Quote:
Sering menggunakan uang elektronik? Surprise! Mulai 1 Januari 2017 setiap pengisian ulang kartu elektronik di halte Transjakarta dikenakan biaya Rp2.000. Walau demikian, biaya tidak berlaku bila isi ulang dilakukan dengan kartu debit.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan program ini dalam rangka mendorong gerakan nasional non tunai (GNNT). Karena transaksi pembayaran berbasis elektronik relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia.
Dana yang terkumpul dari setiap pengisian ulang kartu elektronik dengan uang tunai akan dialokasikan untuk kegiatan sosial yang diselenggarakan Transjakarta. Misalnya site visit untuk lansia dan anak-anak.
Selain mendorong gerakan nasional non tunai, program ini juga akan mengurangi keberadaan uang tunai di halte Transjakarta. Sehingga tercipta kondisi yang aman.
Ia juga mengungkapkan bahwa Transjakarta akan meniadakan transaksi di halte mulai pukul 22.00. Layanan akan kembali beroperasi pada pukul 05.00. Penutupan transaksi pada kurun waktu tersebut bertujuan meningkatkan aspek keamanan di halte Transjakarta. “Dengan cara melakukan penarikan seluruh uang tunai dari seluruh halte Transjakarta sebelum pukul 22.00,” terangnya di Jakarta, Selasa (27/12).
Walau situs Transjakarta telah menjelaskan mengenai alasan ini, sejumlah pengguna setia lantang mengungkapkan kekecewaannya. Dalam grup Facebook “Forum Diskusi Transaksi Jakarta”, kecaman datang mulai dari komentar yang menilai ini merupakan disinsentif sampai menganggapnya sebagai pungutan liar (pungli) gaya baru. Andreas, salah satu pengguna, berkomentar bahwa bila Transjakarta tidak siap dengan pembayaran non-tunai, lebih baik kembali saja ke pembayaran tunai.
Sumber :
https://www.kaorinusantara.or.id/new...-kena-potongan
Diribetin aja sekarang
mana jam transaksi halte dibatesin