- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Rangkul dan Peluk Sahabat (Cerita Nostalgia Masa Lalu Saya)
TS
aggyku
Rangkul dan Peluk Sahabat (Cerita Nostalgia Masa Lalu Saya)
Ane, di kantor gak ada kerjaan Gan jadinya pengen cerita dan Tuangkan kisah-kisah masa kuliah Gan.. mohon ijin sepuh, momod, mimin sekalian, ane nitip kisah yang acak, karena ane bukan sastrawan atau perangkai kata-kata yang baik, tapi ane merasa ada yang ingin dibagikan dari kisah ane
Spoiler for 1. Siapa Saya:
Saya Bukan siapa-siapa Gan, cuma manusia biasa yang gak terlepas dari noda dan dosa
saya lahir di pulau Seram (di bacanya bukan seram tapi se-ram) pulau terbesar di Provinsi Maluku, pulau ini merupakan pulau nenek moyang maluku, di mana semua orang yang berasal dari Maluku pasti berasal dari Seram, karena nenek moyang kami berasal dari sini, makanya pulau ini di sebut juga Nusa Ina (Nusa = Pulau) dan (Ina = Ibu), Dengan sumpah tiga Batang Air (Sungai) Sungai Tala, Sungai Eti dan Sungai Sapalewa (Sok tahu sih sebenarnya) jadi jangan di jadikan acuan ya Agan dan Aganwati sekalian.
Kembali ke Saya, Kakek Saya berasal dari Kepulauan Aru, Maluku Tenggara lebih tepatnya di Dobo, dan sampai sekarang pun saya belum pernah pulang kampung ke Dobo, Malu sebenarnya memikul Marga ini, but life must go on guys... so the story you makes too must go on.....moggo sebats dulu, ngopi dulu gan , Nenek Saya berasal dari pulau Seram, di desa Seruawan (kami menyebut DESA dengan sebutan Negeri), saya Bermarga Kubelaborbir dari Kakek saya, Nenek Saya bermarga Pentury, saya bangga dengan Nenek Moyang saya, Orang Tua saya adalah si bungsu dari enam bersaudara, kami tinggal di gubuk kecil di Desa Waimital (Gemba), yang merupakan desa transmigrasi yang cukup berkembang belakangan ini, kakek saya tinggal di daerah ini jauh sebelum transmigrasi berlangsung, kami hidup dalam keterbatasan dan kemiskinan, hingga akhirnya memiliki sawah, ladang dan ternak yang bisa di andalkan. ayah saya karena sibungsu harus mengembalakan sapi dan ternak lainnya demi kelangsungan pendidikan kakaknya, hingga semua berkuliah kami tetap hidup dalam keterbatasan pada masa itu
Spoiler for 2. Ayah dan Ibu, hingga lahirnya saya:
Selalu ada kisah lucu dan menarik yang selalu di ceritakan bila kami anak-anaknya menanyakan kisah hidup kedua orang Tua, saya pun yakin agan dan aganwati pun sama.
Awal kisah pertemuan ayah dan ibu saya pun tak dapat di duga-duga, meskipun kisah mereka penuh bahagia dan air mata, mereka bertemu waktu ayah saya kuliah dan ibu saya bekerja di perusahan Kayu, yang pada masa jayanya benar-benar memiliki nama yang luar biasa besar, perusahaan ini begerak di bidang plywood, dan termasuk terbesar ke 3 di Asean pada masanya, Ibu saya yang setelah lulus Sekolah Menengah Atas mulai bekerja dengan iming-iming gaji dan kesuksesan sehingga meninggalakan daerah asalnya di Blitar - Jawa Timur, lebih tepatnya di Desa Salam, Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. dan awlanya pun mereka menikah namun Keluarga besar tidak menyetujuinya, karena perbedaan Agama, yup ujung-ujungnya agama Gan.... sehingga kelahiran saya pun terus di rahasiakan. begitu juga dengan Pernikahan mereka, namun sepandai- pandainya Bangkai di sembunyikan pasti akan tercium juga, pada saat keluarga besar mengetahui kalau orang tua saya sudah menikah dan telah memiliki momongan, akhirnya mereka merebut paksa saya dari Ibu saya,sehingga akhirnya saya sakit dan hampir meninggal karena hanya mengandalkan susu formula sebagai asupan bayi kecil itu.. dan akhirnya mereka pun luluh dan menjemput Ibu saya, hingga akhirnya perlahan-lahan Kakek dan Nenek saya pun luluh... iya LULUH karena kehadiran cucu mereka, itulah mungkin kenapa Kebahagian memiliki cucu dan momongan itu punya pengaruh besar bagi manusia, karena satu hal "Keberlangsungan Keturunan"
Awal kisah pertemuan ayah dan ibu saya pun tak dapat di duga-duga, meskipun kisah mereka penuh bahagia dan air mata, mereka bertemu waktu ayah saya kuliah dan ibu saya bekerja di perusahan Kayu, yang pada masa jayanya benar-benar memiliki nama yang luar biasa besar, perusahaan ini begerak di bidang plywood, dan termasuk terbesar ke 3 di Asean pada masanya, Ibu saya yang setelah lulus Sekolah Menengah Atas mulai bekerja dengan iming-iming gaji dan kesuksesan sehingga meninggalakan daerah asalnya di Blitar - Jawa Timur, lebih tepatnya di Desa Salam, Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. dan awlanya pun mereka menikah namun Keluarga besar tidak menyetujuinya, karena perbedaan Agama, yup ujung-ujungnya agama Gan.... sehingga kelahiran saya pun terus di rahasiakan. begitu juga dengan Pernikahan mereka, namun sepandai- pandainya Bangkai di sembunyikan pasti akan tercium juga, pada saat keluarga besar mengetahui kalau orang tua saya sudah menikah dan telah memiliki momongan, akhirnya mereka merebut paksa saya dari Ibu saya,sehingga akhirnya saya sakit dan hampir meninggal karena hanya mengandalkan susu formula sebagai asupan bayi kecil itu.. dan akhirnya mereka pun luluh dan menjemput Ibu saya, hingga akhirnya perlahan-lahan Kakek dan Nenek saya pun luluh... iya LULUH karena kehadiran cucu mereka, itulah mungkin kenapa Kebahagian memiliki cucu dan momongan itu punya pengaruh besar bagi manusia, karena satu hal "Keberlangsungan Keturunan"
Spoiler for 3. Kerusuhan Maluku 1998:
Perlu di ketahui desa Waimital ini karena desa trasmigrasi, sehingga mayoritas warganya beragama Islam, dan keluarga Kristen tidak lebih dari 15 KK, termasuk keluarga kami, rumah saya tepat di samping Mesjib terbesar di desa kami, sehingga begitu saya sampai dirumah sdh banyak tetangga berkumpul dan berdiri di depan dan sekeliling rumah, Pak Kades pun mulai berbincang dengan kakek, Om dan Tante saya, beliau bilang "Mbah Kubela dan keluarga jangan Takut, karena kami disini berkumpul dan menjaga rumah mbah, sedangkan rumah lainnya di kompleks Gereja dan rumah warga Kristen lainnya sudah dibakar sama warga , termasuk gereja pun di Bakar" dan dengar-dengar ada keluarga lain jg yang menjadi korban... kami semua hanya terdiam sambil saya melihat semua orang tua mengangguk.
Wow, sungguh luar biasa kami masih bertahan, siang dan malam rumah kami dijaga dan di lindungi oleh seluruh warga desa, hingga pada akhirnya suata saat Pak Kades kembali datang kerumah dan mengatakan, situasi sudah tidak aman bagi keluarga mbah, karena sudah banyak orang dari "LUAR" yang sdh datang ke desa menggunakan Kapal Landen, sepertinya Laskar dari pulau Jawa, hingga akhirnya kami di ungsikan kerumah Pak Kades, sekali lagi Luar biasa kami masih bisa bertahan, hingga 2 bulan lebih kami tinggal di rumah pak Kades, disitu saya mulai melihat yang awalnya perjuangan rakyat jelata menggunakan senjata tajam yang notabenenya digunakan di pertempuran jarak dekat, perlahan lahan berkembang hingga berubah menjadi senapan rakitan, hingga ada petinggi-petinggi yang sdh menggunakan senapan semi automatis.
Dan saya masih sibuk main dengan teman sebaya berlarian kesana dan kemari, karena tidak memusingkan situasi yang ada, hanya saja selalu terdengar desingan dan deruan senapan, basoka, maupun ledakan dari kejauhan. apalagi di waktu malam lebih rame lagi, karena terdengar lebih banyak intensitasnya, dibumbui dengan langit yang memerah. hingga di suatu titik datang lagi, kali ini dalam jumlah yang lebih besar, Pasukan dan Laskar-Laskar Pembela Agama. hingga kami lagi- lagi harus diungsikan ke tempat yang lebih aman, akhirnya diputuskan kami di antar dengan Truck Tentara ke Desa nenek Saya di Seruawan. yang jaraknya lebih dari 50 km. hingga Tahun 2002 Kondisi Mulai kondusif.
Saya rasa tidak perlu ada gambar ataupun foto yang menggambarkan kejadian tersebut, cukuplah jadi kenangan dan pelajaran di masalalu
Wow, sungguh luar biasa kami masih bertahan, siang dan malam rumah kami dijaga dan di lindungi oleh seluruh warga desa, hingga pada akhirnya suata saat Pak Kades kembali datang kerumah dan mengatakan, situasi sudah tidak aman bagi keluarga mbah, karena sudah banyak orang dari "LUAR" yang sdh datang ke desa menggunakan Kapal Landen, sepertinya Laskar dari pulau Jawa, hingga akhirnya kami di ungsikan kerumah Pak Kades, sekali lagi Luar biasa kami masih bisa bertahan, hingga 2 bulan lebih kami tinggal di rumah pak Kades, disitu saya mulai melihat yang awalnya perjuangan rakyat jelata menggunakan senjata tajam yang notabenenya digunakan di pertempuran jarak dekat, perlahan lahan berkembang hingga berubah menjadi senapan rakitan, hingga ada petinggi-petinggi yang sdh menggunakan senapan semi automatis.
Dan saya masih sibuk main dengan teman sebaya berlarian kesana dan kemari, karena tidak memusingkan situasi yang ada, hanya saja selalu terdengar desingan dan deruan senapan, basoka, maupun ledakan dari kejauhan. apalagi di waktu malam lebih rame lagi, karena terdengar lebih banyak intensitasnya, dibumbui dengan langit yang memerah. hingga di suatu titik datang lagi, kali ini dalam jumlah yang lebih besar, Pasukan dan Laskar-Laskar Pembela Agama. hingga kami lagi- lagi harus diungsikan ke tempat yang lebih aman, akhirnya diputuskan kami di antar dengan Truck Tentara ke Desa nenek Saya di Seruawan. yang jaraknya lebih dari 50 km. hingga Tahun 2002 Kondisi Mulai kondusif.
Saya rasa tidak perlu ada gambar ataupun foto yang menggambarkan kejadian tersebut, cukuplah jadi kenangan dan pelajaran di masalalu
Spoiler for 4. Dipulangkan Ke Orang Tua:
Karena kondisi yang bertahap kondusif kapal penumpang pun mulai melayani orang-orang yang ingin pergi keluar dari ambon, Ayah saya pun menjemput saya, meskipun kondisi yang msih mencekam. sehingga Pendidikan pun mau tidak mau harus dilanjutkan, hingga saya lulus Sekolah Dasar, saya tinggal dengan orang tua, oh iya tahun 1995 adik laki-laki saya Lahir dan disusul oleh adik perempuan saya yang bungsu tahun 2000. singkat cerita setelah selesai Sekolah Dasar Hingga lulus saya tinggal di Waena Perumnas 3, Kota Jayapura.
Spoiler for 5. Kembali ke Seram:
Setelah Lulus saya memutuskan untuk memilih melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di seram, maluku.. kondisi sudah membaik dan kembali normal meskipun sisa-sisa kerusuhan itu masih nampak di beberapa tempat, karena mungkin ada yang memilih untuk tak kembali tinggal di daerah tersebut karena trauma dan sebagainya. masih ingat dengan perusahaan yang saya ceritakan tempat Ibu Saya bekerja ?? yup, tante saya sempat bekerja dan kami sempat tinggal lebih dari 3 tahun tahun di perusahaan tersebut dengan fasilitas yang luar biasa, perumahannya, kami sebut kamp karena memang semua karyawan dan atasan-atasan mendapatkan fasilitas tempat tinggal, air bersih, listrik dan panggung hiburan yang luar biasa ramai waktu akhir pekan.
sungguh fasilitas- fasilitas yang luar biasa yang diberikan, menandakan makmurnya Perusahaan tersebut. berdiri diatas lahan lebih dari 68 hektar, namun karena terkena kasus ilegal logging dan penundaan pembayaran pajak hinggal lebih dari Rp.25 miliar lebih, maka perusahaan tersebut dinyatakan "Pailit" wah sungguh hal yang tak diduga-duga, banyak karyawan-karyawan yang hingga saat ini pun belum mendapatkan pesangon dan haknya. tepatnya tahun 2004 perusahaan tersebut benar - benar pailit... memaksa tenaga asing pun angkat kaki dari tempat tersebut.
seingat saya, saya duduk di bangku SMP kelas 2 waktu peristiwa tersebut terjadi, disusul pedagang-pedagang yang menganggap turun nya pendapatan yang mereka peroleh sehingga banyak pedagang yang hengkang. kebetulan dengan tabungan tante dan om yang cukup sehingga mereka membeli sebuah ruko untuk kami jadi kan tempat tinggal dan tempat praktek Bidan bagi tante saya. yang menyedihkan dari kejadian kali ini teman smp saya banyak yang terpaksa kemabali ke Jawa, Kalimantan maupun Sulawesi setelah tidak mendapat kepastian yang jelas dari kelangsungan Perusahaan tersebut.
Meskipun demikian ada beberapa yang masih memilih untuk tinggal dan mengadu nasib dengan berjaualan di pasar, berkebun, menarik becak, menjadi tukang ojek dan lain sebagainya. hingga SMA saya pun masih bersekolah di Seram, dan Karena di hasut sama teman-teman sempat menjadi Ketua Osis waktu kelas dua SMA. karena memang termasuk anak yang rajin dan rajin bergaul kali ya... hahah
sungguh fasilitas- fasilitas yang luar biasa yang diberikan, menandakan makmurnya Perusahaan tersebut. berdiri diatas lahan lebih dari 68 hektar, namun karena terkena kasus ilegal logging dan penundaan pembayaran pajak hinggal lebih dari Rp.25 miliar lebih, maka perusahaan tersebut dinyatakan "Pailit" wah sungguh hal yang tak diduga-duga, banyak karyawan-karyawan yang hingga saat ini pun belum mendapatkan pesangon dan haknya. tepatnya tahun 2004 perusahaan tersebut benar - benar pailit... memaksa tenaga asing pun angkat kaki dari tempat tersebut.
seingat saya, saya duduk di bangku SMP kelas 2 waktu peristiwa tersebut terjadi, disusul pedagang-pedagang yang menganggap turun nya pendapatan yang mereka peroleh sehingga banyak pedagang yang hengkang. kebetulan dengan tabungan tante dan om yang cukup sehingga mereka membeli sebuah ruko untuk kami jadi kan tempat tinggal dan tempat praktek Bidan bagi tante saya. yang menyedihkan dari kejadian kali ini teman smp saya banyak yang terpaksa kemabali ke Jawa, Kalimantan maupun Sulawesi setelah tidak mendapat kepastian yang jelas dari kelangsungan Perusahaan tersebut.
Meskipun demikian ada beberapa yang masih memilih untuk tinggal dan mengadu nasib dengan berjaualan di pasar, berkebun, menarik becak, menjadi tukang ojek dan lain sebagainya. hingga SMA saya pun masih bersekolah di Seram, dan Karena di hasut sama teman-teman sempat menjadi Ketua Osis waktu kelas dua SMA. karena memang termasuk anak yang rajin dan rajin bergaul kali ya... hahah
0
463
Kutip
1
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan