Pasangan seneng abusive ke Kamu tapi Kamu masih mau bertahan sama dia. Pasangan seneng banget memanfaatkan celahmu, tapi Kamu mau berkorban buat dia. Pasangan seneng minum-minum, tapi Kamu siap ngurusin apa pun kalau kondisinya mabuk.

Ada banyak kondisi ekstrim dalam sebuah hubungan, tapi orang tetep aja mempertahankan hubungan itu. Atau ga perlu deh ke yang abusive. Cukup ke yang sederhana aja dulu. Contohnya Kamu lagi sering-seringnya dibikin baper sama seseorang. Sampai akhirnya Kamu sadar Kamu di-PHP. Tapi Kamu masih betah nungguin orang itu sampai mau sama Kamu.

Bener-bener sobat bucin sejati. Siap berkorban apa saja demi pasangan kesayangan…

Fenomena yang dialami para sobat bucin tadi makin umum ditemui. Ada banyak alasan kenapa hal-hal kayak begini bisa terjadi. Apalagi kalau dilihat dari sudut psikologi. Semuanya pasti gamblang. Tapi ternyata, alasan psikologi nggak cukup buat menjelaskan itu.


Manusia terdiri dari jiwa dan raga. Kalau ada sesuatu yang error di jiwa, psikologi bisa jadi rujukan penjelasan. Kalau ada masalah di raga, biologi bisa jadi rujukan penjelasannya. Ini ternyata juga terjadi ketika mesti berhadapan dengan masalah-masalah para sobat bucin.

Alasan-alasan biologis soal masalah para sobat bucin ini adalah soal hormon. Iyes, jadi emang ada beberapa hormon yang bisa mempengaruhi seseorang saat bikin keputusan soal asmara. Hormon-hormon ini ada di setiap tubuh manusia. Tapi dosis tiap manusia seringnya beda-beda.

Efeknya ya ada orang yang bucin banget. Tapi ada juga yang biasa aja pas berhadapan dengan urusan asmara. Nah, makanya itu para sobat bucin perlu tahu hormon apa aja yang ngasih pengaruh ke Kamu dan bikin Kamu jadi sobat bucin gitu

Hormon pertama banget yang dibahas adalah hormon dopamine. Lokasi dopamine ada di otak manusia. Fungsi hormon ini adalah membangkitkan kebahagiaan. Nah, yang merangsang kehadiran dopamine ini adalah respon dirimu atas aktivitas yang kamu alami.

Contohnya pas kamu diperhatiin habis-habisan, atau pas nge-date pertama kalinya, atau pas diajak nonton berdua, atau pas dikasih rayuan dan kalimat-kalimat gombal, atau banyak lagi yang bikin kmau bahagia.

Semua aktivitas itu merangsang otakmu buat bikin hormon dopamine. Efeknya kamu bakal bahagia. Semakin banyak hormon yang diproduksi, makin bahagia kamu tuh. Sebaliknya, kalau dopamine nggak diproduksi, kamu jadi sedih dan nggak happy.

Masalahnya, dopamine ini kayak ganja. Sifatnya adiktif buat tubuh. Jadi, kalau dopamine nggak produksi, otak akan merangsan buat mencari cara gimana caranya dopamine diproduksi. Otak membaca kalau gebetan atau pasanganmu adalah faktor yang bisa ngerangsang dopamine.

Akhirnya otak merangsang seluruh sistem tubuhmu buat ngejer-ngejer pasanganmu itu. Pas kamu tahu dia “menghilang” dari jangkauanmu, otak jadi obsesif dan menuntut buat terus-terusan mencari dan ngejer.

Tujuannya semata agar homon dopamine bisa diproduksi. Otak pun ngebaca satu-satunya sumber kebahagiaan yang bisa menaikkan jumlah dopamine adalah pasangan. Kecanduan dopamine bikin kamu jadi bucin. Waspadalah, waspadalah! Sakauw jenis baru, nih. Sakauw asmara.

Ada juga hormon oxytocin. Hormon ini berfungsi buat menghasilkan rasa nyaman dan intim di diri para sobat bucin. Hormon ini bertanggung jawab buat perasaan terikat ke seseorang. Jadi bikin para sobat bucin jadi susah lepas dari seseorang.

Hormon oxytocin ini sebenernya berfungsi ke banyak aktivitas dan banyak orang. Contohnya ke nyokapmu, ke bokapmu, atau ke lingkaran-lingkaran terdekatmu yang lain. Sayangnya begitu ketemu pasanganmu, produksi hormon ini melonjak tinggi banget.

Efek lonjakan produksi ini adalah kamu jadi setia, percaya, intim, dan cinta walaupun dia abusive atau tukang PHP. Itu semua karena kemampuan hormon ini buat memanipulasi otak bikin asumsi kalau pasanganmu itu bakan berubah jadi lebih baik.

Hormon ketiga adalah rangkaian hormon pemacu detak jantung. Ketiga hormon itu bernama hormon kortisol, hormon adrenalin, dan hormon norepinephrine. Hormon ini memacu manusia jadi kayak hewan lemah yang ada dalam ancaman singa.

Ketiga hormon ini bikin sobat bucin sekalian jadi defensif sekaligus nggak bisa gerak ketika dapet tindakan abusive dari pasangan/penyerang. Walaupun pilihan untuk lari atau menyerang itu ada. Pilihan lari atau nyerang nggak dilakukan karena ketiga hormon ini ngasih perintah ke tubuh buat fokus dan waspada ke penyerang/pasangan.

Hormon ini bikin manusia jadi ngerasa nggak punya kekuatan sama sekali. Hormon ini hanya menuntut badan untuk tetap fokus dan waspada atas pasangan/penyerang. Efeknya adalah sobat bucin nggak mau lepas dari pasangan/penyerang. Karena hormon menuntut tubuh untuk fokus, tapi juga menuntut untuk waspada pada serangan berikutnya.

Jadinya, kamu tetap memilih untuk sama pasanganmu (fokus), tapi sekaligus juga mencoba berbagai cara untuk melawan/menghilangkan tekanan (tindakan abusive) dari pasangan. Inilah sumber ironinya.

Hormon ini yang bikin kamu jadi sobat bucin yang sadar akan kebucinanmu, tapi nggak mau ngelepasin hubunganmu itu. Jadinya ya penuh ironi gitu. Nggak mau disakiti tapi siap disakiti kapan pun sama pasangan.
.
Sebenernya masih ada beberapa hormon lagi yang bertanggung jawab atas proses biologis yang bikin kamu jadi sobat bucin. Tapi lebih baik fokus ke hormon-hormon itu. Karena di sanalah sumber manipulasi otak terjadi. 



Sumber: berbagai sumber