Karena sudah disticky sama Momod maka sekalian kita cocokkan isi thread ini dengan judulnya..

Kisah-Kisah Penuh Hikmah

monggo jika anda punya cerita2 yang kira2 mempunyai makna mendalam, yang mungkin dapat membantu kita2 semua ini untuk lebih maju dalam hal spiritual, ataupun dalam hal kehidupan dunia, monggo diposting disini, untuk kita baca dan renungi bersama.. boleh copas dari thread lain kalau seumpama Agan2 menemukan cerita yang bagus.. dan kalau bisa sertakan juga link thread asalnya (jika dari intern forum kaskus)

juga karena adanya keinginan dari Momod dan dari sepuh2 disini, adalah keinginan untuk membuat forum spiritual ini menjadi adem, bukan lagi isinya perdebatan2 yang memerahkan telinga dan hati.. dimohon cerita2 yang diposting bukan cerita yang kira2 dapat menyinggung hati orang lain/kepercayaan lain.. karena saya percaya, bahwa tujuan Agan2 masuk dalam forum ini adalah untuk mencapai kemajuan spiritual.. marilah kita bersama-sama mengawasi, bukan hanya dari thread ini, tetapi juga dari thread2 lain di forspi ini, untuk saling mengingatkan (dengan adem juga tentunya) agar secepatnya terwujud forum spiritual yang ideal, bagi kita semua, dan tentunya yang ideal buat bangsa kita..

Tentang yang saya tulis dibawah ini, adalah awal mula thread ini, yaitu tentang sebuah buku :



Thread ini saya buat untuk menambah wawasan tentang Awareness, karena saya menilai buku ini ada sangkut pautnya secara langsung maupun tidak langsung dengan thread yang saya buat sebelumnya
[Share] Awareness, Panduan untuk mencapai kedamaian hati, kekuatan, dan kebebasan
Thread ini tidak dibuat untuk tujuan mempublikasikan buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" karangan Ajahn Brahm yang dipublikasikan versi bahasa Indonesianya oleh Awareness Publication 2009.
Komentar-komentar yang dibuat disini tidak ada sangkut pautnya dengan pihak pengarang dan penerbit buku.

Saya akan memposting beberapa bab yang ada dalam buku ini, yang saya harap dapat berguna untuk membuka pintu hati para pembaca disini
Jika anda tertarik, belilah bukunya, beredar dengan bebas di toko buku terkenal :
Jika anda sudah membaca bukunya secara keseluruhan, kalau berkenan bisa memposting pemahamannya disini untuk memperkaya forspi ini..
Dimohon agar tidak memposting hal2 yang berbau SARA disini.. dan jika ada pertanyaan ataupun komentar boleh diposting atau PM saya

Akhir kata, saya membuat Thread ini sama sekali tidak bertujuan untuk meninggikan atau bahkan merendahkan Agama apapun..

mohon bantuan Agan2 sekalian didalam penggalian jati diri dan hati ini

Pendahuluan

Hidup adalah serangkaian cerita yang saling berjalinan, bukannya sekumpulan konsep. Gagasan-gagasan adalah penyamarataan, selalu berjarak dengan kebenaran. Sebaliknya, sebuah cerita, dengan seluruh kesatuan makna dan kekayaan rinciannya, tampak lebih dekat dengan kehidupan nyata. Itulah sebabnya kita lebih mudah menuturkan sebuah cerita ketimbang menjabarkan teori. Kita menyenangi dongeng yang indah.

Cerita-cerita dalam buku ini telah dikumpulkan selama lebih dari tiga puluh tahun sejak saya menjadi seorang biksu dalam tradisi petapa hutan Buddha Therawada. Selama beberapa abad, Therawada telah menjadi kendaraan spiritual utama bagi masyarakat Thailand, Myanmar, Sri Lanka, Kamboja, dan Laos. Saat ini, salah satu tradisi utama Buddhisme ini berkembang di Barat-juga di Selatan, karena saya tinggal di Australia!

Saya sering ditanya, apa perbedaan antara aliran utama dalam Buddhisme-Therawada, Mahayana, Wajrayana, dan Zen. Jawabannya adalah mereka seperti kue yang sejenis, tetapi masing-masing punya lapisan gula yang berbeda:dari luar mereka mungkin terlihat dan terasa berbeda, tetapi bila anda menggali dalam-dalam tiap tradisi, anda akan menemukan rasa yang sama-rasa kebebasan. Pada mulanya memang hanya ada satu ajaran Buddha.

Buddha telah membabarkan Dharma di timur laut India sekitar 2.600 tahun yang lalu-itu abad sebelum Socrates. Beliau tidak hanya mengajar para biksu dan biksuni, tetapi juga beribu-ribu orang awam, dari petani sampai tukang sapu jalanan dan bahkan pramuria. Kebijaksanaan Buddha tidak datang sebagai wahyu dari suatu makhluk adikodrati, namun terbit dari pengetahuan terdalam akan sifat sejati kehidupan. Ajaran Buddha datang dari hati-Nya, yang terbuka oleh meditasi mendalam. Dalam sabda-Nya yang terkenal ini, Buddha menyatakan, "Di dalam sedepa tubuh yang terbekali dengan pikiran inilah, awal dan akhir dari dunia ini diketahui."

Ajaran pokok Buddha adalah Empat Kebenaran Mulia. Jika ditata ulang dari urutan lazimnya, menjadi seperti berikut:
1. Kebahagiaan
2. Sebab Kebahagiaan
3. Hilangnya Kebahagiaan
4. Sebab Hilangnya Kebahagiaan
Cerita-cerita dalam buku ini berkisar di seputar "Sebab Kebahagiaan".

Buddha sering mengajar dengan menggunakan cerita. Guru saya, Almarhum Ajahn Chah dari Thailand bagian TImur Laut, juga mengajar dengan cerita. Sesudah setiap ceramah Ajahn Chah, yang paling saya ingat adalah cerita-ceritanya, terutama yang lucu-lucu. Lebih dari itu, cerita-cerita beliau menyampaikan petunjuk-petunjuk terdalam akan jalan menuju kebahagiaan. Cerita adalah pembawa pesan yang menyampaikan ajaran-ajarannya.

Saya juga menggunakan ceirta-cerita ketika mengajar ceramah dan meditasi di Australia, Singapura, dan Malaysia selama lebihdari dua puluh tahun, dan saya menyajikan beberapa cerita terbaik dalam buku ini. Cerita-cerita dalam buku ini dimaksudkan untuk berbicara dengan sendirinya, jadi saya hanya menambahkan sedikit komentar. Setiap cerita memuat beberapa tingkatan makna, jadi makin banyak yang Anda baca, makin banyak kebenaran yang terungkap.

Semoga anda menikmati cerita-cerita mengenai kebahagiaan sejati ini seperti halnya mereka yang telah mendengarnya. Dan semoga cerita-cerita dalam buku ini membantu mengubah hidup Anda menjadi lebih baik, seperti halnya pada banyak orang lainnya.

Saya hendak berterima kasih kepada Ron Storey yang telah dengan susah payah mengetik naskah buku ini, kepada rekan-rekan biksu saya atas bimbingan dan bantuannya, dan, akhirnya, kepada pimpinan redaksi Lothian books, Magnolia Flora, untuk masukan dan dukungannya terhadap buku perdana saya ii,

Ajahn Brahm
Perth, Mei 2004