Polisi Inggris Menduga Teroris Islam Dalang Serangan London
KAMIS, 23 MARET 2017 | 07:21 WIB
Tim medis melakukan tindakan pada seorang pria yang terluka dalam insiden penembakan di Jembatan Westminster di London, 22 Maret 2017. REUTERS/Toby Melville
TEMPO.CO, LONDON—Kepala Kepolisian London Mark Rowley mengatakan pihaknya menduga serangan yang menewaskan lima orang dan melukai 40 lainnya di dekat Gedung Parlemen di Westmenister, London, Inggris terkait teroris Islam.
“Kami menduga ini terkait teroris Islam,” kata Rowley kepada wartawan seperti dikutip Al Jazeera, Kamis 23 Maret 2017.
Rowley mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi pelaku tapi menolak untuk mengumumkannya saat ini.
Jumlah korban jiwa yang semula empat orang bertambah menjadi lima orang. Terdiri atas empat warga dan seorang penyerang.
Insiden bermula ketika sebuah mobil menabrak jalur pejalan kaki di Jembatan Westminster, menewaskan tiga orang dan melukai puluhan lainnya.
Mobil itu kemudian menabrak pagar dekat gedung parlemen, ketika seorang pria berusia sekitar 40-an keluar dari dalam mobil dan menusuk polisi di depan gedung parlemen. Keduanya tewas karena pelaku berhasil ditembak aparat.
Seorang turis yang sedang berada di lokasi, Babi Nagy, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa warga terkejut saat sebuah mobil berwarna hitam ngebut dan menabrak sejumlah orang.
“Saya melihat sejumlah orang tertabrak dan bergeletakan di jalan. Kami langsung berpikir ini serangan teror,” ujar Nagy.
Kondisi sejumlah korban disebut dalam keadaan kritis. Sementara seorang perempuan berhasil diselamatkan setelah tercebur ke Sungai Thames.
Serangan terbesar terhadap London terjadi pada Juli 2005 ketika serangkaian bom meledak di jaringan tarnsportasi publik saat jam sibuk.
Serangan bom itu menewaskan 52 orang dan melukai 700 lainnya.
AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI