Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

umigamiAvatar border
TS
umigami
Mig-29 dan Doktrin Pilot Tempur Timur di Mata Seorang Pilot NATO

(skip ke 17:30untuk pendapat si pilot tentang Mig-29)

Saya menemukan video yang menarik yaitu seorang pilot barat yang mendapatkan kesempatan yang jarang yaitu mengoperasikan  pesawat blok timur. Silahkan ditonton, videonya panjang banget jadi saya coaba tulis point-point yang menurut saya menarik.

Pada 1990 reunifikasi jerman terjadi dan secara tiba2 jerman kedapatan sejumlah jet tempur dari timur.  Pada awalnya mereka berencana menyingkirkan mereka katena keterbatasan biaya, logistik, dll tetapi salah seorang dari pertahanan berpikir bahwa mereka mendapatkan Mig29 yang notabennya salah satu ancaman terbesar NATO, kenapa mesia-siakan kesempatan untuk melakukan evaluasi pada Mig 29 terlebih dulu?
keadaan di Timur Tengah juga mulai memanas sehingga negara-negara NATO seperti US pasti sangat tertarik dengan Mig-29 yang sekarang berada di tangan Jerman.

Karena itu AU jerman barat memutuskan untuk melakukan Peformance Evaluation Program pada Mig 29 bekas jerman timur. Jerman timur sebenarnya memesan sekitar 36 mig-29 tapi karena perubahan situasi politik, yang sempat terkirim cuma 24 unit.

Robert "Robbs" Hierl (pilot jet tempur F4 jerman barat) adalah salah satu pilot beruntung yang mendapatkan kesempatan itu.

Menurut Robbs pada dasarnya Mig-29 adalah pesawat yang sangat baik dan bertenaga besar walaupun secara handling tidak sebagus pesawat barat,  kontrol sticknya yang besar memiliki mekanisme yang kasar, tapi bila sudah terbiasa tidak masalah. Ketika diadu dengan pesawat barat, bila sudah memasuki WVR, biasanya Mig-29 yg menang.

Tapi Robbs juga berpendapat user interface mig-29 juga tidak sebagus Barat. Hal ini kemungkinan dikarenakan doktrin Timur yang menempatkan Pilot seperti Robot atau hanya sebagai Eksekusioner, mereka tidak megambil keputusan sendiri tapi mengikuti perintah operator yang ada di darat. Sebagai konsekuensinya Man-Machine Interface (radar, display, etc) tidak perlu begitu bagus. Pilot timur tidak perlu melihat seluurh "scenario", mereka cuma perlu melihat apa yang perlu dilihat guna mengikuti perintah dari darat.

ada cerita, terjadi situasi emergency pada pesawat Jendral di rusia yg terbang dengan mig-23. bukannya langsung eject ( sesuatu yang pasti akan segera dilakukan pilot barat dalam situasi itu), sang jendral malah memohon perintah dari darat,
"should I eject? should I eject? "
sampai akhirnya jatuh.
 
Meskipun begitu Mig-29 tetaplah pesawat terbaik yang ada di inventory AU jerman sehingga mereka merekomendasikan untuk mempertahan mig-29 di dinas aktif. Pada akhirnya Mig-29 dijadikan sebagai Regular Air Defence role (fugsi originalnya). Walaupun pada prakteknya mereka lebih sering diperbantukan untuk melatih AU negara barat lain untuk melatih siasat menghadapi Mig-29.

Mig-29 jerman kini sudah pensiun dari dinas aktif. Bagi AU jerman Mig29 hanyalah stop-gap sampai Eurofighter mereka datang.
MistaravimAvatar border
Bang_EdAvatar border
Bang_Ed dan Mistaravim memberi reputasi
2
3K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan