kalo saya menerjemahkan ilustrasi 1 dan 4: Sosial media yang tadinya untuk berkomunikasi biasa/normal/wajar/positif, malah dikembangkan penggunaannya (oleh oknum/pebisnis) untuk mempublikasikan pornografi, yang tentunya saja menjadi semakin mudah bagi anak-anak (under-aged) menjangkau/mengkonsumsin