Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hamzpiAvatar border
TS
hamzpi
Orangutan di TAPANULI Terancam Karena Pembangunan PLTA
PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) mengaku telah membuat jembatan arboreal dari kabel untuk memfasilitasi hewan arboreal seperti orangutan, yang mempunyai kemungkinan akan sulit mencari makan akibat pembukaan lahan hutan di kawasan Batang Toru untuk pembangunan PLTA. Pembangunan PLTA Batang Toru tersebut memotong tiga blok dari kawasan hutan bagian barat.

Hal ini menjadi salah satu penyebab pernah dilihatnya satu individu orangutan oleh warga Desa Bulu Payung di lingkungan mes karyawan PT NHSE di Kecamatan Sipirok, yang merupakan tiga kawasan jelajah orangutan Tapanuli di hutan Batang Toru.

Meski begitu, pihak Sumatran Orangutan Consevation Programme mengatakan bahwa membangun jembatan arboreal tidak bisa menjadi solusi dari hilangnya habitat orangutan, yang tidak mengenal kabel--melainkan pohon, akibat pembangunan PLTA. 

Dilansir dari tirto.id, Ekosistem Batang Toru merupakan rimba terakhir di Sumatera dengan luas 150 ribu hektare yang menjadi habitat dari orangutan jenis Pongi tapanuliensis yang memiliki jumlah tak lebih dari 800 individu, dengan ruang jajah seluas 110 hektare. Maka dari itu pembangunan PLTA tersebut dikhawatirkan akan mengancam populasi orangutan Tapanuli.

Kawasan hutan yang berada di blok barat hutan Batang Toru, didiami sekitar 600-an individu Pongo tapanuliensis. Sementara pada blok timur di Tapanuli Selatan dan Dolok Sibualbuali, populasi orangutan semakin terdesak dan membutuhkan perkimpoian dengan popukasi di blok barat. Namun menurut aktivis lingkungan, pembangunan PLTA Batang Toru yang memotong tiga blok tersebut membuat area jelajah orangutan menjadi terbatas. Pembukaan lahan tersebut juga bisa memungkinkan terjadinya perburuan terhadap orangutan seperti yang terjadi di Aceh dan Kalimantan.

Koalisi Indonesia untuk Batang Toru bahkan berpendapat bahwa PLTA dibangun pada lokasi yang bersampingan dengan habitat orangutan, meskipun dibangun di atas area pemanfaatan hutan. Pihak koalisi juga menganggap bahwa pembangunan PLTA di tengah hutan Tapanuli tidak memiliki urgensi apapun karena masih banyaknya cadangan energi bersih di area tersebut.

sumber: tirto.id

0
1.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan