Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

taufiqbakhtinjaAvatar border
TS
taufiqbakhtinja
Cerita Perjalanan : Bebas Menjelajahi Alam di Kabupaten Raja Ampat
Cerita ini adalah murni opini pribadi, hanya sebagai dokumentasi tertulis atas kegiatan yang pernah saya lakukan, khususnya untuk kesempatan yang jarang saya dapatkan.

Selasa, 3 Januari 2017

Saya mendapatkan kesempatan untuk pergi ke tanah Papua tepatnya di Pulau Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pada 3 - 7 Januari 2017 kemarin. Tujuan utama saya menuju ke lokasi tersebut adalah karena proyek pekerjaan survey bawah permukaan di daerah pesisir. Saya berangkat dari Bandara Ahmad Yani Semarang hari Selasa, 3 Januari 2016 pukul 17.00 WIB menggunakan pesawat Lion Air untuk transit di Bandara Soetta Jakarta. Kondisi Bandara Ahmad Yani pada saat itu cukup padat dengan kondisi area gedung yang sempit

Spoiler for Bandara Ahmad Yani:


Setelah menempuh penerbangan yang cukup menyiksa karena kaki yang harus diposisikan miring selama penerbangan, sekitar pukul 18.00 WIB kami tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Penerbangan berikutnya adalah menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar menggunakan pesawat Sriwijaya dengan jadwal keberangkatan sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian kami berangkat dengan waktu tempuh 2 jam, tentunya tidak lupa saya memesan kursi yang dekat dengan jendela darurat supaya kaki saya bisa longgar. Sampai di Makassar sekitar pukul 00.00 WITA, dan menunggu untuk penerbangan ke Sorong pada pukul 02.00 WITA masih memakai pesawat yang sama.

Rabu, 4 Januari 2017

Waktu transit di Bandara Sultan Hasanuddin kurang lebih 2 jam. Kondisi bandara waktu itu cukup ramai, karena memang penerbangan ke arah Indonesia Timur biasanya dilakukan pada malam hari, diantaranya menuju Ambon, Sorong, Jayapura, Manokwari, dll. Namun kondisi bandara yang baik, luas dan bersih, dan masih banyak pertokoan yang buka sehingga tidak merepotkan pengunjung. Kurang lebih pukul 02.00 WITA pesawat berangkat dengan waktu tempuh 2 jam, tapi karena melintasi beda zona waktu sehingga mendarat di Sorong sekitar pukul 05.00 WIT. Penerbangan awalnya berjalan lancar, namun belum lama berada di udara pesawat berada dalam cuaca yang buruk. Goncangan di pesawat sangat terasa, bahkan sampai kepala digoyang - goyangkan cukup miring.

Pukul 05.00 WIT pesawat mendarat di Bandara Dominique Edward Osok (DEO) yang cukup modern, mungkin karena bandara ini sebagai titik awal untuk menuju kota wisata Raja Ampat sehingga banyak investasi masuk dan memungkinkan untuk pembangunan bandara yang modern. Saat berada di lobi kedatangan kami langsung disambut oleh porter - porter yang siap sedia dengan trolley. Awalnya kami tidak berniat memakai jasa mereka, namun setelah kami mengelilingi lobi bandara untuk mencari trolley barulah kami tahu bahwa mereka telah membawa semua trolley yang ada. Dengan barang bawaan yang sebanyak itu tentulah kami membutuhkan trolley, sehingga mereka pun langung patok harga selangit.

Rute kami berikutnya adalah menuju Pelabuhan Feri Sorong untuk kemudian menyebrang ke pulau Waisai menggunakan Kapal Cepat Bahari Ekspress. Ternyata di kota ini sudah bisa diaktifkan sinyal 4G Telkomsel, tidak saya perkirakan sebelumnya. Jarak Bandara menuju Pelabuhan cukup dekat dengan waktu tempuh hanya 5 - 10 menit memakai taksi Pukul 07.00 WIT kami sudah sampai di Pelabuhan, sedangkan loket pembelian tiket kapal baru dibuka pukul 08.00 WIT. Aktivitas pelabuhan pun masih sepi, kami menunggu sambil menikmati susasana. Pelabuhan Pukul 10.00 WIT kapal dijadwalkan berangkat, sehingga kami segera bergegas untuk memindahkan peralatan menuju kapal.


