Dewasa ini air menjadi faktor pembatas yang krusial dalam konteks perubahan iklim. Krisis air telah menjadi isu lokal, regional, bahkan global. Satu dari empat orang di dunia kekurangan air minum, dan satu dari tiga orang tidak mendapat sarana sanitasi yang layak (Balitbang Pertanian, 2013). Peningkatan jumlah manusia, perkembangan daerah pemukiman, dan pertambahan sektor pertanian memicu adanya ketidakseimbangan antara pemanfaatan air dan ketersediaan air. Air bersih jumlahnya semakin terbatas sedangkan penggunaannya di sektor domestik dan industri semakin meningkat. Populasi masyarakat Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih sebanyak 80%. Jumlah tersebut terdiri dari 89% masyarakat perkotaan dan 71% masyarakat pedesaan (FAO, 2006) (dalam Disma, 2016).
Tentang Water Footprint
Quote:
Seiring fakta tersebut maka tidak ada salahnya kita mulai menghemat penggunaan air bersih dan membatasi penggunaan untuk hal yang terbuang percuma. Awal dekade ini muncul konsep baru mengenai perhitungan air yang digunakan untuk konsumsi manusia, konsep tersebut adalah Water Footprint.
Konsep Water Footprint diperkenalkan oleh Prof. A. Y. Hoekstra dari University of Twente Belanda, pada tahun 2002. Awalnya Prof. Hoekstra mempertimbangkan penggunaan air dalam rantai suplai suatu proses produksi.
Konsep water footprint merupakan indikator untuk merepresentasikan penggunaan air (jika dalam industri pada rantai produksi suatu komoditas), sedangkan dalam kehidupan pribadi sehari-hari dapat berarti seluruh air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Water footprint dapat didefinisikan sebagai total volume air bersih yang dikonsumsi dan total air bersih yang tercemar (Hoekstra, 2003). Water footprint itu sendiri memiliki 3 komponen dalam perhitungannya, yaitu green water footprint (air yang dikonsumsi manusia, terkandung dalam tumbuhan, atau yang teruapkan ke lingkungan), blue water footprint (air permukaan, misal air sungai, air laut, air kolam, dan air genangan), dan terahir grey water footprint (air yang tercemar).
Karena konsep water footprint meliputi dimensi ruang dan waktu, yang berkaitan dengan kapan dan di mana air tersebut digunakan, maka kemudian muncul lagi konsep Virtual Water. Virtual Water adalah air yang (seolah-olah) terkandung dalam sebuah benda hasil produksi suatu industri. Jumlah air yang digunakan dalam seluruh rangkaian proses pembuatannya dapat dikonversikan menjadi berapa air yang terkandung di dalamnya menurut proses produksinya. Kebayang ga sih kalau suatu saat nanti air bersih digunakan sebagai nilai tukar mata uang? Ketika sampai keadaan di mana air melimpah (karena air di bumi ini jumlahnya tetap), tapi tidak bisa digunakan untuk memenuhi keperluan hidup manusia (air bersih tidak ada).
Yuk Hitung Konsumsi Air Bersih Kita dengan Kalkulator Water Footprint
Quote:
Untuk informasi lebih mendalam mengenai water footprint ini sudah ada sebuah situs yang dapat dikatakan merupakan pusat sumber informasinya karena dikelola oleh tim Prof. Hoekstra yakni http://waterfootprint(dot)org/en/
.
Dalam perkebangannya selama beberapa tahun terahir ini, bermunculan situs internet yang dapat membantu menghitung nilai water footprint yang kita gunakan. Cukup jawab pertanyaan yang diajukan maka di akhir akan tertampil hasilnya, hasil tersebut dapat membantu kita apakah perilaku kita selama ini sudah hemat air dan ramah lingkungan atau belum.
Berikut beberapa contoh alamat situs penghitung water footprint:
Quote:
Water Calculator
https://www(dot)watercalculator(dot)org/
Quote:
WFN Pojectr
http://wfn(dot)project-platforms(dot)com/calculator/waterfootprintcalculator_indv-new.php
Quote:
Aquapath
http://aquapath-project(dot)eu/calculator/calculator.html
Quote:
Easy Calculation
[url]https://www.easycalculation(dot)com/other/water-footprint-calculator.php[/url]
Quote:
Moonfarmer
https://moonfarmer(dot)com/work/water-footprint-calculator
Dalam kalkulator water footprint ada beberapa pertanyaan mengenai cara mandi, cara mencuci baju, cara mencuci piring bahkan gaya hidup (konsumsi makanan) karena semua itu berkaitan dengan konsumsi air yang kita gunakan. Misalnya konsumsi makanan, jika kita suka memakan daging, faktanya penggunaan air selama proses pemeliharaan, pemotongan sampai kita konsumsi lebih besar ketimbang produk sayur atau buah-buahan.
Cara Mengefisiensikan Penggunaan Air
Quote:
Sekilas tentang konsep water footprint sudah dipapar di atas, kemudian beberapa situs penghitung water footprint juga sudah, lalu apalagi yang bisa kita lakukan secara nyata demi terjaganya air bersih? Sebetulnya di situs-situs penghitung water footprint itu di bagian akhir akan ada rekomendasi penghematan air bersih sesuai dengan perilaku kita menggunakan air bersih yang kita isikan dalam survei. Namun untuk sederhananya, berikut saya tuliskan peran nyata apa saja yang bisa kita lakukan demi ketersediaan air bersih bagi kelangsungan hidup manusia.
1. Pertama dan utama mulai kurangi pemborosan air bersih, gunakan air bersih secukupnya.
2. Mandi menggunakan gayung lebih hemat air jika dibandingkan mandi dengan shower.
3. Wudlu gunakan aliran kecil saja (dianjurkan bagi yang mampu menyempurnakan wudhunya dengan kadar air yang sedikit untuk berhemat dalam menggunakan air dan tidak melebihi kadar tersebut, karena sikap boros dan berlebih-lebihan dilarang dalam syariat, dalam Syarh Shahih Bukhari li Ibnil Baththal).
4. Air bekas wudlu bisa digunakan untuk menyiram tanaman, atau untuk mengganti air kolam ikan.
5. Menampung air hujan untuk keperluan selain minum dan memasak, misal mengepel, mencuci kendaraan, atau menyiram tanaman.
6. Mulai memperbanyak menanam tanaman untuk menambah jumlah air tanah, sehingga air hujan dapat terserap tanah dan tidak menjadi air permukaan yang jika berlebihan akan menyebabkan banjir.
7. Kloset bisa disiram setelah minimal 2x penggunaan buang air kecil, dengan catatan harus tahan sama warnanya yang akan gelap dan baunya mungkin lebih menyengat.
8. Mencuci piring dan alat masak, lebih hemat air jika menyumbat lubang kitchen sink dengan karet penutupnya lalu diisi penuh dan matikan air keran, jika dibandingkan dengan keadaan keran air yang selalu mengalir selama mencuci.
9. Mencuci baju lebih hemat air jika dilakukan di tempat cuci komunal, kalau di luar negeri ada semacam pusat cuci baju yang pakai mesin dan koin.
10. Gunakan produk yang memiliki kandungan virtual water rendah, karena artinya untuk membuat produk tersebut menggunakan air lebih sedikit. Untuk melihat contoh virtual water dari sebuah produk, dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Gambar di atas, berkaitan erat dengan kalkulator water footprint yang dibahas sebelumnya. Terlihat, perbedaan banyaknya penggunaan air yang digunakan selama produksi pada tiap-tiap jenis makanan dan minuman yang biasa kita konsumsi
Sekian uraian tentang water footprint dan penghematan air, lalukan mulai dari sekarang, lalukan oleh diri sendiri terlebih dulu, dan lakukan dari hal yang kecil. Jadilah pahlawan bumi, karena bumi ini bukan milik kita tapi titipan untuk anak cucu kita.
Sekian