Curhat Seorang Sahabat (KUNCEN)

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
Curhat Seorang Sahabat (KUNCEN)

Yuwen

25-08-2023 00:59

Hendra didatangi oleh salah seorang sahabatnya, Adit, yang mempunyai masalah dalam hidupnya. Dan pagi itupun mereka mengobrol berduaan di kamar kos-kosan Hendra.

Quote:

“Ada apa Dit?”

“Aku punya dilema Ndra.”

“Lho, kenapa?”

“Anu, semua ini diawali dari beberapa bulan yang lalu. Setiap malam, sewaktu aku pergi ke WC, selalu merasa ada yang ngeliatin aku di halaman belakang. Tapi kalau aku menoleh, tidak ada siapa-siapa di sana.”

“Halu mungkin Dit.”

“Tadinya kupikir juga begitu Ndra. Tapi kejadiannya terus-terusan berulang. Sampai akhirnya tidak cuma waktu pergi ke WC saja, tapi di kamarpun aku merasa ada yang mendatangiku. Tapi kalau aku menoleh, tidak ada siapa-siapa di situ.”

“Kamu sudah tanya ke orang pintar?”

“Sudah. Dan rumahku juga sudah dibersihkan. Katanya setannya sudah pergi. Tapi tetap saja aku didatangi tiap malam.”

“Coba berdoa ke Yang Kuasa Dit.”

“Juga sudah Ndra, tapi ngak ngaruh.”

“Terus bagaimana?”

“Beberapa hari yang lalu, aku tidak cuma bisa merasakan kehadirannya, tapi juga mendengar bisikannya. Menganggu sekali Ndra. Aku sudah tanya ke beberapa teman rohani, dan sudah didoakan, tapi masalahnya tetap terus datang. Suara bisikan itu datangnya bertubi-tubi. Ngomong ini itu, kadang nyanyi. Pokoknya buat aku stress.”

“Aduh, bagaimana ya. Aku sendiri juga bingung Dit. Aku ngak mengira kalau kamu punya dilema seperti itu.”

“Dilemanya bukan itu Ndra.”

“Eh bukan itu?”

“Dilemanya masalah lain. Itulah sebabnya aku datang ke kamu pagi ini. Semoga kamu sudi membantu aku.”

“Dilemanya apa Dit?”

“Kamu mau bantu kan Ndra?”

“Itu....”

“Kita kan sahabat, benar kan Ndra?”

“Iya, kita sahabat.”

“Jadi kamu mau bantu aku kan? Tolong ya Ndra. Tolongin aku dong.”

“Oke, baiklah. Aku bantu. Tapi dilemanya apa emang? Oke, nanti coba aku tanya ke teman-teman, siapa tahu ada yang punya kenalan orang pintar.”

“Itu, kemarin setannya membisiki aku, kalau dia baru mau pergi kalau diberi tumbal.”

“Eh setannya minta tumbal apa? Pakaian bekas atau...? Eh Dit, mengapa kau ngeluarin pisau?”

“Tumbalnya itu kamu Ndra.”

“Eh, Dit, apa maksudmu?”

“Setannya baru mau pergi kalau aku mau membunuhmu Ndra.”

“Tunggu Dit, jangan bercanda begitu dong!”

“Tolong ya Ndra, kita kan sahabat. Tolongin aku please!”

“Dit, sabar! Tunggu! ADIT! Jangan gila!”

“Hendra sahabatku, terima kasih.”

“ADIT!”

Semoga bisa menghibur. Aku ngak tahu apakah ceritanya cukup ngeri buat standar kaskuser. Tentu saja bohong ya kalo cerita ini based on true story. Karena tokoh Adit dan Hendra cuma tokoh rekaan saja. Tapi cerita ini inspired by true event. Ada banyak kejadian serupa. Di mana pembunuhan dilakukan oleh orang-orang dekat korban dengan alasan ada yang membisiki mereka.

Apakah si Adit ini kerasukan setan, atau sekedar gangguan jiwa schizophrenia. Ya itu adalah pertanyaan yang saya serahkan kepada para pembaca sekalian. Tapi yang jelas, tokoh Adit ini bisa siapa saja. Dan siapa tahu, ada orang seperti tokoh Adit yang dekat dengan kita.

Diubah oleh Yuwen 25-08-2023 02:01