diverboyAvatar border
TS
diverboy 
Mari Mengenal Mobil Ambulans Puskesmas di DKI
Selamat siang, teman-teman. Dari kemarin sepertinya lagi rame ya ngomongin ambulans. Kalau begitu ijinkan saya juga untuk membahas soal Ambulans kembali. Kebetulan, sebulan yang lalu saya sempat membahas mengenai Ambulans dan Mobil Jenazah, nah kali ini saya akan membahas pengenalan Ambulans dan peralatannya. Sebagai koordinator pemeliharaan puskesmas, salah satu tupoksi saya adalah memastikan semua Ambulans Puskesmas siap operasional.

Sebagai contoh, saya tampilkan Ambulans dari tempat tugas saya, Puskesmas Kecamatan Palmerah , yaitu Ambulans Toyota HiAce. Ambulans ini berusia pakai relatif baru, sekitar 1 tahun lebih sebulan, mulai digunakan menjelang ASIAN GAMES & ASIAN PARA GAMES 2018 yang lalu. Kebetulan, saya mewakili puskesmas dalam proses rapat koordinasi untuk menentukan tipe Ambulans yang pengadaannya dikoordinir oleh UPT Ambulan Gawat Darurat (AGD) Dinkes DKI di awal 2018 yang lalu. Per 2018 itu, pengadaan Ambulans Puskesmas dan RSUD DKI adalah kewenangan AGD agar ada keseragaman, terutama berkaitan dengan operasionalitas. Ambulans tipe ini sama persis dengan Ambulans milik Puskesmas Kecamatan Pademangan yang sempat ramai dibicarakan kemarin.

Beberapa alasan dipilihnya Ambulans tipe ini karena (1) Telah memiliki "Surat Pengesahan Rancang Bangun dan Rekayasa Rumah-Rumah (Karoseri) Pada Landasan Kendaraan Bermotor Sebagai Mobil Ambulans" yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub No: SK. 7173/ AJ/ 410/DRJD/2015. Jadi sudah dipastikan aman dan tepat sebagai Ambulans darat. Kemudian kemudi telah dilengkapi power steering sehingga memudahkan pengemudi dalam bermanuver, khususnya saat parkir. Kursi pengemudi juga dapat dimaju-mundurkan posisinya dan setir dapat diatur sudut ketinggiannya sehingga menambah kemanan dan kenyamanan pengemudi saat berkendara. Peredam kejut cukup andal, sehingga nyaman untuk membawa pasien, khususnya rujukan ibu hamil yang akan melahirkan. Dan terakhir, ruang kabin medik relatif luas dan tinggi, sehingga memudahkan manuver tenaga medis dalam melakukan tindakan.

Berikutnya, yuk, langsung kita lihat Foto 01:
Spoiler for Exterior Ambulans:


kebetulan ini sedang mengantar pasien ke RS PELNI, pasien sudah diturunkan, petugas puskemas sedang serah terima pasien dengan petugas IGD RS, jadi Ambulans diparkir yang manis. Dari luar, tampilan ambulans pada umumnya: dilengkapi dengan yang paling khas (1) Lampu/ Beacon Emergency LED warna merah dan sirine, untuk ambulans menggunakan nada Hi-Lo, fungsinya untuk memberi peringatan audito-visual kepada pengguna lalu-lintas bahwa ada ambulans yang membutuhkan prioritas jalan . Di bagian depan ada tulisan (2)“SNALUBMA” yang akan terbaca AMBULANS pada cermin tengah mobil di depan Ambulans. Pada body samping diberi (3) identitas fasilitas kesehatan pemilik Ambulans. Jelas nama puskesmasnya, jelas milik pemerintah provinsi, jadi tidak perlu diragukan lagi. Oh ya, Ambulans-ambulans milik Puskesmas semua bertipe BASIC/ DASAR. Ambulans Advance adalah ranah Rumah Sakit. Sementara AGD mengoperasikan ambulans tipe Basic dan Advance.

Sekarang, mari kita lihat bagian dalam, Foto 02 dan Foto 03, ada peralatan/ perlengkapan sebagai berikut:

Spoiler for Interior Ambulans:



