Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

roxyterzAvatar border
TS
roxyterz
Bagaimana Menghentikan Bullying?

Jutaan anak-anak menghadapi efek emosional dan fisik karena diintimidasi. Apa yang harus diketahui orang tua dan apa yang bisa dilakukan, mari kita cari lebih lanjut pada artikel ini.

Setiap tujuh menit, seorang anak diintimidasi di sekolah. Ejekan mungkin tampak seperti fakta kehidupan yang tidak menyenangkan, tapi ini adalah masalah nyata dengan implikasi emosional dan fisik yang berpotensi serius bagi jutaan anak usia sekolah. Yang mengejutkan, menurut National Association of School Psychologists (NASP) ada 160.000 anak tidak masuk sekolah setiap harinya karena mereka takut diintimidasi.

"Anda harus mengidentifikasi intimidasi sebagai suatu masalah," kata Linda Centeno, PhD, seorang psikolog klinis di Ridgewood, NJ "Jangan abaikan dan anggap hal itu akan hilang begitu saja, atau menganggap itu hal normal yang biasa terjadi pada masa kanak-kanak." Efeknya sering berlanjut bahkan setelah bullying berhenti.

Sebuah studi di Journal of American Medical Association menemukan anak-anak yang diintimidasi dan melakukan intimidasi pada diri sendiri, memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kejiwaan yang akan terbawa ke masa muda atau bahkan dewasa.

NASP mendefinisikan intimidasi sebagai tindakan "disengaja dan berulang-ulang" yang dapat dilakukan dalam banyak bentuk, dari mengejek dengan nama panggilan, ancaman verbal hingga serangan fisik. Sementara bullying bukanlah hal baru, namun tetap menjadi perhatian karena penelitian terus menghubungkannya dengan depresi, kecemasan dan peningkatan risiko bunuh diri.

"Kami benar-benar menjadi lebih sadar akan intimidasi,  di mana itu hal yang baik," kata Stuart Twemlow, MD, seorang profesor psikologi pensiunan di Baylor College of Medicine yang sekarang membantu mengembangkan program sekolah anti-kekerasan. Sekolah yang mengangkat isu ini dengan majelis sekolah yang anti-intimidasi dengan kebijakan yang sangat ketat.

Para ahli sepakat bahwa langkah pertama untuk menangani masalah intimidasi ini adalah dengan mengenali hal itu bila mana itu terjadi. Enam puluh empat persen anak yang diintimidasi tidak melaporkannya. Anak-anak yang lebih muda cenderung lebih berani memberi tahu orang tua mereka jika mereka diintimidasi, menurut Twemlow, namun anak-anak yang lebih dewasa sering kali diam sehingga tidak menarik perhatian pada situasi tersebut.

"Semakin awal Anda bekerja untuk memecahkan masalah, semakin cepat Anda bisa menghentikannya," kata Twemlow.

Berikut adalah beberapa tanda untuk diwaspadai yang mungkin mengindikasikan bahwa anak Anda diintimidasi:

  1. Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut, atau pura-pura sakit.
  2. Kesulitan tidur dan mendapat mimpi buruk.
  3. Kehilangan semangat untuk sekolah; nilai menurun.
  4. Merasa rendah diri.
  5. Perubahan kebiasaan makan. Mereka mungkin akan pulang dalam keadaan lapar jika mereka melewatkan makan siang.
  6. Menghindar dari teman atau situasi sosial.



Jika Anda melihat tanda-tanda tersebut pada anak Anda, "Anda harus membantu mereka mengerti bahwa mereka tidak akan mendapat masalah dengan membicarakannya," kata Twemlow. "Anak-anak lebih cenderung akan mencoba tenang dan tidak ingin membicarakannya saat mereka masuk sekolah menengah dan mereka lebih suka berkerumun, khususnya di sekolah menengah, bullying jauh lebih ‘cerdik’."

Salah satu bentuk intimidasi yang paling ‘cerdik’ dan semakin sering adalah bullying di dunia maya, di mana anak-anak diejek atau dilecehkan "secara virtual" seperti melalui pesan teks atau email.

Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit A.S. memperkirakan bahwa setidaknya 16 persen anak-anak sekolah menengah mengalami penganiayaan di sosial media atau dunia maya.

"Cyberbullying dapat berdampak pada anak seperti halnya intimidasi ‘tradisional’," kata Centeno. "Anak-anak ini juga berisiko tinggi mengalami kecemasan, depresi dan bunuh diri."

Jika Anda khawatir anak Anda diintimidasi oleh siswa lain, coba minta bantuan administrator sekolah dan psikolog yang ada di sekolah untuk mengatasi situasi ini.

Twemlow merekomendasikan orang tua untuk menghabiskan beberapa saat di sekolah untuk dapat merasakan lingkungan dan budaya di sana. "Jika sekolah adalah tempat yang menyenangkan, tidak mungkin ‘para pengganggu’ bisa berkembang," kata Twemlow. "Jika anak-anak bergaul satu sama lain juga dengan guru dan sekolah dipimpin oleh pemimpin yang kuat, seharusnya hanya ada penyimpangan dalam perilaku, bukan intimidasi terus-menerus."

Seperti yang dikatakan Centeno, penting bagi Anda untuk membiarkan anak yang diintimidasi tahu "bahwa Anda akan membantunya melewatinya dan bahwa mereka tidak sendiri."
Diubah oleh roxyterz 14-09-2018 10:04
0
2.4K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan