MaconLearyAvatar border
TS
MaconLeary
Minta Saran: Kista Besar Dalam Hati Dan Jantung Yang Sudah Melemah...
Pertanyaan buat para ahli medis dan suhu-suhu sekalian,,,

Mertua saya yang tidak suka pergi ke dokter, setelah sempat sakit sekitar semingguan, akhirnya dia menyerah karena kakinya yang mulai bengkak tak kunjung kempes bahkan akhirnya timbunan cairan sudah mencapai sekitar daerah perut dan membuat dia sesak nafas. Kami bawa dia ke klinik di sebuah rumah-sakit swasta di bilangan Pulo Mas.

Dari hasil pemeriksaan, mertua saya di-diagnosa mengalami gangguan jantung. Setelah di EKG, ditemukanlah ketidak-teraturan ritme jantung, dan kemudian melalui USG ditemukan juga bahwa bilik jantung yang sebelah atas [ventrikel?] telah mulai melemah gerakannya. Lantas mertua saya di-diagnosa sebagai pasien yang sedang menuju gagal jantung [heart failure], dan ditaksir kapasitas jantungnya berada di sekitar level 30%. Mertua kami disarankan untuk rawat-inap di fasilitas HCU/IICU karena dia harus dimonitor secara konstan.

Setelah kalang-kabut mencari HCU/IICU yang tersedia di banyak RS-RS yang kami ketahui, termasuk yang disarankan oleh kolega-kolega kami dan terus mencari sekitar 3 jam, ternyata kamar jenis HCU/ICCU yang masih kosong rupanya sangat sulit untuk ditemukan, maka kamipun melakukan langkah alternatif, yaitu mencari "second opinion" di rumah-sakit lain.

Kami putuskan untuk mencoba sebuah rumah-sakit swasta lainnya di daerah Kelapa Gading. Setelah melalui proses yang sama lewat UGD rumah sakit tersebut, dan setelah diperiksa oleh dokter spesialis jantungnya. Lewat tes-tes EKG dan USG, sang dokter berkesimpulan bahwa mertua saya telah lemah jantungnya dan cuma punya kapasitas jantung sekitar 50%, dan dia menyarankan untuk dilakukan rawat inap di ruang biasa, agar mereka bisa memonitor mertua saya secara rutin beberapa hari kedepan.

Tentu saja kami merasa senang, akhirnya orang-tua kami bisa dirawat inap tanpa harus mencarai ruang rawat HCU/IICU. Mertua kami secara total di rawat inap selama 7 hari penuh disana. Selama dalam perawatan, setelah hampir semua cairan berhasil dikeluarkan lewat berbagai macam obat-obatan dan jantungnya di-stabilkan, mertua saya disarankan untuk menjalani tindakan angiografi untuk melihat kelainan apa yang terdapat di dalam jantungnya sehingga bilik jantung yang sebelah atas [ventrikel] melemah. Kamipun meng-ACC kan tindakan medis invasif minimal tapi cukup mahal ini. Hasil dari tindakan angiografi ini memberikan kami kabar baik dan kabar buruk sekaligus.

Kabar baiknya adalah tidak ada sumbatan maupun abnormalitas pada saluran-saluran jantungnya. Kabar-buruknya, karena tidak adanya kelainan maupun sumbatan pada pembuluh-darah di jantung maka hampir tidak ada tindakan lanjutan lain yang bisa dilakukan untuk mertua kami yang kini diberikan diagnosa Cardiomyopathi oleh dokternya. Tindakan yang tersisa adalah penggunaan alat-pacu jantung atau cangkok jantung. Melakukan operasi besar semacam cangkok-jantung untuk orang tua kami yang sudah berusia 70 tahun lebih bukanlah opsi yang realistis buat kami karena disamping ini merupakan operasi besar, mencari jantung yang cocok untuk dicangkok kan pun bukan persoalan yang mudah, Maka tindakan yang tersisapun adalah pemasangan alat pacu jantung, dan ternyata setelah mempelajari lebarnya [ritme jantung?] mertua saya, ternyata mertua sayapun tidak cocok untuk dipasangkan alat pacu-jantung.

Sehingga kesimpulan terakhirnya adalah, mertua saya dengan diagnosa cardiomyopathi hanya punya kans untuk hidup [survival rate] sekitar 50-50 untuk 3 tahun kedepan dan harus secara kontinyu meminum obat-obatan jantung yang diberikan.

Selama dalam perawatan, mertua saya ada mengalami gejala demam dan mengalami sakit di sekitar tepian lambung sebelah kiri, yang setelah diberikan antibiotik dan obat-obatan lainnya cukup terkontrol, akan tetapi demamnya terkadang tetap naik sampai ke sekitar 38 koma sekian celsius. Ini membuat dokter internis menjadi was-was, dan mereka menyarankan dilakukan USG di sekitar daerah perut untuk melihat kalau ada kelainan ataupun radang disitu. Secara tidak sengaja, mereka menemukan kista yang cukup besar di sekitar hati mertua saya. berdiameter sekitar 10 CM. Ini adalah kista yang sudah cukup besar, dan kami pun teringat cerita mertua kami sewaktu mengalami infeksi kandung kemih sekitar 4-5 tahun yang lalu. Sewaktu di USG pada waktu itu, pada organ disekitar kandung kemih dan ginjal, memang ditemukan kista di hati mertua saya, tetapi dokter internis nya pada waktu itu berkomentar bahwa kista itu memang banyak ditemukan dan umumnya tidak berbahaya kecuali bila kista menimbulkan gejala maupun ketidak nyamanan dari si penderita. Jadi diabaikan saja pada waktu itu.

Karena demam yang tidak kunjung hilang dan nyeri di tepian kiri perut yang berkelanjutan secara periodik di pagi hari dan ditemukannya kista besar di hati mertua saya, internis kamipun menyarankan dilakukan full CT-scan untuk quadrant dari tulang rusuk kebawah sampai ke daerah diatas kemaluan. Kamipun meng-ACC tindakan ini, dan yang kami dapat adalah lagi-lagi kabar baik dan kabar buruk sekaligus.

Kabar baiknya adalah kista nya terlihat bentuknya beraturan dan tidak bergerigi dan terisi dengan cairan yang kelihatannya konsisten dan sama di seluruhannya. Kabar buruknya adalah kista ini telah berdiameter sekitar 12 CM dan hampir memenuhi seluruh bilik kanan dari hati, dan disamping itu ditemukan tumpukan cairan di rongga sekitar lambung (ascite?). Untuk mempersiapkan tindakan "invasif" selanjutnya yang "mungkin" diperlukan, dokter spesialis jantung kami pun mengurangi dosis dari obat pengencer darah yang diberikannya selama ini kepada ibu kami, sehingga dalam 3-4 hari kedepan, tindakan medis "invasif" akan bisa dilakukan.

Pertanyaan dari kami:
1. Dengan kista yang sudah ber-diameter 12 CM ini, dan kelihatan nya telah mengganggu fungsi hati itu sendiri, tindakan apa yang sebaiknya dilakukan yang memiliki resiko se minimal mungkin mengingat kondisi jantung mertua saya dan usianya yang sudah diatas 70 tahun.
2. Dokter spedialis mana yang harus kami temui? Apakah ke dokter ahli hati [hepatologis], ataukah langsung ke dokter ahli tumor [onkologis]?
3. Lanjutan dari (2), ada rekomendasi dari para suhu disini, nama-nama dari dokter-dokter tertentu yang dikenal berpengalaman dalam menangani persoalan medis yang dialami mertua kami?

Terima kasih sebelumnya atas saran-saran nya.
0
3K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan