Selepas Shalat Taraweh malam itu masyarakat yang hadir tidak bergegas pulang. Mereka duduk membentuk lingkaran 5-10 orang. Setelahnya mereka mengaji, melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Dilanjutkan dengan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta berdoa bersama. Tak lama berselang, hidangan kari khas Aceh dihidangkan bersama makanan lain. Hal ini menandakan bahwa mereka baru selesai mengkhatamkan Al-Quran. Tradisi ini disebut sebagai Kenduri Khatam Al-Quran.


Benar sekali, bagi masyarakat Aceh kenduri menjadi tradisi yang lazim dilaksanakan. Seperti pelaksanaan kegiatan adat di beberapa daerah di Indonesia lainnya. Kenduri merupakan serangkaian kegiatan makan bersama. Dalam kalender tahunan masyarakat Aceh dapat kita ikuti serangkaian kenduri yang diselenggarakan di masyarakat. Kenduri yang sangat lazim di masyarakat adalah Kenduri Maulod (Maulud Nabi), Kenduri Nuzulul Quran, Kenduri Khatam Quran. Beberapa masyarakat di Aceh juga masih melaksanakan kenduri lainnya seperti Kenduri Tulak Bala, Kenduri Apam, Kenduri Asyura, Kenduri Bungong Kayee, Kenduri Meugang.


Esensi dari Kenduri sendiri adalah sebagai bentuk ucapan syukur atas rahmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kenduri meningkatkan silaturahmi dan kekerabatan di masyarakat. Kenduri Khatam Quran menjadi sangat kuat esensinya terutama di  bulan Ramadhan. Masyarakat tentunya bersama-sama mengaji guna meng-khatam-kan Al-Quran. Sehingga aktifitas mesjid maupun surau semakin ramai selama bulan ramadhan. Masyarakat terutama anak anak dan remaja mengisi waktu luang dengan hal-hal positif di mesjid.


Kenduri diawali dengan rapat gampong/desa. Di rapat tersebut masyarakat menentukan kebutuhan penyelenggaraan Kenduri. Biasanya setiap gampong mempunyai peralatan memasak sendiri sehingga tidak perlu menyewa. Kegiatan dari mulai mengumpulkan peralatan, belanja bahan hingga penyelenggaraan dilaksanakan secara swadaya masyarakat. Gotong royong akan meningkatkan rasa kepedulian antar masyarakat gampong. Biasanya Kenduri Khatam Quran dilaksanakan pada puasa hari ke 10, 20, 30. Tetapi hal ini hanya menjadi kebiasaan masing-masing gampong saja. Ada beberapa gampong di Aceh yang menyelenggarakan Kenduri Khatam Quran setelah masyarakat benar-benar meng-khatam-kan Al-Quran.