Karena ini hanyalah hayalan, saya coba ide utopia.

Yang harus dibuatkan aturan adalah tentang kekayaan yg fantastis.
Pemerintah hayalan yang tergabung dalam perserikatan pemerintah hayalan dunia, harus mendorong tumbuhnya sektor publik dan kepemilikan publik.
Salah satunya dg membatasi kekayaan individu. Seseorang tetap boleh punya hobi berbisnis mencari keuntungan. Akan tetapi ketika kekayaannya berada pada level tertentu, dia wajib membaginya dg orang lain. Misalnya, anak2nya, istrinya, teman2nya, atau siapa saja.
Misalnya kekayaan maksimal individu adalah 10T, dan ketika kekayaan individu melebihi angka tsb, maka dia harus memberikan kelebihannya kpd seseorang yg dia pilih. Jika org yg dia pilih, kekayaannya juga telah melewati batas tertentu, maka dia harus memberikan kpd orang lain lagi, dan seterusnya.
Jadi dia tetap bisa bersenang2 dg hobi bisnisnya, tetapi kekayaannya akan otomatis merata menuju kpd orang2 disekitarnya atau yg membutuhkan.
Dan salah satu cara untuk bisa melakukan hal ini adalah, transparansi sepenuhnya. Dengan bantuan teknologi, maka sektor publik, kepemilikan publik, dan kekayaan individu wajib tercatat dan terupdate secara transparan. Jadi kita2 bebas punya hobi dan pekerjaan sesuai yg kita inginkan dg tidak terlalu memikirkan tentang penghasilannya. Krn secara otomatis ada subsidi silang. Dan jika "kekayaan" bisa memotivasi seseorang, maka bisa dibuatkan rekaman publik yg transparan, tentang pendapatan sebenarnya bagi tiap2 individu, dan rekaman kekayaan setelah kewajiban membagi2kan kekayaan.

Jadi bagaimana? Utopis? Jadi malas?
Namanya juga hayalan ekonomi. Jadi tanggung jika berhayal kelas kampung atau negara, dan sekalian saja berhayal kelas dunia, perserikatan negara-negara hayalann. Wkwkwk