Setiap insan yang hidup pasti menginginkan kebahagiaan, baik yang sifatnya duniawi maupun yang bersifat ukhrowi, salah satu bentuk kebahagiaan yang di cari berada dalam pernikahan. Tentunya dibalik sebuah kata 'pernikahan', di dalam perjalanannya tentu tidak semuanya akan menyenangkan, tetapi ada suka, ada duka, dan ada senang dalam kehidupan berumah tangga ini.

Pernikahan berarti mengumpulkan atau menjodohkan, dalam istilah populer disebut ' kimpoi'. Pernikahan atau perkimpoian merupakan suatu ikatan lahir dan bathin antara pria dan wanita sebagai suami istri yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang langgeng dan bahagia di dunia berdasarkan ketetapan Allah SWT.

"Dan segala sesuatu kami ciptakan secara berpasang pasangan, agar kamu mengingat (kebesaran Allah)" 

(QS. Adzariyat;49).

Agar rumah tangga dapat terjaga dengan baik dunianya maupun untuk akhiratnya kelak, maka pernikahan itu harus dipersiapkan terlebih dahulu mulai dari ilmu pengetahuannya maupun hartanya yang cukup, apalagi jika kita mengetahui bahwa menikah itu dapat menyempurnakan setengah bagian dari agama, maka dibutuhkan ketenangan dan kesenangan dalam menjalaninya.

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, karenanya bertaqwalah kepada Allah dan separuh yang lainnya"
(HR. Al-Baihaqi).

Siapa orangnya di dunia ini yang tidak mau menikah? Pahalanya sangat banyak bahkan beribu-ribu keberkahan berada di dalamnya, namun dibalik semua itu siksa Allah sangat pedih jika melanggar aturan-Nya.

Jika sudah menikah suami dan istri saling menatap satu sama lain, maka bernilai pahala dan menjadi ibadah bagi keduanya, keharmonisan dan kebahagiaan yang ada akan menjadi catatan yang baik bagi Allah.

Pernikahan juga merupakan ibadah paling lama dan tanggungjawabnya juga sangat berat, tidak bisa main-main dalam menjalaninya baik bagi suami maupun istri. Segala sesuatu yang dilakukan, perbuatan baik dan buruk selama hidup di dunia harus dapat di pertanggungjawabkannya nanti diakhirat.

Orang yang telah menikah tentu akan lebih terjaga dari perbuatan-perbuatan maksiyat, perzinahan dan amal buruk lainnya. Dengan menikah, yang kemudian memiliki anak...!, maka dalam jiwanya akan tumbuh sifat keibuan dan kebapaan dari keduanya yang nantinya berkembang menjadi saling mengerti dan saling melengkapi satu sama lain sehingga tumbuh keseimbangan dalam menjalani rumah tangga. Nikah juga dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam mendapatkan rizki halal untuk menafkahi anak, istri dan keluarganya.

Maka sebuah pernikahan yang baik, di dalamnya terdapat ketentraman hati antara suami dan istri, adanya saling pengertian, saling menutupi kekurangan masing-masing, dan mengetahui hak maupun kewajiban diantara keduanya.

Penulis : Syiti Fathonah Azahra (Mahasiswi PAI-FPIK Universitas Garut)

Editor    : Anton Kaskuser