1. Captain seat, tempat duduk untuk pemimpin Tim Medis.
2. Brankar, ranjang dorong untuk membawa pasien, dilengkapi kaki beroda yang dapat dilipat.
3. Long Spinal Board (LSB), untuk immobilisasi dan mengangkat korban yang dicurigai mengalami cedera tulang belakang. LSB ini juga bisa mengapung lho di air.
4. Rak dan tabung Oksigen.
5. Regulator oksigen, untuk mengatur aliran Oksigen.
6. Suction pump portable, untuk menyedot cairan yang menyumbat jalan napas pasien, pengoperasian menggunakan listrik gedung dan juga dilengkapi baterai.
7. Colokan listik, output AC seperti di gedung/ rumah, untuk sumber listrik peralatan medis suction pump, EKG, dll.
8. Rak peralatan medis.
9. Tensimeter digital, dioperasikan dengan daya listrik gedung dan juga baterai.
10. Fracture Kit, sebagai bidai/ spalg untuk immobilisasi tulang yang patah. Terbuat dari bahan sejenis plastik, sehingga tidak perlu dilepas bila pasien harus difoto rontgent.
11. Wastafel, untuk cuci tangan dong, wajib menjaga higien tangan dalam tindakan medis; teman-teman jangan lupa ya biasakan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sebagai bagian dari PHBS, Pola Hidup Bersih & Sehat.
12. Inverter listrik, alat ini mengubah aliran listrik aki yang searah (DC) menjadi bolak-balik (AC) seperti di gedung/ rumah, terhubung pada colokan listrik #7.
13. Driver seat, tempat duduk pengemudi.
14. Tempat duduk navigator.
15. Scoop stretcher, tandu sekop, dapat dilepas menjadi dua bagian memanjang, untuk memudahkan menempatkan korban di tandu.
16. Rel brankar, sebagai dudukan brankar, sekaligus berfungsi sebagai laci penyimpanan scoop stretcher.
17. Flap rel brankar, untuk memudahkan proses naik turun brankar.
18. Bordes atau pelat logam pelindung bemper, sebagai perkuatan area benturan dengan roda brankar.
19. Alat pemadam api ringan (APAR), fungsinya jelas untuk memadamkan api/ kebakaran. Setiap tahun diisi ulang berkala.
20. Tempat duduk penumpang, biasanya untuk keluarga/ kerabat yang mendampingi pasien, atau pun petugas tambahan.
21. Kursi Petugas Kesehatan, tempat duduk khusus dokter/ perawat/ bidan yang mendampingi pasien, posisinya memudahkan untuk memonitor pasien dan mengambil tindakan bila diperlukan.
22. Martil darurat, untuk memecahkan kaca dari dalam bila harus evakuasi darurat.
23. Railing pegangan, untuk kemanan petugas bila berpindah posisi saat ambulans bergerak.
24. Gantungan infus yang dapat dilipat, pastinya untuk menggantung botol/ kantong infus ya.


Selain yang sudah saya sebutkan di atas, masih ada peralatan/ perlengkapan lain yang tidak tampak dalam foto, antara lain: Tas Ransel Emergency Kit dan Kontainer Obat-obatan yang tidak boleh ketinggalan dalam setiap penugasan dukeslap.

Selanjutnya, tentu Ambulans harus diawaki oleh petugas yang berkompeten, untuk itu ditentukan standar awak Ambulans saat melayani dukungan kesehatan lapangan (Dukeslap) adalah terdiri dari minimal 3 orang, yaitu: dokter, perawat, dan pengemudi. Sementara bila melayani rujukan ke rumah sakit, biasanya terdiri dari 2 orang: satu perawat/ bidan dan satu pengemudi; namun bila kondisi pasien tergolong gawat, maka akan didampingi oleh dokter. Driver Puskesmas sendiri, selain bertugas mengemudikan Ambulans, juga bertugas memelihara kondisi kendaraan laik jalan dan operasional.

Sementara kalau di UPT AGD, biasanya terdiri dari minimal dua perawat, yang sudah bersertifikat defensive driving. Jadi, perawatnya merangkap sebagai pengemudi. Keren ya.

Nah dengan mengenali Ambulans dan kepentingannya, saya harapkan teman-teman semua dapat memaklumi dan memberikan prioritas lalu-lintas bila berpapasan dengan Ambulans di jalan. Semoga apa yang saya bagikan ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.

Akhir kata, postingan ini saya dedikasikan kepada semua rekan-rekan Tim Medis dan Emergency First Responders di mana pun bertugas. Selamat melaksanakan amanah dan tetap dalam lindungan Tuhan.
Semper paratus, always ready, senantiasa siaga!


Salam Sehat Selalu dari saya,
drg. diverboy


Foto oleh Ridwan Said, driver Ambulans Puskesmas Kec. Palmerah


[ltr]#AMBULANS #AMBULANCE[/ltr]

[ltr]#PuskesmasKecamatanPalmerah  #PKCPalmerah[/ltr]
#AmbulansPuskesmas  #AmbulancePuskesmas

[ltr]#DinkesDKIJakarta   #DinkesDKI[/ltr]
#SudinkesJakBar   #SudinkesJakartaBarat

Nb: btw, teman-teman setuju ya, kalau ambulans kurang cocok untuk mengangkut batu atau bensin, karena bukan mobil matrial 


0
1.6K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan