BloraMustikaAvatar border
TS
BloraMustika
[ COC Regional : Makanan Tradisional ] Lemea, Bambu Muda Fermentasi nan Lezat

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Setiap suku bangsa tinggal di berbagai tempat di Indonesia lalu membentuk budaya uniknya tersendiri. Salah satu contoh budaya unik dari berbagai suku bangsa di Indonesia adalah makanan fermentasi yang tercipta oleh para leluhur bangsa Indonesia. Makanan fermentasi di Indonesia sendiri merupakan makanan yang dibuat menggunakan prinsip bioteknologi sederhana dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan kapang. Banyak makanan fermentasi Indonesia yang dalam perkembangannya menjadi industri sekala menengah dan menerapkan prinsip bioteknologi modern dalam pembuatannya. Berikut adalah beberapa makanan fermentasi di Indonesia.
Bambu, jika teringat akan pohon satu ini tentu tak terbayangkan sedikit saja jika dapat dijadikan salah satu sumber makanan yang banyak digemari baik dalam maupun luar negeri. Di Sumatera pohon bambu muda bisa dijadikan sebagai menu utama atau juga tambahan pada saat menyantap nasi tapi sebelumnya bambu muda tersebut telah diolah terlebih dahulu sedemikian rupa, ada bermacam-macam jenis, seperti rebung dan lemea. Lemea merupakan makanan khas dari Suku Rejang. Suku Rejang merupakan suku tertua di Pulau Sumatera selain suku bangsa Melayu, suku ini menempati daerah Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara dan sebagian menyebar ke wilayah Sumatera Selatan. Lemea makanan khas Rejang yang berasal dari bambu muda yang dicincang dan dicampur ikan air tawar seperti ikan mujair, sepat, maupun ikan-ikan kecil yang hidup di air tawar. Setelah cincangan rebung yang dicampur dengan ikan tersebut diaduk-aduk, maka adonan tersebut disimpan ke dalam wadah yang dilapisi dengan daun pisang dan ditutup rapat. Proses pengeraman ini bisanya minimal membutuhkan waktu tiga hari. Setelah itu, baru adonan tadi dapat dijadikan gulai sebagai lauk yang dimakan dengan nasi. Sebelum pengeraman lemea itu sendiri dimasak dengan cara yang tidak berbeda dengan tempoyak, lemea beraroma agak tidak sedap baunya ini merupakan efek dari pembusukan dari ikan yang dicampur dengan rebung. Meskipun baunya yang tidak sedap, tapi banyak yang menyukainya. Keunikan dari aroma dan cita rasa yang dihasilkan lemea, menjadikan makanan ini bukan sekadar disukai suku bangsa Rejang. Lemea lebih nikmat bila dimasak dengan campuran santan dan ditambahkan dengan ikan air tawar maupun ikan laut. Pada umumnya, lemea dimasak dengan ditambah ikan mas, tongkol, maupun ikan yang biasa dikonsumsi manusia pada umumnya. Citarasa lemea berupa asam dan pedas unik dan gurih ketika dimakan. Makanan ini juga akan ditambah nikmat bila ditambahi dengan lalapan khas Bengkulu misalnya jengkol, petai dan kabau. Bunaya, salah seorang warga Kabupaten Lebong menyebutkan ciri khas makanan ini semakin disimpan di tempat yang kedap udara maka akan semakin nikmat pula aroma yang didapat. Meskipun aroma lemea terasa asing bagi yang baru pertama kali mencium atau pun mencicipi makanan ini dapat membuat ketagihan. makanan ini untuk dijadikan menu tambahan untuk lauk makan nasi dicampur dengan ikan," kata Yudi Satria salah seorang perantau asal Rejang. Lemea sebenarnya bila digarap dengan baik ini bisa menjadi komoditi produk ekspor seperti ke negara Jepang sebagai makanan pengganti untuk ikan mentah. Untuk menemui makanan khas dari Suku Rejang ini Anda dapat mendatangi Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Dua kabupaten ini memiliki keindahan alam yang luar biasa. Jadi menarik untuk wisata alam sekaligus wisata kuliner.
 

Berdasarkan cerita dari penduduk setempat, makanan ini merupakan kuliner tradisional milik dari suku Rejang yang mayoritas tinggal di Kabupaten Lebong. Kompoisisi utama dari kuliner ini adalah rebung atau bambu muda yang memiliki banyak sekali nutrisi baik. Misalnya saja protein, asam amino, karbohidrat, dan juga antioksidan. Tidak hanya memiliki banyak nutrisi baik, citarasanya unik dan enak.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahan utamanya  adalah rebung yang dicincang-cincang lalu dicampur dengan ikan, baik air tawar ataupun juga air laut. Uniknya, campuran cincangan rebung dan ikan ini diaduk-aduk lalu disimpan dalam wadah yang dilapisi daun pisang kemudian ditutup rapat-rapat.
Proses fermentasi ini kurang lebih berlangsung selama tiga hari lamanya. Nah, selanjutnya dimasak sebagai teman nasi. Aromanya mungkin tidak menggoda, tapi tetap saja banyak orang yang memburunya. Citarasa dari lemea ini sendiri cenderung asam pedas gurih saat dimakan. Biasanya, masyarakat setempat juga mengombinasikannya dengan lalapan seperti halnya jengkol dan petai.
Bahkan, setiap daerah sudah pasti mempunyai ciri khas makanan favorit masing-masing, karena berbekal makanan punya cita rasa tersendiri yang menjadi identitas daerah. Selain memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat, Kabupaten Lebong ternyata memiliki makanan khas yang membuat ketagihan yaitu Lemea.
Menurut cerita penduduk setempat, Lemea adalah sebuah nama makanan tradisional khas suku Rejang. Tak hanya itu, suku rejang mayoritas tinggal di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Benteng dan beberapa daerah lainnya dipulau Sumatera dan pulau jawa.

Untuk diketahui, komposisi  bahan dalam Lemea memiliki gizi tinggi. Bahan utama lemea adalah rebung (bambu muda) yang mengandung banyak protein, karbohidrat, asam amino, dan antioksidan jenis fitosterol, penangkal radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Untuk menghidangkan makanan khas ini, terlebih dahulu kita harus menyiapkan bahan utama rebung yang dicincang-cincang, lalu dicampur dengan ikan air tawar maupun ikan laut.
Setelah cincangan rebung yang dicampur dengan ikan tersebut diaduk-aduk, maka adonan tersebut disimpan ke dalam wadah yang dilapisi dengan daun pisang dan ditutup rapat-rapat. Proses fermentasi ini membutuhkan waktu minimal selama tiga hari. Selanjutnya, baru Lemea siap untuk dimasak sebagai hidangan lauk makan nasi.
Namun, Lemea beraroma agak tidak sedap baunya. Itu merupakan efek dari fermentasi dari ikan yang dicampur dengan rebung. Meskipun demikian, masih banyak yang menyukainya.
 
Pada umumnya, Lemea lebih nikmat bila dimasak dengan ikan mas, tongkol, maupun ikan yang biasa dikonsumsi manusia pada umumnya. Mengenai cita rasa, Lemea memiliki rasa asam dan pedas, serta aroma yang unik tetapi gurih setelah dimasak. Setelah masak, Lemea biasanya dimakan sebagai lauk. Lemea lebih nikmat dimakan dengan lalapan sepertikabau, jering, atau petai.
Dari berbagai sumber menyerbutkan, Lemea juga telah menjadi komoditi ekspor ke Jepang, meskipun banyak yang tidak mengetahui hal itu. Lemea dikemas secara modern ke dalam kaleng. Kemasannya tidak berbeda dengan kemasan kornet ataupun sarden yang biasa dijual di warung maupun toko-toko manisan modern lainnya. Lemea telah dijadikan makanan pengganti dari tradisi orang Jepang yang biasa memakan ikan mentah yang telah terbukti penyebab penyakit Minamata di Jepang.



Rasa Lemea yang sesuai dengan selera Jepang, menjadikan Lemea makanan favorit yang dikenal secara internasional di Jepang. Mengenai asal usul Lemea, secara kentara tidak dipublikasikan bahwa makanan tersebut asal mulanya dari karya salah satu suku bangsa di Indonesia.

Di Lebong sendiri, masih banyak warga yang tetap rutin menjual Lemea. Seperti yang dilakukan Elya(45) warga Asal Ujung Tanjung I, Kecamatan Lebong Sakti. Ia melakoni usaha itu lantaran modal yang diperlukan tidak terlalu besar dan bahan yang diperlukan sangat mudah untuk dicari. "Awalnya saya buat sendiri dan jual dihalaman rumah, tapi sering juga saya  titip dipasar terminal atau pekan karena banyak pembeli disana,” singkatnya


sumur gan emoticon-Maaf Agan
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
2K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan