- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Penyebab Unik Gempa Bali
TS
hamzpi
Penyebab Unik Gempa Bali
Pada Selasa (16/7/2019) lalu, gempa kembali mengguncang tanah Indonesia. Setelah terjadi di Halmahera Selatan pada hari Minggu (10/7/2019) lalu, gempa dengan Magnitudo 5.8 mengguncang Bali waktu pagi tepatnya pada pukul 7.18 WIB.
Dilansir dari nationalgeographic.co.id, Episentrum gempa tersebut berada di 83 barat daya Nusa Dua, pada kedalaman 104 kilometer. Untungnya, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Kedalamannya yang lebih dari 70 km dan besar magnitudo yang tidak terlalu besar menjadi alasan kenapa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa tersebut dipercaya memiliki mekanisme yang unik, yaitu perpaduan pergerakan sesar naik dan mendatar. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, gempa bumi tersebut dibangkitkan oleh deformasi bantuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik mendatar atau oblique trust.
Gempa dengan mekanisme unik tersebut juga pernah terjadi sebelumnya pada 11 April 2012 lalu di Aceh. Namun, gempa tersebut memiliki perbedaan lokasi. Bila gempa yang terjadi di Aceh berpusat di area outer rise, gempa yang terjadi di Bali ini berpusat di subduksi. Gempa Aceh tetap berpotensi tsunami walaupun tidak berpusat di subduksi, hal tersebut dikarenakan tingginya magnitudo yang mencapai M 8,5. Sementara itu, lokasinya yang terjadi di outer rise juga menyebabkan mendominasinya gerak sesar mendatar atau gempaoblique. Sedangkan gempa yang terjadi di Bali, berpusat disubduksi dan lokasi kedalamannya lebih dari 70 km, dengan magnitudo yang hanya M 5,8.
Hal tersebut menunjukan bahwa potensi tsunami dipengaruhi oleh kedalaman lokasi gempa, dan besar rendahnya magnitudo.
Dilansir dari nationalgeographic.co.id, Episentrum gempa tersebut berada di 83 barat daya Nusa Dua, pada kedalaman 104 kilometer. Untungnya, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Kedalamannya yang lebih dari 70 km dan besar magnitudo yang tidak terlalu besar menjadi alasan kenapa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa tersebut dipercaya memiliki mekanisme yang unik, yaitu perpaduan pergerakan sesar naik dan mendatar. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, gempa bumi tersebut dibangkitkan oleh deformasi bantuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik mendatar atau oblique trust.
Gempa dengan mekanisme unik tersebut juga pernah terjadi sebelumnya pada 11 April 2012 lalu di Aceh. Namun, gempa tersebut memiliki perbedaan lokasi. Bila gempa yang terjadi di Aceh berpusat di area outer rise, gempa yang terjadi di Bali ini berpusat di subduksi. Gempa Aceh tetap berpotensi tsunami walaupun tidak berpusat di subduksi, hal tersebut dikarenakan tingginya magnitudo yang mencapai M 8,5. Sementara itu, lokasinya yang terjadi di outer rise juga menyebabkan mendominasinya gerak sesar mendatar atau gempaoblique. Sedangkan gempa yang terjadi di Bali, berpusat disubduksi dan lokasi kedalamannya lebih dari 70 km, dengan magnitudo yang hanya M 5,8.
Hal tersebut menunjukan bahwa potensi tsunami dipengaruhi oleh kedalaman lokasi gempa, dan besar rendahnya magnitudo.
0
204
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan