7 Hal yang Sudah Jarang Dilihat dari Penjual Jamu Gendong Zaman Sekarang
TS
8057286
7 Hal yang Sudah Jarang Dilihat dari Penjual Jamu Gendong Zaman Sekarang
Quote:
Jamu merupakan minuman kesehatan tradisional Indonesia yang diramu dari berbagai paduan rempah-rempah. Seiring dengan perkembangannya, jamu memiliki banyak penggemar karena khasiatnya baik untuk kesehatan. Berikut tujuh keunikan yang selalu melekat pada jamu gendong.
Quote:
Quote:
1. Penjual jamu gendong biasanya perempuan.
Dalam sejarahnya, jamu merupakan hasil kreasi masyarakat Indonesia sejak zaman Kerajaan Mataram. Keterbatasan alat transportasi dan komunikasi membuat pelayanan kesehatan tidak sampai ke pelosok desa. Pelayanan kesehatan yang hanya berpusat di kota membuat masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kota mencari cara sendiri untuk menyembuhkan sakitnya. Praktik-praktik pengobatan di desa biasanya dilakukan oleh “orang pintar” atau dukun, yaitu dengan menggunakan ramuan (jamu).
Masyarakat yang jauh dari tempat praktik “orang pintar”, tentu saja mengalami kesulitan untuk mendapatkan jamu. Untuk itu, muncullah sistem pendistribusian yang awalnya dilakukan oleh laki-laki atas perintah “orang pintar” atau dukun. Laki-laki mendistribusikan jamu dengan memikulnya, sementara kaum perempuan mendistribusikan jamu dengan cara menggendongnya. Selanjutnya pendistribusian jamu hanya dilakukan oleh kaum perempuan karena tenaga laki-laki dianggap lebih baik untuk pekerjaan lainnya.
Quote:
2. Kain batik dan kebaya, sering dipakai penjual jamu gendong.
Kain batik dan kebaya seolah telah melekat dalam keseharian seorang penjual jamu gendong. Seperti yang biasa agan jumpai, seorang penjual jamu memakai kain batik dan kebaya dalam kesehariannya berjualan.
Quote:
3. Kain jarik gendong untuk menggendong bakul jamu.
Kain jarik gendong merupakan atribut terpenting bagi seorang penjual jamu gendong untuk menggendong dagangannya. Kain jarik gendong ini sangat kuat dan dibuat khusus untuk menggendong barang dagangan bahkan masyarakat Jawa juga menggunakannya untuk menggendong bayi.
Quote:
4. Bakul sebagai wadah botol-botol jamu.
Bakul merupakan wadah seperti mangkok yang terbuat dari anyaman bambu. Bakul biasanya digunakan sebagai tempat nasi. Bakul dalam ukuran besar digunakan oleh penjual jamu gendong sebagai tempat botol-botol jamu racikannya dalam menjajakan dagangannya kepada konsumen. Dalam sekali perjalanan dagangnya, seorang pedagang jamu gendong setidaknya bisa membawa tujuh sampai sembilan botol jamu dengan berat total sekitar 10 hingga 15 kilogram. Cukup berat bukan ?
Quote:
5. Botol jamu dan gelas.
Pedagang jamu gendong biasanya menjual jenis jamu yang popular di masyarakat seperti beras kencur, kunir asam, temulawak, pahitan, uyup-uyup, cabe puyang dan tidak ketinggalan sinom. Ketujuh jenis jamu ini, kemudian dikemas dalam botol-botol dan dijual pergelas kepada para pelanggan. Selain menjual jamu racikannya sendiri, pedagang jamu gendong juga menjual jamu kemasan yang disajikan dengan cara diseduh. Sehingga seorang penjual jamu gendong juga membawa gelas ketika menjajakan dagangannya.
Quote:
6. Termos air panas untuk menyeduh jamu kemasan.
Beberapa pedangan jamu gendong yang menyediakan jamu kemasan, juga membawa termos untuk menyimpan air panas agar tetap panas.
Quote:
7. Ember kecil dan serbet untuk mencuci gelas.
Tidak ketinggalan, ember kecil berisi air dan serbet juga dibawa seorang pedagang jamu gendong. Gelas-gelas bekas jamu yang telah digunakan akan dicuci terlebih dahulu dan dilap dengan serbet sebelum digunakan kembali. Meski terkesan seadanya, rasa jamu gendong tidak akan pernah tegantikan di hati penggemarnya.
Seiring dengan perkembangan jaman, sudah jarang agan temui penjual jamu gendong di sekitar agan. Saat ini penjual jamu gendong menjajakan dagangannya dengan sepeda maupun gerobak.