Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

PriNxAvatar border
TS
PriNx
Beude Trieng Khas Pidie
Dentuman meriam terdengar bertalu talu membuat orang yang melintas akan terkejut-kejut. Suaranya sangat besar dan nyaris Cumiakkan telinga. Seperti sedang berada di dalam perang. Dentumannya membelah keheningan desa. Suara air sungai yang mengalir menambah epict suasana. Untuk yang kali pertama melihatnya tentu akan terheran-heran. Tradisi meriam bambu atau dalam Bahasa Aceh disebut sebagai Tradisi Beude Trieng merupakan tradisi yang telah dilaksanakan secara turun temurun. Tradisi Beude Trieng dimainkan ketika menjelang Idul Fitri atau malam malam terakhir Ramadhan. Konon katanya sempat terhenti beberapa waktu sebelum Tsunami. Setelah tahun 2006 tradisi Beude Trieng kembali digelar.
Spoiler for Beude Trieng:


Meriam bambu yang dimainkan di Aceh terbilang unik. Pemuda-pemuda di gampong (desa) biasanya membuat sendiri meriam-meriam bambu mereka. Biasanya mereka mengambil sendiri bambu khusus di hutan atau di ladang. Bambu yang digunakan ini sering disebut dengan nama Trieng Meuduroe. Bambu ini menjadi pilihan karena kulitnya yang tebal. Ruas ruas Trieng Meuduroe jumlahnya sangat sedikit. Sehingga sangat memudahkan kita untuk melubangi antar ruasnya. Bentuk meriam bambu ini hampir sama dengan meriam bambu di daerah lain. Yang membedakan adalah diameter yang cukup besar. Biasanya hanya digunakan 3-4 ruas bambu saja.
Spoiler for Beude Trieng:

Bahan amunisi Beude Trieng adalah minyak tanah. Seiring berjalannya waktu, masyarakat juga kerap menggunakan karbit. Di kalangan masyarakat Kabupaten Pidie, Tradisi Beude Trieng kerap diperlombakan meskipun tidak ada hadiah sama sekali. Para pemenang cenderung mendapatkan "nama besar" di masyarakat. Dalam Tradisi Beude Trieng sendiri, sejatinya tidak ada istilah kalah. Karena setiap peserta akan saling berbalas balasan ledakan meriam. Selepas dentuman Beude Trieng, biasanya akan muncul gelak tawa para pemuda. Tradisi Beude Trieng juga menjadi silaturahmi antar masyarakat di Aceh terutama para perantau yang kembali di Hari Raya Idul Fitri. Seiring berjalannya waktu, bahan baku bambu digantikan oleh drum-drum besar. Tentunya tidak mengurangi esensi dari Tradisi Beude Trieng itu sendiri.

Spoiler for Beude Trieng:


Spoiler for Beude Trieng:



Spoiler for Beude Trieng:
Diubah oleh PriNx 15-05-2020 04:27
zafinsyurgaAvatar border
genk10zAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
287
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan