia dari 6,4 persen menjadi 6,3 persen, menurut Perry lebih karena dampak krisis ekonomi dunia yang mulai mempengaruhi sisi ekspor perekonomian Indonesia. Masih tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak ditopang kuatnya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh 5,1 persen pada kwartal III 2012, sementara investasi tumbuh 10,9 persen. Pertumbuhan investasi ini turun dibanding perkiraan semula 12 persen, karena dampak dari turunnya sektor investasi yang berorientasi ekspor.
http://www.antaranews.com/berita/338...omor-dua-dunia


OECD Ragukan Pertumbuhan Indonesia
September 28, 2012, 11:12 AM SGT

Seorang anak memilih-milih sepatu sandal dalam obral di sebuah mal Jakarta. Ekonomi Indonesia digerakkan oleh permintaan konsumen dalam negeri yang tinggi, serta ditopang oleh populasi yang relatif muda.Indonesia akan sulit menjadi 10 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia. OECD atau Organization for Economic Cooperation and Development meragukan ambisi Indonesia berada di posisi itu di tahun 2025. Bahkan menurut badan kerjasama ekonomi itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini dan tahun depan akan melambat menjadi 6%. Merosot dari pertumbuhannya tahun lalu yang 6,5%. Ekonomi akan tetap ditopang oleh permintaan dalam negeri yang kuat. Namun angka 6% itu masih di bawah laju pertumbuhan yang dibutuhkan untuk memenuhi ambisi itu, yakni 7% sampai 9%, mengutip laporan OECD yang terbit Kamis kemarin. Ambisi menggenjot pertumbuhan dan menyamakan diri di jajaran ekonomi negara besar lainnya dicanangkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun lalu.

Beberapa waktu lalu, firma konsultan McKinsey meramalkan ekonomi Indonesia bisa menempati posisi tujuh besar dunia pada 2030. Tahun lalu, Standard Chartered memperkirakan Indonesia mampu menyabet nomor enam pada 2030. Saat ini, ekonomi Indonesia berada di posisi 16 dunia. Untuk Asia, Indonesia hanya tertinggal dari Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan. Indonesia kini dilirik investor global, setelah ekonomi di Eropa, Amerika Serikat, dan Cina melambat. Arus modal asing langsung mengalir dengan baik, dan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai indeks acuan Bursa Efek Indonesia menjadi yang terbaik dunia tahun ini dengan naik 10%.

Laporan OECD itu mengundang awan gelap. OECD menyatakan upaya pemerintah pusat mengalihkan sebagian kekuasaan ke pemerintah daerah ternyata tidak cukup untuk membangun pasar yang kompetitif dan regulasi yang bersahabat. Organisasi internasional itu juga menyarankan pemerintah memperhatikan pajak pertambangan, memperbaiki perolehan pajak, dan memangkas subsidi energi. “Tantangan bagi pemerintah Indonesia saat ini adalah bagaimana mendongkrak produktivitas, mengurangi subsidi energi, dan meningkatkan perolehan pajak demi membiayai program-program penting dalam infrastruktur, sosial, dan lingkungan hidup,” kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria dalam siaran pers.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia digerakkan oleh populasi yang relatif muda. Lebih dari 50% penduduk kini berusia di bawah 29 tahun. Dari 240 juta penduduk Indonesia, 60% berusia di bawah 39 tahun. “Dividen demografis” itu akan berangsur hilang dalam sepuluh tahun ke depan, kata OECD. Indonesia masih belum mencapai laju pertumbuhan seperti sebelum krisis finansial Asia. Angka pertumbuhan 2010 juta masih berada di bawah rata-rata ASEAN, dengan selisih dua poin persen. Menurut OECD, hal ini menandakan masih ada peluang untuk menggenjot pertumbuhan. Apalagi mengingat pertumbuhan ekonomi tidak berlangsung merata di seluruh kawasan Nusantara. Tahun 2010, Pulau Jawa menyumbangkan hampir 60% dari total pertumbuhan ekonomi.
http://realtime.wsj.com/indonesia/20...han-indonesia/

----------------

Ekonomi Indonesia tumbuh berkat dorongan ekonomi dalam negeri yaitu dari sektor konsumsi (60%). Siapa yang mengkonsumsi itu? Mereka adalah kalangan rakyat kita yang hidup sebagai buruh, petani, nelayan dan PNS serta TKI. Upah buruh kita paling rendah dibanding China dan Vietnam (link) dan nilai tukar petani semakin merosot saja (link). Jadi, pendapatan petani dan buruh Indonesia itu sesungguhnya pada level 'subsisten' saja, artinya hanya cukup untuk kebutuhan dasar saja ("basic needs"). Dan pemenuhan 'basic needs' itu pun sesungguhnya masih kurang, karena masih banyak petani dan buruh itu yang hidup dibawah garis kemiskinan dengan standart US$1/day.

Maka 'power demand' yang tersisa untuk mendorong gerak konsumsi itu sesungguhnya hanyalah tinggal daya beli daripada gaji PNS dan TNI/POLRI. Dari sekitar Rp 1.400 trilyun dana APBN yang ada, sekitar 60% disalurkan untuk gaji mereka (link1; link2; link3). Gaji abdi Negara ini dipastikan habis mereka konsumsi semuanya, bahkan masih banyak yang berhutang (link). Makanya Pemerintah berkepentingan terus menaikkan gaji PNS itu setiap tahunnya, dan menambahi pendapatan mereka dengan berbagai tunjangan dan renumerasi. Mengapa? Sebab pengeluaran PNS dan TNI/Polri itulah yang sesungguhnya motor utama penggerak sektor konsumsi di Indonesia selama ini, hanya banyak ekonom dan pejabat yang malu mengakuinya. Tambahan kalangan kelas menegah pun, sesungguhnya kebanyakan datang dari golongan abdi negara itu.

Pertanyaanya satu saja, sehatkan perekonomian suatu negara yang tumbuh pesat akibat dorongan konsumsi yang sebagian besarnya berasal dari pengeluaran gaji pegawai negeri dan militer/kepolisiannya saja? Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh bahwa sumber kenaikan gaji PNS dan TNI/Polri itu, sesungguhnya banyak diambilkan dari utang, yaitu dari hasil jualan SUN. Makanya utang Pemerintah pun terus membengkak, Hingga April 2012 Utang Pemerintah Rp 1.903 Triliun (link), dan Pemerintah akan menerbitkan surat utang (SUN) lagi senilai Rp 63,6 triliun untuk menutupi kebutuhan APBN 2012, terutama yang dari gaji/belanja pegawai itu.
0
2.2K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan