Balada pindahnya Ibu Kota. Seperti yang kita ketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan lokasi ibu kota baru pengganti Jakarta adalah dua kabupaten di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.



Lokasi bakal Ibu Kota ini sepinya bukan main karena dikepung hutan. Namun, jika sudah bertetangga dengan istana presiden dan gedung-gedung pemerintahan, tempat berkantor para pejabat yang jadi penentu kebijakan negeri ini akankah menjadi seramai Jakarta? 



Apakah ane setuju dengan pemindahan Ibu Kota? Tentu saja. Ane juga gak akan menolak walapun ada kemungkinan lokasi tersebut lebih mudah dijangkau oleh rudal-rudal Tiongkok, seperti yang dipaparkan oleh seorang habib dengan pemikiran out of the box.

Bukankah Ibu Kota baru ini akan merusak ekosistem dengan menebang hutan guna membuka lahan? Perlu diketahui,  pemerintah sudah menentukan kota apa yang akan dijadikan ibu kota baru dan BUKAN lahan mana yang akan dijadikan kota. Memang, suatu saat akan membuka lahan di sekitar kota tersebut. Namun tak akan menebang hutan seluas yang masyarakat pikirkan.

Lagi pula, jika ada yang protes soal pengrusakan 'paru-paru' dunia, kenapa tidak dari dulu? Faktanya, hutan yang digunduli untuk membuat perkebunan sawit sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu.

Dilihat dari sisi bencana (selain rudal Tiongkok), faktanya Pulau Kalimantan menjadi yang paling minim dilanda gempa. Seperti data di bawah ini.



Bencana yang paling mungkin terjadi di sana, apalagi saat musim kemarau seperti saat ini adalah karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Pelaku karhutla yang sengaja membakar hutan untuk membuka perkebunan sawit atau memperluas perusahaan adalah musuh kita bersama.

Ibu Kota lama, yakni Jakarta juga akan terkena imbas dengan keputusan presiden ini. Jakarta tidak khawatir lagi akan lonjakan penduduk tiap lebaran, jalanan akan lebih bersahabat, dan udara Jakarta lebih sejuk akibat perpindahan penduduk. Dampak positif lainnya, pemindahan ibukota juga akan meringankan beban Jakarta dari sisi sosial ekonomi.

Jika Ibu Kota jadi pindah ke Kalimantan timur, ada beberapa bahasa daerah yang paling banyak digunakan oleh orang Kaltim.

1. Bahasa Banjar
2. Bahasa Kutai
3. Bahasa Bugis
4. Bahasa Dayak
5. Bahasa Jawa

Bahasa daerah yang paling sering digunakan oleh orang Kaltim ialah Bahasa Banjar.

Sumber: 1, 2, 3