PERSAHABATAN SEJATI YANG SINGKAT

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
PERSAHABATAN SEJATI YANG SINGKAT

rubah007

18-04-2022 13:10

Namaku adalah Togar.. saat ini aku duduk di kelas 3 SMP di sebuah sekolah negeri di Surabaya, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku yaitu Wayan, Ucup, dan Memey. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.

Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur dibawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.

Quote:

Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua.

Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat dimana botol yang dahulu dikubur berada.

Kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya.”

Keesokan harinya, Wayan berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu kafe dan disitulah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena aku berencana untuk menyatakan perasaan sayangku pada Memey. Akhirnya aku dan Memey berpacaran.

Begitu juga dengan Ucup, dia pun berpacaran dengan Hannah adik kelasnya. Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang dan menunggu angkutan kota yang melintas.

Saat menunggu kendaraan umum, kami bertemu dengan wali kelas kami Pak Slamet yang baik hati dan penyabar, ia telah menjadi salah satu guru favorit di sekolah kami.

Quote:

Pak Slamet: "Eh, kalian.. darimana nih? Udah malem kok belum pulang?"

Wayan: "Iya pak, kami berempat barusan dari tempat nongkrong. Sekalian merayakan kelulusan. Hehe..."

Pak Slamet: Langsung pulang ya, ini jalanan mulai sepi. Udah ijin orang tua kalau mau keluar bareng?"

Ucup: Sudah pak, ini kita mau langsung pulang"

Memey: Tapi nanti saya masih ada kegiatan lagi, jadinya pulang agak larut."

Pak Slamet: Oke deh, kalau gitu Pak Slamet permisi dulu ya.. Mau beli makan malam dulu karena hari ini istri lagi nggak enak badan, harus ada yang jagain."

Togar: "Baik pak, hati-hati di jalan."

Pak Slamet: "Sama-sama, tolong jaga diri kalian juga."

Tak lama kemudian, mobil angkutan kota yang telah kami tunggu akhirnya tiba. Kami segera naik untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah masing-masing.

Di dalam mobil, kami terus mengobrol dan bersenda gurau satu sama lain. Begitu juga denganku Togar yang terus tersipu memandang Memey, sang kekasih baruku yang cantik dan periang. Merekalah yang terbaik bagiku selama ini.

Namun tak lama setelah kendaraan kami hendak berbelok menuju kawasan Pasar Turi, entah mengapa perasaanku tidak enak.

Quote:

Togar: "Perasaanku gak enak banget ya?"

Wayan: “Udahlah Gar, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa.”

Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan pun terjadi. Angkutan umum yang kami naiki mengalami rem blong dan bannya pun ikut meletus, sehingga laju mobil tak dapat dikendalikan oleh sang sopir.

Quote:

Ucup: “Pak sopirr awasss! Di depan ada tiang listrik!”

Kami berempat: “Aaaaaaaaaa!!!”

Bruuukkk. Mobil yang kami tumpangi menabrak tiang listrik beton yang besar hingga tiang itu miring puluhan derajat. Salah satu pria didekat situ yang diketahui bernama Pak Minggus langsung mendatangi mobil kami yang rusak berat.

Aku tak kuasa menahan rasa sakit dan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri saat beliau dan warga lainnya bergegas menolong kami.

Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibuku dan pria dewasa yang bernama Pak Minggus berada di sampingku.

Quote:

Ibu: "Togar.. kamu sudah sadar nak?”

Togar: “Ibu.. aku dimana? Dimana Memey, Wayan, dan Ucup?”

Pak Minggus: “Kamu sekarang di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya... ketiga temanmu tidak tertolong di lokasi kecelakaan.”

Aku terdiam mendengar ucapan Pak Minggus dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan penyesalannya tadi.

“Memey, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” batinku berkata dengan terpukul.

Dua hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-angan belaka. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian seumur hidupku.