Siapa yang disini yang senang mengonsumsi makanan manis untuk camilan?

Kebanyakan dari kita cenderung ingin mengonsumsi makanan manis ketika sedang stres. Stres sendiri memberikan pengaruh pada diri kita, dari mulai menurunkan mood hingga membuat sakit kepala. 

Menurut beberapa studi ternyata terdapat hubungan antara stres dan keinginan kita untuk mengonsumsi makanan manis. DIlansir dari nationalgeographic.co.id, stres dipicu oleh pelepasan hormon kortisol dari hipoccampus yang terdapat pada otak. Hal tersebut memicu peningkatan denyut jantung, gula darah, tekanan darah, pernapasan, hingga fungsi otot. Namun bila hormon kortisol jumlahnya tertalu tinggi, maka bisa mengakibatkan stes, rasa cemas, hingga gejala depresi.

Nah, keinginan untuk mengonsumsi makanan manis juga diduga berkaitan dengan kortisol dalam tubuh. Berdasarkan sebuah peneltian, ditemukan bahwa konsumsi gula dapat menurunkan jumlah kortisol dan aktivitas hipoccampus, sehingga otak menanggapi stres dengan baik.

Selain itu, otak orang dewasa yang menggunakan 20 persen energi total yang dimiliki tubuh, ketika stres akan membutuhkan energi tambahan sebanyak 12 persen. Sumber energi otak yang berasal dari karbohidrat dan glukosa atau gula merupakan jenis karbohidrat yang paling mudah diubah menjadi energi.

Dalam kondisi stres dan lapar, fungsi otak cenderung menurun karena kurangnya asupan karbohidrat. Saat kekurangan glukosa, otak tidak dapat menjalankan fungsi untuk mengatub metabolisme tubuh, pencernaan, dan kemampuan berpikir, karena terhalang oleh sejenis saraf di dalam hipotalamus.

Hal tersebut yang membuat kita ingin makan manis ketika sedang stres. Makanan manis yang merupakan sumber karbohidrat paing sederhana bisa dengan cepat memberi asupan untuk Otak kita yang sedang tidak memiliki cukup energi untuk berfungsi dengan semestinya.

sumber: National Geographic Indonesia