Spoiler for Pelabuhan Kapal Feri Sorong:


Spoiler for Suasana di Dalam Kapal Cepat Bahari Express:


Sekitar pukul 12.00 WIT kami tiba di Pelabuhan Pulau Waisai dan disambut oleh rekan kami dari tim proyek yang sudah berada disana dahulu. Alhamdulillah, saya dapat kembali menginjakkan kaki di Pulau Papua. Pemandangan khas Papua dapat dijumpai di pulau ini, jarak antar rumah yang berjauhan dengan diisi oleh tumbuhan - tumbuhan liar yang lebat. Bahu jalan yang masih lebar, dan mulai ditumbuhi tanaman - tanaman merambat. Berbeda dengan Kota Sorong yang sudah ramai, Kabupaten Raja Ampat ini masih sepi dan lebih terasa aura Papua-nya. Kami singgah di rumah makan Sederhana, yang ternyata pemiliknya orang Jawa dengan pangsa pasar wisatawan yang mau berlibur ke resort di kabupaten ini. Di kanan - kiri jalan raya terdapat tugu yang terbuat dari kayu dan memanjang menutupi jalur pejalan kaki sebagai ornamen di sepanjang jalur pedestrian.

Spoiler for Suasana Jalan Raya di Pulau Waisai:


Selepas makan siang kami menuju ke salah satu penginapan yang cukup nyaman. Penjaganya 2 orang pemuda perantau asal Buton, seperti sebagian besar penduduk sini yang merupakan perantau asal Buton, Bugis, atau Jawa. Sore hari sekitar pukul 15.00 WIT tim menuju ke lokasi proyek untuk survey awal lokasi pengambilan data. Bersama dengan sopir yang banyak membantu rekan kami sebelumnya, kami berangkat menggunakan mobil rental

Perjalanan ditempuh kurang lebih 20 menit dengan lokasi proyek yang jauh dari pemukiman,bahkan tidak ada listrik dan sinyal. Pepohonan juga jauh lebih lebat dan tumbuhan liar mulai menutupi bagian pinggir jalan raya. Jumlah rumah penduduk sangat sedikit dan berjauhan. Lokasi pengambilan data menuntut kami untuk masuk ke area hutan - hutan pesisir. Dan kembali muncul suasana khas Papua dengan ukuran pohon yang besar – besar, sangat lebat dan banyak tanaman menjalar di pinggir jalan beraspal

Spoiler for Suasana Hutan di Pesisir Pulau Waisai:


Sekitar pukul 19.00 WIT seluruh tim kembali lagi ke arah kota. Sebelum menuju ke penginapan tim menyempatkan diri terlebih dahulu menikmati kuliner khas Makassar yaitu Sop Konro. Kemudian kami kembali ke penginapan dan beristirahat

Kamis, 5 Januari 2017

Pukul 07.00 WIT seluruh anggota tim sudah bersiap – siap untuk melaksanakan tugas masing – masing. Sebelum ke lokasi kami menyempatkan diri terlebih dahulu untuk membeli peralatan yang kurang seperti aki, karena tidak lolos pada xray bandara. Kemudian kami berangkat ke lokasi dan langsung bekerja pada area yang masih berdekatan.

Bagian satu dan dua sudah berjalan dengan lancar, namun untuk bagian selanjutnya kami harus menyebrang dengan sungai menggunakan perahu kecil. Pada saat itu air masih pasang sehingga tidak bisa disebrangi dengan berjalan kaki. Ketika baru akan dimulai pekerjaan, tiba – tiba turun hujan sangat deras dalam posisi kami masih berada di tengah – tengah hutan, jadilah kami meneduh ala kadarnya. Kebetulan ada shelter alami yang dibuat oleh penduduk lokal, sebagian dari tim kami meneduh di sana. Karena tidak cukup saya memilih untuk duduk di luar dengan menggunakan jas hujan. Karena volume hujan yang sangat deras sehingga menggenangi area kami, dan saat saya hampir terkantuk – kantuk saya melihat ular melintas di depan saya.

Spoiler for Suasana Hutan di Pesisir Pulau Waisai Saat Hujan:



Hujan mulai reda sekitar pukul 14.00 WIT, namun kondisi hutan masih banyak genangan sehingga tidak memungkinkan dilakukan pekerjaan. Kami pun memutuskan untuk makan siang dulu di basecamp tim pemboran yang berada di tepi pantai. Basecamp yang sangat sederhana ini semi permanen terbuat dari kayu dengan penerangan dari genset, berfungi sebagai tempat tinggal tim pemboran selama hampir 2 bulan. Aktivitas memasak dan pekerjaan pun dilakukan disana, sedangkan untuk aktivitas kebersihan tinggal dilakukan di sekitar basecamp dengan memanfaatkan air laut yang melimpah. Bahan masakan dan keperluan lain dibeli di pusat kota minimal seminggu sekali.

Spoiler for Suasana Basecamp Tim Pemboran:


Menu makan siang hari itu adalah ikan bakar lokal hasil memancing sendiri pada malam harinya. Ukuran ikannya sangat besar, khas perairan timur Indonesia. Minumnya kami bebas membuat kopi hangat maupun teh. Selesai makan kami mencoba untuk menaiki perahu kecil dan berlayar menuju lepas pantai dalam jarak yang masih dekat

Sekitar pukul 15.00 WIT setelah selesai makan siang, tim memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan karena sudah nanggung. Untuk menuju lokasi kami memilih jalan yang lebih dekat namun tidak ada perahu untuk menyebrang, sehingga kami menybrang sendiri dengan sungai yang terisi oleh air hujan. Sesampainya di lokasi kami melakukan pekerjaan kami dan syukurnya berjalan lancar, sehingga berakhirlah kewajiban kami berada di Kabupaten Raja Ampat. Kemudian malam hari sekitar pukul 19.00 kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Jumat, 6 Januari 2017

Karena pekerjaan kami sudah selesai, pagi ini saya tidak ikut ke lapangan seperti tim lain yang masih harus menyelesaikan pekerjaan. Saya merencanakan untuk pergi ke salah satu Dive Resort yang dekat tanpa harus menggunakan kapal. Perlu diketahui bahwa harga menyewa kapal disini sangat mahal, mencapai 3-5 juta untuk satu kapal dengan kapasitas maksimal 15 orang. Sekitar pukul 09.00 WIT kami meninggalkan penginapan dengan memakai motor rental. Sebelum menuju lokasi kami bergegas mencari bensin dahulu. Sayangnya setelah berputar di dalam kota tidak ada satu pun pedagang eceran yang memiliki stok bensin. SPBU satu – satunya yang ada disini pun tutup, karena sedang tidak ada stok sejak saya datang. Ternyata memang sedang terjadi kelangkaan BBM di pulau ini, sehingga saya mengurungkan niat saya dan kembali ke hotel.

Saat di hotel ternyata tim yang lain sudah sampai disana dahulu setelah membeli beberapa peralatan dan bersiap untuk menuju ke lokasi proyek lagi. Daripada saya tidak aka kegiatan di hotel saya pun memutuskan untuk ikut. Kami melaksanakan sholat di Jumat di masjid di jalan menuju lokasi proyek. Masjid cukup penuh pada sholat Jumat, menandakan bahwa penduduk muslim sudah banyak di pulau ini. Kemudian kami makan siang di lokasi basecamp tim pemboran, dengan menu yang masih sama dan masih tetap enak. Anggota tim yang lain pun berkumpul disana untuk istirahat dan makan siang.

Selanjutnya karena kami tidak ada agenda apapun, kami diajak oleh rekan tim yang lain untuk menikmati air terjun tak jauh dari lokasi proyek yang sedang dicanangkan untuk menjadi objek wisata. Sudah ada infrastruktur yang dibangun dan mulai dikelola dengan baik. Sekitar pukul 17.00 WIT kami meninggalkan lokasi air terjun dan bergabung bersama tim yang lain untuk kembali ke penginapan.

Spoiler for Lokasi Air Terjun Wisata di Pulau Waisai:


Sabtu-Minggu, 7-8 Januari 2017

Hari ini adalah jadwal saya dan beberapa rekan yang lain untuk kembali ke Pulau Jawa karena memang tugas kami sudah selesai, sedangkan sebagian tim lain masih berada di sana untuk melaksanakan tugas. Jadwal pesawat kami baru hari Minggu, namun hari ini kami sudah harus berada di kota Sorong supaya lebih aman, sehingga siang hari kami berangkat ke Kota Sorong memakai Kapal Bahari Express. Sebelum kembali ke Kota Sorong, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Dive Resort yang kemarin gagal saya datangi. Untungnya malam sebelumnya kami berhasil menemukan pedagang eceran yang masih memiliki stok, langsung kami borong 10 liter untuk operasional 2 motor anggota tim lain. Toko yang baru saja mendapat suplai BBM tersebut langsung ramai dikunjungi sesama orang yang membutuhkan bensin.

Pukul 07.30 WIT saya dan rekan saya sudah meninggalkan penginapan untuk menuju resort yang bernama Waiwo Dive Resort. Jarak antara penginapan dan resort sekitar 30 menit perjalanan menggunakan sepeda motor. Sesampainya disana terlihat air laut yang tenang, dengan warna biru laut yang segar. Sayangnya waktu itu air sedang surut dan cahaya matahari sudah sangat terang, sehingga kenampakannya tidak seperti khas Raja Ampat yaitu hijau muda. Sepanjang jalan menuju dermaga dapat saya lihat ikan – ikan laut bergerombol yang tidak takut diberada dekat dengan orang. Tanpa pikir panjang saya langsung menceburkan diri dan snorkeling di sektiar dermaga. Di dasar masih terdapat banyak rumput laut dan terumbu karang, padahal dengan area yang masih dekat dengan garis pantai. Saya tidak bisa membayangkan betapa indahnya snorkeling di arah lepas pantai sana, namun saya belum mendapatkan kesempatan untuk kesana. Suatu hari semoga bisa kembali lagi dan menikmati snorkeling yang lebih megah dari titik saya sekarang

Spoiler for Waiwo Dive Resort:


Puas bermain air, kami kembali ke penginapan untuk kemudian check out dan menuju ke pelabuhan. Sekitar pukul 11.00 WIT kami sudah berada di kapal dan bersiap untuk berangkat. Kondisi kapal lebih ramai daripada hari keberangkatan, mungin dipenuhi wisatawan yang ingin kembali ke Jawa. Kami menaiki Kapal Bahari Express dan berangkat dari Pelabuhan Kapal Feri di Kota Waisai. Selama 2 jam perjalanan kami berada di atas kapal kemudian mendarat di pelabuhan Kota Sorong sekitar pukul 13.00 WIT. Kami berkeliling menuju rumah makan di Kota Sorong, dan lagi – lagi masakan Jawa banyak kami temui di Kota ini

Spoiler for Pelabuhan Kapal Feri Kota Sorong:


Makan malam kami mencari kuliner laut yang ada di depan hotel, dengan pedagang orang Jogja asli. Ikan laut yang disajikan tidak sebesar waktu makan siang di basecamp tim pemboran, tapi tetap saja menyegarkan. Dan kebanyakan pengunjung rumah makan ini adalah wisatawan yang berlibur di Pulau Waisai namun singga dulu di Kota Sorong. Keesokan harinya kami berangkat pukul 05.00 WIT untuk kemudian terbang ke Jakarta pukul 07.00 WIT. Kami transit dulu di bandara Pattimura Ambon selama 6 jam lebih, karena pesawat ke Jakarta baru berangkat pukul 15.00 WIT. Kami menghabiskan waktu di bandara saja karena lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota. Kemudian kami mendarat di Jakarta pukul 16.00 WIB dan kami masih harus menunggu 3 jam karena jadwal keberangkatan ke Semarang baru pukul 19.00 WIB. Memang perjalanannya jauh lebih menyusahkan dari pada pelaksanaan proyek, tapi suatu kebanggaan saya bisa menginjakkan kaki di tanah Papua sekali lagi. Semoga saya berkesempatan datang ke Raja Ampat lagi dan menyempatkan diri ke objek wisata terkenal Raja Ampat yaitu Pianemo, dan snorkeling di daerah lepas pantai Raja Ampat.


Spoiler for Bonus:
0
2.2K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan