Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tsuway.c001Avatar border
TS
tsuway.c001
[Coc Reg. Jambi] Incoeng Kerinci, Aksara Tertua yang Berasal Dari Jambi!


Seperti yang kita ketahui, suku Kerinci merupakan salah satu suku tertua yang berada di Pulau Sumatera, maka peradaban serta kebudayaan suku Kerinci dianggap juga sebagai kebudayaan tertua. Salah satunya adalah bahasa Kerinci Kuno atau disebut Incoeng Kerinci. Daerah Jambi di Pulau Sumatera lah yang menjadi tempat perkembangan kebudayaan aksara Incoeng Kerinci ini.

Kalau diperhatikan menurut bentuk bunyi, naskah Incoeng pada umumnya menggunakan bahasa Melayu.

Sampai saat ini, belum ada yang dapat memastikan sejak kapan orang Kerinci mulai menggunakan aksara Incoeng. Namun, ada dugaan aksara ini dipergunakan oleh masyarakat suku Kerinci setelah adanya penemuan prasasti Sriwijaya yang menggunakan tulisan Pallawapada sekitar abad ke-VII di sebuah daerah bernama Karang Berahi. Tentu saja dugaan tersebut bukan tanpa sebab, setelah melalui beberapa pengamatan ternyata format dan tulisan aksara Incoeng Kerinci ini memiliki kemiripan dengan tulisan yang tertulis dalam prasasti tersebut. Akan tetapi huruf-huruf yang terdapat pada aksara Incoeng Kerinci dan juga cara mengucapkannya terlalu berbeda jika dibandingkan dengan tulisan Pallawa.

Quote:


Jika diterjemahkan secara bahasa, arti kata Incoeng berarti miring atau terpancung (dari bahasa kerinci). Aksara Incoeng sendiri dibentuk oleh garis-lurus, patah terpancung, dan melengkung. Incoeng biasa digunakan oleh para leluhur Kerinci sebagai alat dokumentasi tentang sejarah, sastra dan legenda, silsilah, hukum adat dan juga mantra-mantra.

Spoiler for Incoeng Kerinci:


Incoeng Kerinci juga dipergunakan sebagai pelengkap tulisan pada plang penunjuk nama jalan dan juga kantor pemerintahan seperti yang berada di Jalan Mayjen A Thalib, Sungai Penuh.



Biasanya Aksara Incoeng  ditemukan pada media tanduk dan juga ruas buluh yang ditulis dengan menggunakan benda yang runcing. Guratan yang dihasilkan mirip tulisan paku aksara Babilonia  kuno.



Aksara Incoeng hanya mengenal huruf dan tidak mengenalkan angka bilangan, hal inilah yang menjadi penyebab tidak ditemukan adanya penanggalan ataupun tahun penulisan pada aksara Incoeng sehingga mempersulit para pengamat untuk memperkirakan usia naskah-naskah dengan tulisan Incoeng.

~SEKIAN~



Refferensi : AksaraIncoeng
DER79Avatar border
Laruku07Avatar border
seranasAvatar border
seranas dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.9K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan