Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

futurehuman001Avatar border
TS
futurehuman001
Dosa Dan Penyesalan




Quote:


Jam di dinding menunjukkan pukul 1. Aku ragu ini disebut pagi, jika langit menjadi acuannya. Aku tidak bisa tidur semalaman ini, aku mungkin terlalu banyak minum. Aku masih terbaring di sofa ini. Kepalaku masih terasa pusing, dan setengah jam aku melamun, aku mulai merasa ngantuk.

Cahaya mentari menerpa dan menyilaukanku dan ini sudah pukul 7 pagi, setengah jam lagi aku harus pergi ke kantor. Sudah 2 tahun aku tinggal di ruangan ini, bisa dibilang adalah apartemen kecil di sudut kota. Aku sendirian di sini, bagiku ini baik - baik saja.

Sejak kematian kedua orang tuaku, aku memutuskan untuk merantau ke sini, kota ini cukup ramai di jam sibuk, semua orang berjalan kaki dan menaiki angkutan umum.  Kendaraan pribadi seperti mobil dan motor sudah cukup jarang digunakan, mereka tampaknya mulai sadar akan polusi dan pemanasan global.

Quote:
Kataku sambil mengencangkan tanganku ke atas.
Quote:
Kata Egi sambil beres - beres.
Quote:
Kataku dengan terburu - buru.
Quote:
Egi langsung cabut aja ke mushola. Lagi - lagi aku sendirian lagi ke kantin. Dasar si Egi, kenapa sih dia selalu sholat dulu, kan bisa dipending.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya cukup untuk kerja hari ini.
Quote:
Kataku dengan semangat.
Quote:
Katanya dengan sedikit risau.
Quote:
Kataku sambil tertawa sadis.
Quote:
Katanya sambil lari.

Acara karaokean jadi batal, aku terpaksa harus pulang ke rumah. Malam ini bintang tidak begitu terlihat, bulan menguasai langit malam. Saat berada di persimpangan, aku melihat kakek - kakek yang ingin menyeberang jalan. Sepertinya dia kesusahan, sebaiknya aku bantu aja.

Quote:
Kataku sambil memegang pundak dan tangannya.
Quote:
Aku tersenyum dan mengangguk.
Quote:
Katanya dengan senyum. Aku hanya bisa terdiam..
Quote:
Aku menawarkannya.
Quote:
Katanya dengan wajah ramah.
Quote:
Kataku buru - buru.

Malam begitu menawan, dengan bulan purnamanya kali ini. Sambil duduk di taman kota, ditemani dengan kaleng soda dingin ini.

Quote:
Sepertinya aku kenal suara itu.
Quote:
Ternyata itu Reno.
Quote:
Katanya dengan antusias.
Quote:
Tanyaku penasaran
Quote:
Katanya dengan sedikit sedih.

Kakek - kakek? Ke masjid? Jangan - jangan kakek yang tadi itu. Astaga !!! Yang benar saja !!!. Seandainya saja aku antar dia tadi, pasti dia gak bakalan..... ah gak mungkin juga kan, itu pasti udah takdirnya, siapa suruh pergi ke masjid, sholat di rumah kan bisa. Sejenak aku merenungkan apa yang dibilang Reno.

Berita dari Reno membuatku tidak bisa tidur lagi malam ini, sial !!!

Quote:
Kata Egi sambil berlarian.

Seperti yang direncanakan, tempat kerjaku mau mengadakan acara amal kepada anak yatim hari ini, ah sepertinya akan membosankan.

Kami bergegas menuju lokasi. Ah, yang benar saja, rumah itu tidak begitu besar, masa ada anak yang mau tinggal di dalamnya, apalagi jumlahnya pasti banyak.

Quote:
Kata seorang pengurus di sana.
Quote:
Kata Bos.

Setelah melewati beberapa rangkaian acara, akhirnya kelar juga. Anak - anak itu begitu senang, tetapi begitu membosankan bagiku.

Quote:
Kata Bos.
Quote:
Kataku dengan lemes.
Quote:
Katanya bagaikan seorang ustadz. Aku mengalah saja untuk kali ini.
Quote:
Kata Egi.
Quote:
Kataku dengan santai.

Setelah melewati beberapa rangkaian acara, akhirnya kelar juga. Setelah itu, kami berpamitan dan memutuskan untuk kembali ke kantor, karena ini masih jam kerja.

Quote:
Kata Bos.
Quote:
Kataku dengan lemas.
Quote:
Katanya bagaikan seorang ustadz. Aku mengalah saja untuk kali ini.

Saat Pak Bos dan Egi turun dan menuju masjid, aku diam - diam kabur, karena kalau nunggu mereka sholat pasti lama dan perut udah berontak dari tadi.

Quote:
Kudengar suara pak Bos dari kejauhan.
Quote:
Katanya rada ngegas.
Quote:
Kataku cengengesan.
Quote:
Egi ikut komen.
Quote:
Kataku dengan sedikit kesal.
Hari ini berlalu dengan aku yang kena marah. Memang nasibku hari ini bisa dibilang lagi apesnya.

Malam mulai datang, dan aku hari ini langsung pulang ke rumah. Saat aku lewat di persimpangan biasanya, aku melihat kakek - kakek yang pernah aku temui dulu, dia hendak menyeberang persis seperti saat itu. Tetapi, ini terasa ganjil, bukankah dia telah.... ah sudahlah, mungkin itu orang lain yang diceritain Reno. Kuputuskan untuk membantu kakek itu.

Quote:
Kataku sambil memegang pundak dan tangannya.
Quote:
Aku tersenyum dan mengangguk.
Quote:
Katanya dengan senyum. Aku hanya bisa terdiam...
Quote:
Aku menawarkannya. Tunggu dulu, bukankah aku ini sama persis seperti apa yang aku katakan waktu itu?
Quote:
Katanya dengan wajah ramah.

Aku teringat pernah ada seorang kakek yang kecelakaan, aku lebih baik mengantarkan kakek ini sampai selamat.

Quote:
Aku tidak punya alasan lain selain ini.

6 menit telah berlalu tanpa ada sepatah katapun yang kami ucapkan. Suasana ini terasa aneh sekali bagiku, aku tidak berniat untuk pergi sholat, hanya memastikan bahwa kakek ini aman sampai tujuannya.

Quote:
Kakek itu masih terus bicara sampai....
Quote:

Kataku dengan bingung.

Tidak terasa, aku sudah tiba di seberang masjid. Dari tadi aku hanya mendengar si kakek berbicara, tetapi jika tadi dia ada, sekarang kemana? Masa aku nglamun terus dia udah nyebrang duluan?

Quote:


Kejadian kakek tadi masih terbayang di pikiranku, hal itu secara tidak langsung berkaitan dengan omongannya. Aku bingung memikirkannya, aku berhenti sejenak di taman kota.

Quote:
Suara Reno?
Quote:
Kataku.
Quote:
Katanya dengan sibuk.

Quote:
Kataku.
Quote:
Sholat? Yang benar saja.
Quote:
Katanya sambil lari.

Benarkah apa yang dikatakan Reno? Sholat? Tapi... aku sudah lama tidak melakukannya...Ah, sudah berapa lama aku melamun di sini? Besok aku harus kerja bukan? Nanti bisa dipecat aku.

Malam ini aku tidak bisa kembali tidur. Hari ini benar - benar aneh. Mengapa kakek itu tiba - tiba saja membahas soal kematian dan kiamat? Lalu setelah itu menghil- malaikat? Yang benar saja. Apa aku seburuk itu ya selama ini? Sholat? Memang aku selalu meninggalkannya selama 2 tahun ini.

Semenjak orang tuaku meninggal semuanya terlihat sia - sia di dunia ini. Mereka adalah satu - satunya keluargaku. Jika mereka ada sekarang, pasti aku sudah kena marah. Ah, memiliki orang tua ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Saat mereka tiada, aku baru merasakannya.

Quote:
Kataku sambil menahan air mata ini.
Quote:
Teriakku dengan air mata yang berjatuhan. Aku terus - terusan menangis mungkin sampai 4 menit.
Quote:
Kataku sambil terus menangis.

==============================


Quote:
Kata Egi.
Quote:
Kataku dengan tersenyum.
Quote:
Kata Egi dengan nada bingung. Aku dan Egi langsung cabut ke mushola.




:nyantai TERIMA KASIH UDAH BACA :nyantai
0
1.3K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan