DZA, CNN Indonesia | Selasa, 24/07/2018 17:26 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Kalimantan Joko Sugito mengungkapkan bahwa aliran dana yang masuk ke organisasinya berasal dari sumbangan atau infaq masjid yang didapat saat pimpinan JAD melakukan kajian-kajian.

"Dari infaq," katanya, saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (24/7).

Infaq masjid yang terkumpul itu, lanjutnya, lantas dikirimkan kepada bendahara pusat. Ia mengaku telah mentransfer uang tersebut sebanyak tiga kali.

Namun, Joko tak mengingat persis jumlah total uang yang dikirimkan. Seingatnya, Joko pernah mentransfer sekitar Rp 1,5 juta ke JAD pusat.

"Pernah kirim itu [infaq masjid] Rp 1,5 juta. Sudah kirim tiga kali ke bendahara pusat," kata dia.

Pimpinan JAD Zainal Anshori membenarkan bahwa dana yang selama ini digunakan berasal dari infaq masjid dari amir JAD di daerah-daerah.

"Dana dari infaq, tapi jumlahnya masih belum maksimal," kata dia, pada kesempatan yang sama.

Selain dari infaq masjid, Zainal juga mengungkapkan bahwa JAD menerima bantuan dana dari pendiri JAD Muhammad Rois, yang merupakan terpidana mati kasus terorisme, sebesar Rp27 juta.

Dari dana tersebut, Rois memperintahkan untuk digunakan membeli berbagai perlengkapan dan memberangkatkan dua orang ke Malaysia dan Filiphina.

"Rois berikan perintah uang ini untuk digunakan untuk beli kendaraan, pakaian, berangkat ke Sangir dan berangkat ke Filipina dan dia menyuruh untuk mencari dua orang," katanya.

PN Jakarta Selatan tengah menggelar sidang pidana terorisme terkait organisasi Jamaah Ansarut Daulah (JAD), Selasa (24/7). Jaksa mendakwa JAD sebagai wadah teroris dan pendukung ISIS serta organisasi terlarang.

(arh/sur)

Sumur

Dimaafkan gk nih, atau memang ikhlas karena...